5- Aneh

9.4K 398 17
                                    

"Pak Adit menuju kesini, ayo Je siapin baca doa." Teriak Vita kepada Jeje yang memang menjabat sebagai ketua kelas XII IPA 1

Ruang kelas Putri mendadak kembali kondusif . Beberapa siswa langsung mengurungkan niatnya untuk keluar kelas dijam pertama ini ketika melihat Pak Aditya sedang berjalan menuju kelas.

Pak Aditya yang mengisi jam pertama di kelas XII IPA 1 hari ini sudah memasuki kelas. siswa siswi langsung mengeluarkan buku bahasanya ke atas meja.

"Selamat pagi." Ucap Pak Adit setelah memasuki kelas XII IPA 1

"Pagi paaaaakkk." Jawab Siswa siswa

Lama lama kelas dua belas ipa satu kayak kelas anak TK.

Pak Adit mulai menerangkan didepan. Mereka mulai pokus karena tidak ingin tertinggal materi sedetikpun.

"Kalian Paham." Tanyanya

"Paham paaakkk."

"Putri kamu paham apa yang saya jelaskan."

Putri yang saat itu tengah pokus ke white board didepannya tersentak, ia gelagapan harus menjawab apa?

Aditya yang saat itu tengah memandang Anak muridnya yang mungkin sebentar lagi menjadi istrinya itu paham akan gelagat yang Putri Tunjukan.

"Pulang sekolah keruangan saya." Ucapnya

"Tapi_

"Tidak ada tapi tapian."

"Baik Pak." Ujarnya pasrah, ia merutuki otaknya yang seperti menolak pelajaran bahasa Mengertipun hanya selintas.

****
Sesuai perintah pak Aditya, Putri melangkahkan kakinya menuju ruangan yang terpisah dari guru guru yang lain, ruangan guru sebelumnya memang bergabungn dengan guru yang lain, namun Aditya merasa risih jika harus bergabung dengan yang lain, ia merupakan tipe orang yang tidak ingin diribetkan oleh orang lain.

Tok.tok.tok

"Masuk."

putri melangkahkan kakinya menuju ruangan yang didominasi dengan warna Cokelat.

"Duduk." Ucap Aditya datar

Ia pun melangkahkan kakinya menuju Kursi yang tersedia didalam ruangan tersebut.

Hening..

"Kamu tau kesalahan kamu apa." Tanya Adit datar

"Hah."

Terlihat Aditya menyodorkan sebuah kertas entah kertas apa itu yang Putri tau terdapat tulisan Nilai bahasa dikelasnya.

What the...

Apa apan ini kenapa nilai bahasanya merah semua. Jika saja kantong ajaib milik Doraemon beneran ada, ia ingin sekali lenyap dari hadapan guru bahasanya saat ini.

"kenapa nilainya Merah semua, tidak ada belas kasihannya sama sekali." Gumam Putri didalam hatinya.
Ia merutuki guru bahasanya itu sebelum Pak Aditya yang menggantikannya.

"Kerjaan kamu apa saja selama ini kenapa semua nilai kamu bisa merah seperti ini." Ucap Aditya menatap intens pada Putri

"Gini ya Pak. Mm tidak tau kenapa otak Putri seperti menolak materi grammer, nah disitu Putri juga bingung Pak." Jawab Putri menggebu gebu yang
"Sudahlah. Saya tidak ingin mendengar alasan kamu yang tidak masuk akal."

"Dan saya akan mengirimkan guru privat khusus bahasa untuk kamu." Ucap Aditya beranjak dari tempat duduknya

"Loh tidak bis-

"Tidak ada bantahan, atau saya sendiri yang akan datang kerumah kamu." Potong Aditya

"Tapi-

"Sekarang kamu bisa pulang." Ujar Aditya

Dengan lemas Putri beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya keluar.

Dengan terseok seok ia berjalan menyusuri koridor sekolah disusul oleh Aditya yang berjalan dibelakangnya. Pria itu tampak menatap cara jalan murid didepannya yang tampak lemas atau lebih tepatnya lamban itu dengan tatapan datar. Akan tetapi ia sangat menyayangi wanita yang tengah berjalan lamban itu, wanita yang sedari kecil sudah menjadi miliknya. Tunangannya .

Saat adit tengah fokus menatap punggung ramping murid didepannya tiba tiba seseorang memanggil bukan bukan dirinya, lebih tepatnya memanggil Putri.
Sehingga membuat ia dan Putri membalikan tubuhnya menghadap Aditya yang memang saat itu tengah dibelakang Putri.

"Dimas."

Laki laki yang dipanggil Dimas oleh Putri tampak berlari kecil.

"Put, Pulang bareng gue ya." Ujar Dimas menaik turunkan kedua halisnya .

"Mm sebenarnya gue mau-

Ping

Ucapan Putri terpotong oleh suara notifikaction handphone-nya Ia membuka touch screen itu.

From : bunda
To : Putri

Maaf ya sayang bunda nggak bisa jemput kamu, soalnya ada sedikit masalah dibutik. Kamu minta anter sama teman kamu aja ya.

Love you anak bunda:*

Lagi..gumam Putri dalam hati, lalu ia menengadahkan kepalanya sehingga berhadapan dengan Dimas dan tampak dibelakang terlihat Aditya yang masih memperhatikan kedua murid didepannya.

"Gimana Put." Tanya Dimas

"Mm iya ud-

"Kamu Pulang sama saya." Ujar Aditya yang tiba tiba berada didepannya.

"Ee tapi."

"Tidak ada tapi tapian, ayo sekarang kita Pulang." Desis Adit geram akan penolakan Putri.

Putri yang bingung akan kelakuan guru didepannya hanya bisa menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Aduh gimana ya."

"Saya tunggu diparkiran mobil." Ucap Aditya tidak menerima penolakan dan langsung melenggang pergi meninggalkan dua insan yang memandangnya dengan raut terkejut terutama Dimas yang melihat kelakuan guru barunya itu, apa apan Pak Aditya ini, mau pdkt gagal sudah keluh Dimas dalam hati.

"Ee maaf ya. Tapi Btw thanks tawarannya, Putri duluan ya Dim." Ujar Putri dan melangkahkan kakinya menuju tempat parkir.

Saat tengah diparkiran mobil ia mengedarkan pandangannya mencari mobil gurunya itu saat sebuah suara klakson mobil membuatnya memfokuskan pandangan pada mobil Perarri hitam yang nampak kinclong itu, ia melihat Aditya dibalik kemudi dengan sebuah kaca mata hitam yang membuatnya terlihat semakin tampan.

"Mau sampai kapan kamu berdiri disitu, cepat masuk."

****
Bersambung....

Waiting to next part☺

Posessive Teacher (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang