pagi ini,
aku merasa menjadi tetesan air di dedaunan
tersisa dari gerimis hujan semalam
lebih dari sekedar itu,
akulah yang mencintai bumi
juga kamu
begitu banyak orang yang pandai melukiskan pagi dengan begitu indah
namun kini,
pagi itu sendiri yang melukis wajahmu
sedangkan aku,
aku berusaha melukiskan diriku
dengan memahat dinding kokoh hatimu
supaya,
untuk melupakan aku dan menghapusku dari mu
kau harus melukai dirimu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
kamasastra
Puisitak akan kusesap bibirmu dengan gairah tapi akan kusetubuhi kau lewat aksara