BAB I "Perjalanan"

23 1 0
                                    

***

Kyushu, 2013

Hari ini sakura mekar sempurna. Aku bahagia disini karena selain melihat sakura secara langsung tentunya aku bisa bertemu ayah dan kakak. Mamah terlihat sangat merindukan mereka sampai-sampai tak mau lepas sedetikpun. Liburan kali ini ada yang berbeda. Ya, aku bersama Dito dan ini semua berkat rayuan mamah. Memang "the power of emak-emak" sih. Pagi ini Kyushu sangat hangat, suasana yang sangat menyenangkan untuk jalan-jalan. Kira-kira akan bertemu siapa ya aku disini?

"Al, mandi!", teriak kakak dari depan kamar

"Yaaaaa"

***

Pagi ini Ayah mengajak kami semua makan di salah satu restoran favoritnya. Tentu saja dengan menu khas Jepang yaitu sushi. Ahhhh. Aku sukaaaa.

"Dit, kok diem aja daritadi? Dimakan dong. Nggak suka ya?", celetuk mamah tiba-tiba.

"Eh iya loh. Daritadi kok Cuma dilihatin.", tambah kak Nares

"Suka tante. Hehehe", jawab kak Dito sembari pelan-pelan memilih menu

Aku rasa kak Dito tak begitu menyukai sushi, terlihat dari sedikit bahkan sangat sedikit menu yang dicobanya. Setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan pertama ke Tenjin area perbelanjaan terbaik di Kyushu. Kata Mamah belanjanya di awal aja biar sisanya tinggal liburan. Bagiku sama aja sih, toh sama-sama ngabisin duit hahaha. Waktu kami temu kangen keluarga cuma 5 hari karena mamah ada urusan dengan bisnisnya dan kak Dito dengan skripsinya. Hari kedua kami seperti biasa berkeliling Kyushu dan sekitarnya. Sampailah pada hari ketiga, hari yang ku tunggu.

***

"NOKONOSHIMA ISLAND PARK!!!Yuhuuuuu!!!!", aku berteriak begitu histeris

"Alfaaaa!!!! Berisik!!!", teriak mamah balik

"Mamaaahhhhh! ini nih tempat yang paling aku pengeeeeen lihat! menurut artikel yang aku baca disini ada beragam bunga khas 4 musim di Jepang. Mamah kan tahu selain suka hujan aku juga suka bunga. Karena disini aku nggak mungkin menikmati hujan karena emang nggak musim jadi ya aku nikmatin bunga aja.", ceramahku pada mamah yang masih terlihat kaget dengan teriakan awalku.

"Katrok kok gak ilang-ilang", ceplos kak Nares

"Iiihh apaan sih kak! Nyebelin!"

"Hahahha", semuanya tertawa termasuk kak Dito dan Ayah

Hari itu kami memisahkan diri, katanya ayah sama mamah mau quality time mengenang masa muda. Kak Nares kebetulan ketemu teman-temannnya yang bekerja di tempat ini. Tinggallah aku dan kak Dito.

"Kak Dito"

"Ya?"

"Gandengan yuk..."

"Hah!!!", nampak ekspresi sangat terkejut dari kak Dito

"eh anu, maksudnya ya biar kayak orang-orang gitu. Tuh, tuh yang ituh juga gandengan. Aku juga mau digandeng.", jelasku dengan muka merunduk

....

Tiba-tiba saja jemari kak Dito terselip di sela-sela jemariku. Hangat, sangat hangat dan semakin hangat. Hatiku berdebar.

"Hari ini aja ya. Hehe", tukasnya dengan senyum yang membuat keadaan semakin hangat.

"Iya", balasku dengan sangat bahagia

Hariku indah, sampai tiba-tiba.

***

"Dito?", ucap seseorang yang sepertinya aku sangat mengenal suara ini.

"Kynan!"

"Elo disini? Gila bisa pas banget!", tambah sosok itu dan langsung merangkul kak Dito sampai genggamanku terlepas.

"Iya! Lu apa kabar Nan? Kangen banget gua sama elu."

"Baik banget lah. Lu gimana?"

"Baik Alhamdulillah, oiya kenalin nih Alfa.", balas kak Dito sambil menggeser sedikit badannya yang menutupiku.

Pria itu tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Kynan"

"Alfa"

***

"Alfa mau pesen apa?", tanya kak Dito

"Hot ..."

"Hot green tea nggak manis tapi masih pakai gula dikiit aja.", celetuk Kynan dengan pandangan bersamaan dariku dan kak Dito

"Kenapa? Sama? Kebetulan aja kali. Haha", tambahnya

"Alfa juga?", Tanya kak Dito lagi diikuti anggukanku

Tempat ini ramai tapi kenapa terasa sunyi, tempat ini seharusnya menyenangkan tapi kenapa hatiku kesal? Harusnya hari ini aku bahagia, harusnya hari ini aku menghabiskan waktu bersama keluargaku dan ka Dito dengan hati senang. Kenapa hatiku menangis? Kenapa rasanya sangat aneh?

"Aku ke toilet dulu ya", pamit Kynan

"Oh iya bro!"

"Alfa, kamu kenapa? Kok diem aja daritadi?", tanya kak Dito tiba-tiba

"Nggak papa"

"Jangan bohong, kamu kenal Kynan?"

"Nggak lah ketemu aja barusan kenalpun juga barusan dari kakak"

"Kirain"

"Karena samaan selera minumnya?"

"Iya hahaha"

"Hmmm"

"Senyum dong hiiiiii", ucap kak Dito sambil mengusap rambutku

"Hiiiiiii"

Hampir satu jam kami duduk di Coffe Shop itu, HPku berdering mamah menelfon meminta kami segera kembali berkumpul. Aku lega mamah segera menelfon. Kami bergegas mencari Mamah, ayah dan kak Nares. Aku masih melamun, entahlah. Kurasa ini bukanlah hari yang aku inginkan. Sesampainya kami di mobil aku memeluk mamah.

"Loh anak wedok kok tumben ngamplok mamah, ngopo nduk?"

"Mah ayo pulang rumah"

"Hee? Kan liburannya belum selesai Al", sahut ayah sambil menyetir

"Alfa pengen pulang"

"Kok tumben"

Kak Dito dan kak Nares hanya bingung melihat tingkahku yang terlihat sangat berbeda hari itu. Aku kenapa? Entahlah, aku saja tak tahu. Hari itu rasanya lukaku kembali terbuka. Aku ingin pulang,hanya ingin pulang itu saja. Aku rindu Indonesia, aku rindu Jogja, aku rindu rumahku.

Benar saja, hari keempat dan kelima aku memilih tinggal di apartemen ayah. Aku tidak mau keluar, tidak mau. Berbagai upaya mamah, kak Nares dan kak Dito membujuk untuk ikut jalan-jalan terasa percuma. Aku bosan dengan dunia luar. Lebih baik hibernasi saja pikirku. Sampai tibalah hari dimana kami harus pulang, aku lega akhirnya kembali ke Indonesia. Hari itu rasanya sedikit haru karena harus berpisah lagi dengan ayah dan kak Nares. kami harus kembali menjadi wanita tangguh berdua di kota Gudeg. Baiklah! Aku siap pulaangg! Indonesia aku datang!

R[A]INTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang