4. Happy Now

543 67 4
                                    


----------o0o----------

Kau berada di dunia yang jauh

Suatu tempat di keramaian

Di dalam tempat yang asing


Apa kau bahagia sekarang?

----------o0o----------













-----o0o-----

Di festival musim panas tahun ini, aku bertemu dengannya.

Diantara ratusan manusia, aku menemukannya sedang tertawa bersama dengan seseorang. Penggantiku. Aku tidak takut ia akan menemukanku sedang menatapnya dengan tersenyum, jadi aku menikmati setiap detiknya.

Tak seperti beberapa bulan lalu ketika aku masih menemukannya menangis dalam tidurnya, sekarang ia lebih terlihat hidup. Volume pipinya telah kembali, semunya juga telah cerah. Sorot matanya tak lagi mendung. Aku ikut senang karenanya.


Tapi, aku tetap merasakan iri karena sentuhannya pada pemuda lain. Ketika mataku menemukannya sedang menggandeng lengan orang lain, aku menelusuri lenganku, mencari ingatan tentang sentuhannya. Sayangnya, aku hanya merasakan hampa.

Tidak. Aku tidak menyesal. Hanya rindu.


Ia mendekat, dan aku menutup mataku ketika mendengarnya tertawa. Semua kenangan tentangnya mendadak membuncah, memelukku sampai sesak hingga aku tak tahan untuk menangis.

Setelah membuka mata, aku melihat punggungnya menjauh. Jika aku bisa sekali lagi memeluknya, aku pasti tak akan melewatkan kesempatan itu. Sayang saja ia sudah bukan milikku.


---o0o---


Genggaman Mingyu padaku mengendur, seiring dengannya yang membukakan pintu mobil untukku. Aku masih tersenyum ketika masuk kedalam mobil, dan ketika ia ijin untuk ke kamar mandi sebentar. Tapi setelahnya, dadaku yang sesak tak lagi bisa menahan semuanya.

Mungkin ia kira aku tak melihatnya. Tapi aku dengan jelas melihatnya diantara keramaian. Diatara sesaknya lautan manusia, sorot matanya masih mendamba seperti pertama kali bertemu di tempat sama, bertahun yang lalu.


Jika saja aku bisa, sekali lagi memeluknya, aku pasti tidak akan melewatkan kesempatan itu. Sayang, dia bukan lagi milikku.


"Jeonghan? Kau kenapa?"

Tanpa kusadari Mingyu telah kembali dan melihatku menangis. Padahal, aku telah berjanji untuk tidak lagi teringat padanya. Tapi segala hal tentang festival musim panas adalah kenangan indah bersamanya. Apalagi tadi ia disana.

"Maafkan aku, tidak seharusnya kita kemari."

Tidak. Ini adalah salahku yang tidak bisa berhenti memikirkannya. Salahku yang tidak bisa berhenti mencintainya meski sekarang ia bukan lagi milikku. Salahku, karena belum rela Tuhan mengambilnya dariku.

Aku memeluk Mingyu karena merasa bersalah sekaligus takut ia kecewa padaku. Setelah seseorang bernama cinta pertama itu pergi, hanya Mingyu orang yang berusaha keras mengeluarkanku dari lubang kesedihan. Jika aku membuatnya kecewa, dengan terus menerus bersedih, aku takut ia akan menyerah dan meninggalkanku juga.

Tapi... aku merindukannya.


"Aku tahu, Han. Tidak apa-apa, menangislah."


-----o0o-----












Hai, aku merindukanmu...





Hai, aku juga...












-----------o0o----------

Tidak ada hal yang ingin dikatakan?

Jadi aku menutup mulutku

Jadi kau takkan memberitahuku, sayang?

Apa kau bahagia sekarang?

----------o0o----------

ONESHOOT [📖]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang