Bintang Menyatu

21 8 0
                                    

Kulihat cahaya bintang
Menerangi  mimpi - mimpiku
Kumohon jangan pergi bintang
Bersama wujudkan mimpi
Untuk esok yang lebih baik

    Matahari terik menyengat sekujur tubuh, suara - suara klakson kendaraan yang berbunyi beriringan tak membuat orang  berhenti untuk melanjutkan perjalanan mereka meski keadaan begitu panas. Banyak sekali jalur yang ditutup karena sedang perbaikan jalan sehingga penjaga lalu lintas sangat disibukkandengan jalanan yang begitu macet . Di seberang sekolah, ada sebuah restoran yang tampak begitu sepi. Di dalamnya ada seorang lelaki dengan  ransel hitam kesayangannya yang ditempel sebuah bros dengan tulisan,

“ Aku sangat tidak ingin berada disini”

Sambil ditemani seorang wanita berpakaian merah putih seperti baju 17 Agustus. Mereka sedang melihat jalanan yang dipenuhi oleh kendaraan sambil menyantap makanannya.

    Ya, lelaki itu siapa lagi kalau bukan aku. Di dunia luar sana tampak begitu panas, udaranya dipenuhi oleh gas beracun, orang – orang yang sedang marah melihat jalanan yang kunjung tak lancar membuat hawa menjadi semakin panas. Untungnya hal itu tidak kurasakan  hal itu di dalam sini. Suasananya begitu tenang  membuatku sungguh merasa nyaman seperti tidur di kasur empuk. Sebuah mesin yang mampu mengolah udara panas mengubahnya menjadi  kutub utara dalam sekejap menghilangkan panas di sekujur tubuhku yang baru saja datang dari luar. Makanan hangat yang menggoda lidah ditambah lagi ada wifi gratis membuatku menjadi ingin berlama – lama disini. Tempat ini bagaikan surga, andai saja saat ini aku bawa bantal dan selimut aku  bisa saja tertidur disini. Aku berada disini jika ada waktu luang  menyongsong hari liburan. Bahkan, semua karyawan di restoran ini sampai – sampai  semuanya mengenaliku. Salah satunya yaitu  Wati, orang yang duduk dihadapanku. Dia orang yang sangat ramah dan juga baik . Jika aku beruntung, dia menemaniku sambil memberi sebuah makanan atau minuman gratis sambil menemaniku makan. Kami sangat suka berbagi cerita berbagai kisah kehidupan kehidupan. Tapi entah kenapa, aku merasakan adanya perasaan malu karena  merasa ditemani oleh seorang yang usianya terlihatlebih tua dibandingkan denganku. Apalagi orang - orang seringkali salah kaprah mengira bahwa aku adalah seorang yang masih memasuki pendidikan menengah. Perasaanku merasa sungguh tidak senang begitu mendengar  omongan banyak orang yang seringkali menganggap mukaku terlihat masih kekanakan atau  juga yang mengatakan tubuhku tidak tampak untuk disebut seorang mahasiswa apalagi kalau aku ini laki – laki.Tapi dia sangat berbeda, Dia ingin aku aku menjadi seseorang yang selalu semangat dalam menjalani hidup tanpa menyerah dan selalu berusaha menggapai apa yang diinginkan dengan berjuang keras.

“Aku tidak lulus di tes perguruan tinggi negeri, sedangkan biaya spp untuk swasta begitu mahal dan Keluargaku tak ada uang sehingga aku pun harus mencari nafkah sendiri agar aku bisa kuliah dan memenuhi kebutuhanku “

Cerita sedih itu menyentuh di hatiku, nasibnya begitu malang tidak membuatnya sedih tetapi justru membuatnya tetap berusaha demi  mencapai impian masa depan. Rasanya ingin sekali kubantu andai saja  aku  orang yang  kaya raya. Sungguh aku  merasa lebih beruntung,  mempunyai kedua orang tua yang  mampu membayar semua anggaran kehidupanku sampai bahkan hingga  memasuki usia dewasa. Perbuatan yang bisa kubalas dari semua kebaikan hanya bisa memperluas wawasanku dan memperdalam bakatku yang terpendam demi  masa depan yang berada di sebuah genggaman tangan . Perjuangan hidup yang begitu sulit,  beribu - ribu beban yang harus kita hadapi. Hidup seperti mendaki puncak gunung, untuk menggampainya ada banyak hambatan dan tantangan untuk menuju ke sana dan akan terasa indah ketika sudah berhasil menggapainya. Namun setiap orang memilki cara yang berbeda untuk menempuhnya, ada yang dengan mendaki gunung itu, mereka adalah orang yang memang berupaya keras untuk menempuhnya dengan kekuatan tenaga mereka sendiri. Tapi ada juga yang curang seperti menyewa sebuah helikopter agar langsung mencapai puncaknya, orang seperti itu adalah orang yang tidak ingin merasakan betapa sulitnya perjuangan menjadi orang sukses.  Ingin sekali aku mengetahui kisah Wati yang lebih mendalam, tapi sayangnya itu tak bisa diteruskan. Bukan karena ia takut membocorkan kisah keluarganya, melainkan karenasuasana restoran begitu berisik, yang dipenuhi segerombolan pendatang baru. Aku yang tak tahan dengan kegaduhan ini, memutuskan untuk keluar dari ruangan dan kembali menuju zona nyaman.
Sebelum meninggalkan Wati,

Let Them GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang