Didalam hati ada cinta
Cinta tak pandang apapun
Tapi sulit bersatu
Cinta butuh waktu
Suatu saat ia akan datangDari awan – awan di atas yang begitu gelap turunlah ribuan rintikan air ke bumi, para tumbuhan basah terkena cipratan air yang baru saja meluncur dari angkasa. Suasana yang masih begitu sunyi membuatku merasa bosan berada disebuah gedung besar tanpa ada seorang yang berada di sekitarku. Namun sesuatu yang hangat setidaknya bisa menjadi solusi yang terbaik untuk keadaanku saat ini. Kunikmatilah sebuah makanan dengan secangkir kopi hangat di sebuah restoran sambil meratapi awan hujan yang menutupi matahari ingin menyapa kami di bumi. Kedua kakiku berjalan mengitari dalam gedung melihat sekitar toko yang masih banyak yang tutup. Hingga aku sampai di suatu tempat dimana didalam ruangan itu terdapat dipenuhi lantai es yang sangat licin. Tak ada yang mengangguku tidur di tempat menonton para ice skater. Di lapangan ice skate itu, tampaklah seorang wanita cantik yang sedang menari sendirian disana. Tariannya sungguh indah dan anggun seperti balet. Berkali – kali ia berputar di lantai es itu tanpa terjatuh menampakkan dirinya sudah terbiasa di lantai es yang begitu licin itu. Wajahnya yang begitu bersih dan mulus membuatku betah berlama – lama disini. Warna rambut coklat dan kilauannya begitu enak dipandang sepanjang waktu. Sungguh begitu menawan sampai membuat awal hariku yang gelap berubah menjadi terang dalam sekejap.
Begitu ia selesai, matanya menatapiku baik – baik. Disitulah aku mulai merasa penasaran dengannya, tapi wajahnya tak menampakkan dirinya ingin berpapasan denganku saat ini. Lalu hatiku berkata,
“ Apa dia menganggapku orang aneh yang hanya duduk melihat di sebuah lapangan es itu ? “
Tak lama itu dia mulai berbicara dengan lemah lembut denganku,
“ Permisi, kau menutupi tasku di belakangmu. Bisakah kau ambilkan untukku ?“
“ Oh, tentu saja. Ini tasmu “
Setelah perbincangan singkat itu, ia pergi keluar meninggalkanku sendirian. Tubuhku terasa melayang meski hanya melakukan pembicaraan yang singkat.Aku kembali menuju lantai dasar, dimana aku ingin keluar dari gedung. Tetapi ada sesuatu yang memanggilku dari arah berlawanan, lalu kutoleh ke berbagai arah, tapi tak ada seorangpun kulihat dengan kedua bola mataku ini. Mungkin itu hanya perasaanku, ketika aku kembali suara itu terdengar lagi untuk kedua kalinya. Hatiku menjadi kesal seperti dijahili oleh seseorang. Begitu aku berlari dan berteriak, ada seseorang dan dia adalah Pricillia yang berada di tengah panggung. Kuurungkan niatku untuk pulang, lalu duduk disamping dengan Pricillia,
“ Kau ke sini sendirian ya, La ? “ Tanyaku
“ Nggak kok, aku ke sini sama temen. Dia baru saja selesai dari bermain ice skating “ Balas Pricillia
Orang itu terdengar sangat tidak asing bagiku . Terpikirlah diriku mengingat gadis tadi yang kulihat menari sendirian di ice skating. Jika dugaanku benar, maka ini bisa menjadi kesempatan terbaikku untuk mengenalnya lebih dekat. Tak lama dari itu, datanglah gadis ice skate tadi datang menuju arah kami yang sedang duduk di atas panggung, ternyata memang dialah teman Pricillia. Tubuhku bergerak sendiri seperti orang gila menari di atas panggung. Pricillia tertawa geli karena melihatku tersenyum dan tertawa sendiri di tengah panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Them Go
General FictionSeorang lelaki terjebak di kerumunan banyak orang. Dirinya telah ditutupi oleh kesepian dan kegelapan tanpa ada seorang pun yang menemaninya. Namun, ada seseorang yang memberinya cahaya yang mampu membuka pikiran dan hatinya. Lelaki itu mengikutinya...