PART 2: UPACARA PEMBUKAAN

102 5 0
                                    

Makasih buat kalian yg dah masukin crita fantasi dadakan ini ke list reading kalian..

Gw bakal lbh makasih lg kalo kalian kasih vote ma komennya juga..

Kalo bnyk yg vote..pasti gw rutin update deh...

Author pov*

"Ini kamarmu, semua barang-barangmu sudah ada disini" beritahu pria muda yang berpakaian ala prajurit inggris zaman dulu.

"Oh ya..satu lagi kau akan bertemu dengan teman sekamarmu nanti. Dan bersiap-siaplah untuk upacara pembukaan tiga jam lagi" beritahunya lagi.

"Aku rasa penjelasannya sudah cukup. Aku permisi dulu" pamit sir John yang telah mengantar Tasya ke kamar asrama atas perintah nyonya Sarah tadi.

Tasya terpaku di tempatnya begitu sir Jhon melewatinya.

"Huh...cobalah untuk santai nona. Hanya karena kakiku tak menapaki lantai bukan berarti aku menyeramkan. Lagipula kau bisa mati muda jika terus menunjukkan wajah takutmu itu" beritahu sir John sambil berlalu pergi ketika melihat ekspresi tegang juga ketakutan di wajah Tasya.

Tubuh Tasya langsung meluruh lemas kelantai. Dengan jantung yang seperti sedang lari 100 meter, ia menyandarkan tubuh lemasnya dipintu kamar.

Demi tuhan, ia baru saja bertemu dengan yang namanya hantu sungguhan..

Iya..sir john yang baru saja mengantarkannya ke kamar asramanya adalah sosok hantu prajurit yang tinggal di kastil tua ini.

Dengan tubuh yang masih setengah lemas, Tasya memasuki kamarnya. Ia menemukan koper yang biasa dipakainya berpergian sudah tergeletak di samping ranjang tingkat 2 yang menghadap ke jendela luar.

Di atas ranjang itu juga tergeletak satu stel pakaian berwarna merah mirip seragam sekolah. Seragam sekolah itu terdiri dari atasan blus putih tangan panjang dengan aksen pita kerut di bagian lehernya. Bagian bawahnya adalah rok lipat sebatas lutut. Jubah merah panjang dan topi dengan pinggiran lebar berwarna merah juga. Di lengkapi juga dengan sepatu boot panjang yang untungnya berwarna hitam kali ini.

Tasya mengamati isi kamar asramanya yang terlihat lebih modern baginya. Ada 2 ranjang bertingkat yang bisa diisi 4 orang. Itu artinya ia akan memiliki 3 teman sekamar yang tak dikenalnya.

***********
Tasya pov*

Aku berdiri takjub di antara kerumunan orang-orang yang berseragam merah sama sepertiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berdiri takjub di antara kerumunan orang-orang yang berseragam merah sama sepertiku.

Ada ratusan murid berseragam sama berkumpul dalam satu ruangan yang seperti aula ini. Aula ini memiliki gaya klasik eropa khas zaman dulu. Di tengah-tengah langit ruangan terdapat tiga lampu gantung besar yang terlihat indah.

Aku terus memperhatikan sekitar berharap ada seseorang yang ku kenal di sini tapi sayangnya tak ada.

Jujur saja saat ini aku masih bingung dengan apa yang terjadi. Katakanlah aku masih belum mempercayai semua yang ku lihat disini benar-benar nyata. Dan itu semua membuat kepalaku pusing.

"ekhemm.....perhatian semuanya" terdengar suara seseorang mengelegar keras dari arah depan aula.

Aku mengalihkan pandangan ke arah depan aula dimana podium berada. Tampak seorang laki-laki paruh baya yang tak asing lagi bagiku.Ya, dia adalah mr. Theo yang telah membawaku ke kastil tua ini.

Mendengar seruan dari mr.theo, ruangan yang tadi ribut menjadi tenang.

"Terima kasih. Perkenalkan kepala sekolah Magilianville..!" tunjuk mr.theo ke arah sosok laki-laki tua di belakangnya yang mulai berjalan menghampiri podium.

Di depan aula berdiri seorang pria tua dengan rambut panjang lurus yang warnanya sudah memutih semua. Permukaan wajahnya yang dipenuhi kerutan itu bersih dari jenggot ataupun bulu lainnya.

Pria tua itu berdiri di atas podium dengan pakaian dan jubah serba putihnya. Pandangannya menyapu seluruh orang yang hadir di ruangan ini hingga pandangannya terhenti padaku.

Aku menoleh ke kanan dan kiri, mungkin saja pandangan itu bukan diarahkan padaku tapi saat aku kembali melirik kedepan. Pria tua itu belum melepaskan pandangannya ke arahku.

"Duh...tu kakek-kakek kenapa ngelihatin aku terus sih" rutukku mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Ekhem...perkenalkan saya adalah prof. Giorgio Russel, kepala sekolah Magilianville" ujar prof. Gio memperkenalkan diri.

"Saya ucapkan selamat datang kepada kalian semua yang terpilih menjadi murid Magilianville school melalui seleksi yang telah kami adakan tanpa kalian sadari tentunya" jeda prof. Gio.

"Mulai sekarang kalian resmi menjadi murid magilianville dan mereka semua yang berdiri di belakang saya akan mengajari kalian tentang ilmu sihir" ucap prof. Gio sambil menunjukkan deretan orang-orang yang berdiri dibelakangnya.

"Dan saya harap kalian semua bisa beradaptasi dengan lingkungan sihir disini. Tak ada yang diizinkan pulang sebelum libur semester tiba. Jadi, buatlah diri kalian senyaman mungkin di sini" jelas prof. Gio.

Usai menjelaskan semuanya, pria tua itu menatapku kembali dengan senyum misterius yang membuatku bingung.

"Ya tuhan, tempat macam apa yang sudah kudatangi ini ?!" keluhku dalam hati.

Tbc...

Jgn lupa vomentnya ya..
See you next chapter...

Magical DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang