PART 6: MENYELINAP #2

65 3 0
                                        

Holla...
Met baca  semuanya...

Author pov*

Tasya melirik bangunan kastil tua yang merupakan sekolahnya.  Pada saat malam hari kastil itu terlihat mengerikan seperti kastil-kastil tua milik para drakula yang sering ia lihat di film-film horror.

Tasya dan Karen berjalan cepat dan hati-hati. Sesekali mereka memperhatikan keadaan sekitar lorong memastikan tak ada yang mengikuti. Keadaan lorong yang sepi membuat Tasya takut kalau saja ada hantu yang muncul tiba-tiba di depan mereka.

Tasya sangat takut dengan yang namanya hantu. Mahluk tak kasat mata itu selalu membuat jantungnya senam dadakan.

Ia teringat bagaimana takutnya dirinya saat itu mengetahui yang mengantar ke kamar asramanya adalah seorang hantu.  Hampir saja ia pingsan saat itu, dan tubuhnya lemas ketakutan.

Tasya menggelengkan kepalanya perlahan mencoba menenangkan diri dengan tidak berpikiran parno.  Lagi pula ia tak sendirian, ada Karen bersamanya.

Tasya menatap Karen yang tiba-tiba saja berhenti dan hampir saja ia menubruk punggung gadis itu.

"kenapa berhenti ?" tanya Tasya penasaran.

"sudah sampai". Jawab Karen singkat.

Tasya mengalihkan pandangannya ke arah pintu besar yang diatasnya bertuliskan ruang data. 

Kemudian Karen berlutut didepan pintu tersebut, tepatnya di bagian lubang kuncinya.  Ia mengangkat tangan kananya dan sesuatu keluar dari sana.  Sebuah sulur tanaman muncul dari telapak tangan Karen dan masuk ke lubang kunci tesebut.  Tak lama kemudian terdengar suara klik tanda kuncinya telah terbuka.

Tasya yang menyaksikan hal yang tak pernah dilihatnya merasa terkejut.

"ba.. Bagaimana bisa kau melakukannya ?" tanya Tasya terkejut.

Karen bangun dari posisi berlututnya dan sulur yang keluar dari telapak tangannya perlahan menghilang.

"bakat dari lahir" jawab Karen singkat yang kemudian langsung membuka pintu dihadapannya.

Mereka berdua masuk ke dalam ruangan tersebut.  Di dalam ruangan itu minim cahaya,  ada beberapa bola api berwarna berwarna biru yang melayang di atas kepala mereka. Terlihat ada ribuan deretan rak berisi bola kristal dan buku. 

"apa kau yakin kita tidak salah masuk ruangan,  Ren ?" tanya Tasya tak yakin setelah melihat isi ruangannya tak seperti ruangan arsip pada umumnya.

"semua data guru dan siswa diarsipkan dan disimpan di sini" jawab Karen sambil mengeluarkan senter kecil di sakunya untuk  melihat isi dalam rak tersebut satu persatu.

"bola kristal ini adalah memorian cristal,  benda ini menyimpan ingatan semua siswa dan guru yang berada di magilianville" jelas Karen sambil menunjukkan bola kristal berwarna putih berkabut tersebut.

"dan buku-buku yang kau lihat itu adalah magical diary,  benda itu berfungsi sebagai jurnal harian para penyihir dan sebagai buku mantra juga" jelas Karen saat Tasya mengalihkan pandanganku ke arah deretan rak berisi buku-buku.

Tasya memperhatikan isi dalam ruangan tersebut dengan seksama. Ruangan besar itu memiliki dua bagian tanpa sekat. Sebelah kanan Tasya berdiri ratusan deretan rak berisi bola kristal, sebelah kanannya berdiri ratusan rak berisi buku-buku.  Tapi anehnya rak disebelah kirinya tak terisi banyak buku seperti yang disebelah kanannya.
"magical diary akan disimpan di rak itu jika sang pemilik sudah meninggal" jelas Karen yang menyadari kebingungan Tasya.

Magical DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang