Hi semuaaaaanyaaaa...
Lama gak update nih author...
Banyak gak yang nungguin updatenya nih cerita ya...(berharap bgt..)Langsung baca aja ya..
Tasya pov*
Aku mengaduk-ngaduk puding stroberi yang menjadi makanan penutup di jam makan siang kami tanpa minat.
Awalnya, ku kira Cia akan mengajak makan siang di kantin dan ternyata aku salah.
Sekolah ini tak memiliki kantin sama sekali. Semua murid mendapat jamuan makan siang dan makan malam di ruang makan besar yang telah disiapkan oleh pihak sekolah. Dan menu makan mereka sekelas restoran mahal disini.
Aku sampai ternganga tak percaya mendapatkan menu makan siang tak biasa seperti ini. Bagaimana menu makan malam nanti ya ??..
"Hei...are you okay, Sya ?" tanya Cia khawatir.
"Ah..iya..gak apa-apa kok.." ujarku mencoba santai.
"Kalo kamu baik-baik aja, trus napa tu puding cuman diaduk-aduk doang bukannya dimakan sih" ujar Cia gemas.
"Eh...masa sih...gak kok...nih q makan pudingnya.." ucapku sambil menyendokkan puding kemulut dengan terpaksa.
"Mungkin Tasya gak suka puding stroberi, Cia ?" ujar Elena yang duduk berhadapan dengan Cia.
"Huh...kalo gak suka...kenapa diambil coba ?!" balas Cia.
"Kamu pasti masih kepikiran soal omongannya miss Elora tadi kan ?" tebak Cia tepat sasaran.
Aku terdiam mendengar tebakan Cia yang tepat sasaran. Memang benar yang dikatakannya, sampai sekarang aku masih memikirkan perkataan miss Elora yang menurutku aneh dan tak terduga itu.
Flashback on*
"Tasyania Prilio...wajahmu terlihat tidak asing bagiku..." ucap miss Elora setelah aku maju memperkenalkan diriku di depan kelas.
"Hah...itu tidak mungkin miss, ini pertama kalinya kita bertemu kok" sanggahku heran.
Miss Elora mengamatiku dari dekat dan itu membuatku risih.
Puas mengamati, miss Elora tersenyum miring seolah ia baru saja menyadari sesuatu.
"Kita memang tidak pernah bertemu sebelumnya tapi wajahmu mengingatkanku pada seseorang yang sangat kukenal" ucap miss Elora yakin.
"Hah...benarkah...si..siapa ?" tanyaku terkejut.
"Kau benar-benar ingin tahu siapa orang itu ?" tanya Miss Elora dengan menaikkan sebelah alisnya.
Karena penasaran akupun mengangguk iya.
Miss Elora kemudian mendekatkan mulutnya ke telingaku dan membisikkan sesuatu.
"Orang itu adalah....Ra.Ha.Si.A..." bisik miss Elora sambil menahan tawanya.
Aku langsung menoleh kepadanya memberikan pandangan tak suka.
Astaga, aku baru saja dikerjainya. Sialan..
Bisa kulihat ia berusaha menahan tawanya dengan menaruh tangan dimulut.
"Ekhem...kau boleh duduk kembali Tasya" perintah miss Elora.
Aku menghentakkan kakiku kesal dan kembali ketempat duduk. Tak kupedulikan pandangan heran siswa lain yang melihat kekesalanku saat ini.
"Bahkan ekspresi ngambeknyapun sama denganmu. Tak kusangka akan bertemu dengan anak kalian disini" gumam miss Elora dalam hati.
Miss Elora terus memandang geli melihat sikap ngambeknya Tasya.
Flashback off*
"Akh...menyebalkan..." kesalku begitu teringat kejadian tadi.
"Sudahlah, gak usah diambil hati gitulah. Miss Elora cuma bercanda kok, Sya" hibur Elena.
"Bener tuh, gak usah dipikirin bangetlah, Sya" hibur Cia juga.
"Tapi kan aku dah terlanjur dibuat penasaran nih" ujarku nelangsa.
Tak perduli miss Elora bercanda atau tidak tapi aku sudah terlanjur penasaran sekarang. Radar kepoku yang sempat mati sejak tiba di magianville kini aktif lagi.
Entah kenapa aku merasa perkataan miss Elora tadi serius dan itu membuatku penasaran jadinya.
"Kau bisa mencari tahunya sendiri jika penasaran" celetuk seseorang disebelah Elena yang sejak tadi diam.
Yang baru saja bicara tadi itu adalah karen. Ini pertama kalinya ia bicara tanpa ditanya lebih dulu.
"Hah..maksudmu ?" tanyaku yang merasa gagal paham.
"Jika miss Elora tak memberi tahumu, maka kau harus mencari tahunya sendiri. Dengan begitu kau akan tahu dia sedang bercanda atau serius dengan perkataannya tadi" jelas Karen panjang lebar.
Aku dan Cia menganga mendengar penjelasan Karen. Bukan karena penjelasannya tapi karena ini pertama kali sejak berkenalan Karen bicara sebanyak ini.
Oke..predikat sebagai gadis yang irit bicara kini mulai luntur dari diri Karen.
Elena yang duduk di sebelah Karen hanya tersenyum mendengar penjelasan temannya yang pendiam itu.
"Iya sih...tapi caranya gimana ?" ujarku bingung.
"Aku bisa membantumu" ujar Karen kali ini dengan senyum misteriusnya.
Kali ini kami semua syok mendengarnya.
Oke, predikat gadis cuek mulai luntur dari diri Karen.
"No, Karen. Kau tak boleh melakukannya" cegah Elena yang mulai bisa membaca rencana apa yang akan di gunakan Karen untuk membantu Tasya.
"Bukan kau yang berhak memutuskannya Elena tapi Tasyalah orangnya" ujar Karen tak suka Elena melarangnya.
"So, bagaimana ?" tanya Karen padaku.
Karena rasa penasaran yang tinggi akupun mengangguk mengiyakan bantuan dari Karen.
Bisa kulihat Karen menyeringai senang seolah baru saja mendapatkan buruannya.
Melihat seringai Karen entah kenapa aku merasakan perasaan tak enak. Semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi karena aku menerima bantuan sigadis misterius ini.
Tbc...
Aku tuh seneng bgt cerita fantasi abal2an ku makin naik peringkatnya..
Seneng juga pas tahu banyak yang masukin cerita ni kereading list kalian masing2...
Tp gw sedih nih...
Votenya masih dikit bgt...
Gw bakal mkn semangat nulis kalo kalian kasih vote/bintangnya yang banyak ya...
Sankyu....See you next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Diary
Fantastikapa kalian percaya sihir itu benar-benar ada di dunia ini ?? seperti cerita film dalam harry potter kesukaanku, aku percaya sihir itu ada. di suatu tempat sihir berkumpul di sana. tempat yang jarang di datangi manusia biasa. sebuah tempat yang tak b...