"Kau benar-benar akan datang, Eonni?"
Bae Yoobin yang saat itu sedang mematut diri di depan cermin mengalihkan perhatiannya. Mengikuti asal suara yang tadi bertanya padanya dan menemukan Choi Arin tengah berdiri di depan pintu kamar mereka.
"Tentu," ia menjawab dengan senyum. Lalu kembali mematut diri di kaca. Berusaha memastikan penampilannya rapi malam itu. "Tak ada alasan bagiku untuk tak datang," lanjutnya.
"Tapi--"
"Sudah sepantasnya aku memberinya ucapan selamat di hari spesialnya."
Choi Arin terdiam. Dari depan pintu, ia berjalan mendekati Yoobin, berdiri di sampingnya. "Kau yakin akan baik-baik saja?"
Yoobin mengangguk. Sejurus kemudian, memandangi satu bingkai foto di meja riasnya sejenak sebelum menutupnya cepat. Mata itu berganti melirik Arin, memastikan ia tak melihat apa isi bingkai foto itu.
"Bagaimana dengan Jeon Wonwoo sunbaenim? Dia sudah datang?"
Arin memutar bola matanya. Yoobin sudah jelas sekali menghindari percakapan tentang ini sekarang. "Eonnie!"
"Hyojung Eonnie sudah berangkat lebih dulu bersama Kim Mingyu, ya?" Yoobin masih mencoba mengganti topik pembicaraan. "Aigoo, kenapa Kim Mingyu tak bisa bersikap sebaik kekasihmu itu? Kudengar ia bahkan melarang Jiho menumpang mobilnya."
Oke, Arin sudah menyerah dan ia pun memutuskan untuk mengikuti topik yang kakak satu grupnya itu suguhkan.
"Wonwoo oppa bilang dia akan sampai sebentar lagi dan soal Jiho eonnie, Wonwoo oppa bisa membawanya ikut di mobilnya."
"Kau benar-benar beruntung sekali mendapatkan lelaki seperti Wonwoo sunbaenim," kali ini Yoobin memutar-mutar badannya di depan kaca. "Dia tampan, tak banyak bicara, baik, dan seorang rapper. Swag."
"Yaaah, bagiku yang terpenting adalah ia bisa menerimaku apa adanya," kata Arin. "Kepribadian dan swag-nya yang seperti itu hanya bonus."
Yoobin menghentikan gerakannya. Pikirannya bernostalgia pada kejadian saat ia dan orang itu masih berpacaran dulu. Selalu menghabiskan waktu berdua seperti yang Wonwoo dan Arin lakukan. Senyumnya, suaranya, jemari yang lihai memainkan gitar...
Ah, Bae Yoobin tak bisa memungkiri kalau sampai saat ini ia masih merindukan itu semua walau lelaki itu--
"Arin-ah! Wonwoo hyungnim sudah ada disini!"
Seruan Kim Jiho yang berasal dari ruang tamu dorm membuat Arin dan Yoobin dengan refleks menolehkan kepala mereka pada sumber suara. Kembali mematut diri di cermin, sebelum berjalan menuju ruang tamu.
Menemui Jiho dan Wonwoo yang sepertinya sedang berbincang seraya menunggu keduanya --Arin dan Binnie-- keluar dari kamar.
"Oppa," senyum Arin mengembang begitu matanya berhasil menjangkau sosok Wonwoo yang sudah siap dengan setelan jas hitamnya. Berlari kecil, ia langsung memeluk kekasihnya itu. "Kau tampan sekali," pujinya setelah melepas pelukannya.
"Hm," hanya itu tanggapan Wonwoo. Sedikit bicara seperti biasa. Tapi dua perempuan yang hanya berdiri sambil memperhatikan mereka tahu, kalau Jeon Wonwoo sangat menyayangi adik bungsu mereka itu.
Yaaah, singkatnya, tatapan dan senyum Wonwoo yang barusan mereka lihat sudah menjelaskan itu semua.
"Permisi."
Suara Jiho membuat momen romantis mereka terhenti.
"Tapi bisakah kita berangkat sekarang? Aku tak mau melewatkan pesta pernikahan terbaik tahun ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationships [OHMYTEEN] ✔
FanfictionMulai dari pertemuan pertama hingga Move on, inilah kisah tujuh gadis dan lelakinya yang terjebak dalam satu siklus kehidupan yang bernama 'hubungan'. -- OMG and SVT's Oneshoot (only 7 members) Enjoy, ©2018 Sooyasauce_