Bagi seorang remaja lelaki yang tak terlalu suka dengan kebisingan juga keramaian, perpustakaan pasti akan menjadi salah satu tempat favorit. Dimana bau buku lama dan baru bercampur, alunan merdu lembaran buku yang dibalik, serta suasana tenang yang jadi idaman.
Dia, Yoon Jeonghan. Siswa tingkat akhir sebuah SMA di Gangnam yang baru saja pindah kesitu sekitar beberapa minggu lalu. Pekerjaan sang ayah yang seorang Hakim, membuat lelaki tampan ini harus berpindah-pindah sekolah sesuai tempat dimana sang ayah ditugaskan.
"Aigoo, Jeonghan-ah. Kau datang lagi..."
Lelaki ini menampilkan senyum, ketika Guru Cho si penjaga perpustakaan menyapanya. Pergi ke perpustakaan hampir setiap hari sejak kedatangannya, membuat wanita paruh baya itu dengan cepat mengenali sosok Jeonghan.
"Anyeonghaseyo, Cho Ssaem."
"Ingin meminjam buku lagi?" tanya Guru Cho.
Kali ini Jeonghan mengangguk. "Bong ssaem memberi kelas kami tugas untuk merevisi sebuah novel yang ada di perpustakaan."
Guru Cho membulatkan mulutnya sebagai respon. "Pantas saja aku mendapati banyak siswa yang meminjam novel hari ini," lalu ia menolehkan kepalanya ke arah dalam perpustakaan. "Kuharap novel yang kau cari masih tersedia di rak."
Jeonghan mengangguk. "Semoga."
"Karena sudah sering kesini, kurasa aku tak perlu memberitahumu dimana rak novel berada."
Jeonghan mengangguk. "Tentu Ssaem. Kau tak perlu merepotkan diri untuk itu," katanya di sela kekehan sebelum mengucapkan salam dan meninggalkan wanita paruh baya itu. Berjalan lebih dalam menuju rak-rak dimana buku novel berada.
Jari-jari panjangnya bergerak menyusuri judul buku yang berderet manis disana seiring matanya yang membaca deretan judul dengan cepat. Novel disana memang masih banyak tersedia, tapi sepertinya tak ada yang bisa menarik perhatian lelaki ini.
"Kenapa novel disini tak ada yang menarik sama sekali, ya?" Gumamnya. Walau sudah sering pergi ke perpustakaan, mengunjungi rak novel adalah sesuatu yang baru pertama kali ia lakukan. Sepanjang waktunya di perpus hanya ia habiskan untuk membaca buku tentang hukum.
Sepertinya, pekerjaan sang ayah yang seorang hakim membuatnya secara tak langsung tertarik pada bidang itu. Sosok ayahnya yang berada di ruang sidang dengan jubah hakimnya adalah sesuatu yang selalu Jeonghan kagumi. Dan hampir setiap waktu luangnya ia gunakan untuk mengunjungi ayahnya di pengadilan setiap kali pria paruh baya itu ada sidang.
"Argh!"
Sebuah pekikkan pelan yang masuk ke telinganya membuat Jeonghan yang sedang melamunkan cara hebat ayahnya menangani sidang tersadar. Memfokuskan mata coklat itu pada sosok gadis disana yang kini tengah memegangi kepalanya, wajahnya terlihat kesakitan sementara di samping kakinya ada dua buku yang tergeletak begitu saja.
Terdiam cukup lama di tempatnya, Jeonghan memperhatikan si gadis dengan almamater biru dongker yang sedang menjijitkan kakinya. Sepertinya berusaha mengambil sebuah buku bersampul putih yang sebenarnya tak bisa ia jangkau.
Berjalan mendekat, Jeonghan lantas berdiri tepat di belakang gadis itu. Mengambilkan buku bersampul putih yang gadis itu mau, sebelum tersenyum kepada sang gadis yang hanya bisa terdiam memandanginya.
"Oh..." Jeonghan buru-buru menyodorkan buku itu pada si gadis. "Kulihat kau kesusahan mengambil buku ini, jadi--"
"Gomapseumnida," tanpa menunggu si lelaki menyelesaikan ucapannya, gadis ini memotongnya. Memandangi Jeonghan dari atas hingga bawah, sebelum kepalanya ia tundukkan. "... Sunbaenim."
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationships [OHMYTEEN] ✔
FanficMulai dari pertemuan pertama hingga Move on, inilah kisah tujuh gadis dan lelakinya yang terjebak dalam satu siklus kehidupan yang bernama 'hubungan'. -- OMG and SVT's Oneshoot (only 7 members) Enjoy, ©2018 Sooyasauce_