PROBLEM

655 59 5
                                    

Itu sudah hampir satu jam lamanya sejak Seunghee berada di kelas kekasihnya, Lee Woozi. Tapi sampai sekarang, lelaki itu masih tetap tumpukkan buku tugas matematika di depannya padahal Seunghee sudah mencoba memanggilnya berulang kali agar Woozi memperhatikannya.

Ia memang meminta bantuan lelaki manis itu untuk mengerjakan tugas matematika yang guru Byun berikan. Tapi, Woozi yang menjadi sangat sibuk pada buku matematika ketimbang dirinya seperti ini malah membuat Seunghee jadi kesal sendiri.

"Woozi-ya..."

Lagi-lagi suara lembut itu memecah keheningan ruang kelas yang sudah sepi karena jam sekolah mereka yang sudah usai. Seunghee memang sengaja memilih waktu seperti ini ketika meminta bantuan Woozi. Tujuannya tentu saja agar bisa mengobrol lebih banyak dengan lelaki penyandang gelar terpintar satu sekolah ini.

"Hm?"

Gadis itu kembali menghela nafas untuk kesekian kali. Jawaban ambigu itu lagi-lagi menjadi sahutan dari pertanyaannya.

"Woozi-ya..."

Itu mungkin sudah panggilan kesekian belas kali yang Seunghee ucapkan. Jujur, Seunghee sebenarnya merasa bosan melakukannya. Tapi, sampai Woozi benar-benar menyahutnya dengan benar, ia tak akan menyerah.

"Hm?"

Ah, sepertinya telinga gadis ini juga sudah mulai bosan mendengar jawaban yang sama untuk kesekian kalinya.

"Berhenti menyahut panggilanku dengan kata ambigu itu," Seunghee semakin cemberut.

"Apa?"

Seunghee memutar bola matanya bosan. Ia memang meminta Woozi untuk mengganti sahutannya. Tapi lagi-lagi gadis itu merasa kalau sahutan Woozi terlalu singkat dan ia masih belum merasa puas.

"Woozi-ya..."

Kali ini Seunghee menyandarkan dagunya ke meja. Memandangi wajah serius Woozi yang tentu saja masih asyik dengan soal matematika miliknya.

"Apa?"

Menghela nafas, ia memejamkan mata seraya menahan salivanya. Setidaknya dua sahutan Woozi sebelumnya tak ambigu seperti yang dilakukannya sejak satu jam lalu.

Bagaimanapun, ia masih harus merasa bersyukur karenanya.

"Kau tak bosan?" tanya Seunghee. "Dengan soal matematika itu..."

Woozi hanya menggeleng. Mata itu masih menatap penuh pada buku tugas Seunghee dan tangannya masih bergerak menulis angka yang ia hitung di kertas coretan yang memang sengaja Seunghee sediakan.

"Bagaimana kalau istirahat sebentar?" tawarnya. "Kau sudah mengerjakan soal itu selama satu jam--"

Kata-katanya terhenti. Senyum gadis itu mengembang tatkala Woozi akhirnya mengalihkan atensi pada dirinya.

"Jadi, ada apa Hyun Seunghee?"

Senyum Seunghee menghilang. Sekarang Woozi sedang menatapnya dengan kesal, atau hanya perasaannya saja?

"Kalau kau terus memanggilku seperti itu, aku tak akan bisa menyelesaikan tugasmu ini dengan cepat."

Mendecak, ia tarik buku di hadapan Woozi. "Kalau kau tak mau membantuku mengerjakan tugas ini, ya sudah."

Woozi hanya menghela nafasnya.

"Aku datang kesini itu untuk memintamu mengajariku cara mengerjakannya."

Kali ini pandangan matanya memandangi Seunghee tanpa ekspresi.

"Bukan malah asyik sendiri dengan soal bodoh ini dan mengabaikanku."

Relationships [OHMYTEEN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang