BAB 3- GO AWAY

80 7 0
                                    

Wangi teh. menebar ke seluruh ruangan berukuran 5 m x 6 m. Aroma khas, menghidupkan semangat pagi, untuk penikmatnya. Potongan kue tertata rapi dipiring sebagai paduan pengganjal perut. 

"Sarapan dulu, ntar kalau pingsan malu-maluin. Dikira Mama ga kasih kamu makan Arra." perintah Martha mengingatkan putrinya.

"Ok Ma.Oh ya Ma, nanti teman-teman sekelas aja ya yang Arra undang. Mama tau sendiri, Arra ga suka keramaian." jelasnya sambil menyeruput secangkir teh hangat.

"Iya sayang. Udah siang, cepetan berangkat gih, ntar kesiangan loh."

"Siap, 86!" sambil tangannya hormat kepada Martha.

Sepanjang perjalanan dari rumah ke sekolah, Arra seperti diikuti oleh seseorang. Namun setiap Arra menoleh ke belakang, tidak ada satu orang yang berjalan mengantarnya ke sekolah.

Arra terus berjalan, sambil menikmati hangatnya sinar mentari. Kurang lebih setengah kilo meter, jarak rumah ke sekolahnya. Sehingga Arra berangkat sekolah dengan berjalan kaki.

"Pagi Arra!" Sapa salah satu siswa perempuan ketika bertemu di depan gerbang sekolah.

"Pagi juga Hellen, tumben jalan emang bokap lo ga nganter lo? " jawab Arra

Hellena adalah teman sebangkunya sejak tingkat dasar. Dimana ada Hellen disitu pasti ada Arra, begitupun sebaliknya.

"Hellen, badan gua berasa berat. Hellen.. Lihat tangan gua! pegang deh!" 

"Iya.. tangan lo dingin banget Ra. Lo sakit?"

"Gue ga tau. Kemarin gue ngalamin hal aneh di rumah."  Arra menceritakan pada sahabatnya itu dari A sampai dengan Z.

"Aish... loe halu ya?Hari gini Ra loe masih percaya tahayul?"

"Hellen. Gue ga bercanda ya. Ini beneran. loe lihat sendiri apa yang terjadi sama gue saat ini?.... Eh tunggu, lo lihat orang yang di gerbang tadi ga? Hmm.. gua sih ga asing deh sama tuh orang, tapi gua ga inget kapan ketemu."

"Orang yang mana? " Hellen menghentikan langkahnya, berbalik mencari maksud Arra. "Ga ada kok"

"Tadi ada. Dia terus menatap gua. Itu tadi ada orang pakai masker sama kaca mata item." jelas Arra.

"Udah deh ga usah halu.. Udah waktunya baris, lo di kelas aja ya? Gua harus buru-buru ikut upacara. Atau lo ke UKS aja?" Tawar Hellen pada Arra.

"Ya udah deh. Gue di sini aja." 

Ruangan itu nampak sunyi karena penghuninya telah pindah semua ke lapangan. Untuk mengusir kesendiriannya Arra membuka tas untuk mengambil salah satu buku pelajaran jam pertama. Tidak sengaja ia melihat kado pink di dalam tasnya. 

Kok ada di sini. Bukannya gue taruh di rumah. Ih mending gue ikut upacara.

...

Pembina upacara sudah memasuki lapangan upacara. Hana menyelinap diantara barisan, namun bukan barisan dengan teman-teman sekelasnya.

"Eh lo, anak SMP ngapain lo baris disini? Mau cari penyakit ya. Noh pindah ke barisan paling kanan!" perintah salah satu anak SMA tempatnya berbaris.

"Oh ea kak, maaf. "

"Jangan-jangan lo terlambat ya? "

"Eng.. Eng.. Enggak kok kak."

Arra mundur perlahan, bergeser ke kanan perlahan, sampai pada barisan kelasnya.

"Arra, kenapa kamu baru bergabung, pasti kamu telatkan? Kamu seharusnya ga baris di sini, di depan sana karena kamu sudah tidak mematuhi tata tertib upacara." tanpa disadari Arra ditarik ke luar barisan oleh salah satu seksi kedisiplinan.

THE SHADOWWhere stories live. Discover now