BAB 2 - PERTANDA

87 7 0
                                        

Cicit cuit dari balik jendela membangunkan gadis muda dari tidur singkatnya. Sinar mentari tak mau ketinggalan menembus masuk lewat celah jendela.

Hoam...mmm. ..mmm... Mmmm
Arra menggeliat. Merenggangkan badannya yang terasa lelah seperti telah melakukan perjalanan jauh. Bunyi alaram bukan isyarat yang bisa mengganggunya dalam tidur sekejapnya.

Arra segera bangun, meneliti plafon kamarnya. Ga ada yang retak. Lah.. Kok buku gua udah ada di sini, bukannya semalam...

Dibolak-balik pergelangan tangan kanan dan kirinya. Tak ada juga bekas apapun yang tampak.
Dari kursi belajarnya, Arra mengingat-ingat yang terjadi semalam.

Jika mimpi buku ini tak mungkin ada di meja, jika ini kenyataan kedua pergelangan tanganku tak terjadi apapun. Arra bergidik, bergegas meninggalkan kamarnya.

"Ma.. maaa..... "

"Ada apa sih Arra? Kamu ini ga biasanya loh bikin heboh begini. Duduk dulu! Tarik nafas pelan-pelan. Buang pelan-pelan! Kaya dikejar hantu aja" perintah Martha pada putrinya. 

"Emang.. Arra dikejar hantu." 

"Hantu mana siang bolong mau ngejar kamu Ra..Ra..!" sahut mamanya acuh sembari asik melanjutkan masaknya

"Maaaa.."

"Hmmm.."

"Maaa.."

"Ada apa sih?"

"Emmm.. Ma.. Mama yang masukin buku Arra? Semalam kan Arra tinggal di depan Ma." ulas Arra.

"Ga, Mama belum masuk ke kamar kamu sayang. Kamu kali lupa. Ya sudah cuci muka gih, sekalian mandi! Jangan jorok-jorok ah jadi prawan."

"Ih Mama, Arra serius Ma. Kalau bukan Mama siapa lagi? " nada Arra kesal karena tanggapan Martha yang acuh tak acuh.

"Udah sana gih! Kebanyakan baca novel horor begitu tuh, kamu jadi baper!"

"Ih.. baper. Mama Arra gaul amat yaakk?"

****

"Nah gitu dong, kan Mama lihatnya juga ikut seger. Nah sekarang saatnya sarapan!" ajak Martha dengan masakannya.

"Maa..... " Arra memasang mimik merajuknya.

"Hmm.. "

"Maaa...!! "

"Ada apa sayang. Kok mukanya ga jadi seger. Kan baru mandi. lagian ada apa sih Arra? Mangil-manggi Mami. " Martha menggeser kursinya lebih dekat dengan putrinya.

"Ma, Arra semalam nemuin hal aneh. Arra takut Ma. Tapi Arra bingung. Ga tau gimana nyeritainnya kalau Mama ga percaya sama Arra. " 

"Ih bocah.. gimana Mama mau percaya kamunya aja belum cerita sama Mama. Ok deh, Arra cerita deh, Mama akan dengerin anak Mama yang paling cantik" rayu Martha.

"Maaaa, serius nih. Arra ga lagi bercanda." Hana mulai kesal.

"Ok, please speaking honey!"

"Maa, Arra serius mau nanya. Semalam Mama beneran ga beresin buku Arra? "

"Ga sayang, Mama beneran ga ke kamar kamu." jawab Martha yang terlihat serius.

"Mungkin Papa?" Arra mencoba menebak

"Sayang, kamu sebenernya mau cerita apa sih. Daritadi, Ma nungguin cerita kamu. Tapi kamu terus introgasi Mama. Lagian kamu tau kan? Papi kamu pulangnya masih seminggu lagi. Ayolah sayang, kamu mau cerita apa?" Martha menagih cerita Arra.

Sebelum memulai bercerita, Arra menarik nafasnya dalam-dalam, menghembuskannya pelan. Dia sadar, dia harus cerita walaupun nanti akhirnya Mama tak akan percaya.

THE SHADOWWhere stories live. Discover now