chapter 3

153 5 5
                                    

Sesampainya mereka di rumah Adinda  , Farhan langsung izin pulang .
"Din , aku pulang dulu ya " .
Farhan pun pulang dari rumahnya Adinda .

Sekarang Adinda sendirian , dia terlihat kesepian , dia bagaikan malam tampa rembulan , bagaikan langit tampa awan , bagaikan pelangi tampa warna .
Dia sangat kesepian , air matanya terasa ingin tumpah bersamaan dengan perasaan gunda dan hampa bercampur menjadi satu .

Perasaan yang kini sedang dia rasakan , telah membuatnya seperti orang gila .
Begitu besarnya rasa cinta dan kasih sayangnya untuk Fahri , sampai dia tidak sadar bahwa sesungguhnya dia telah menyia nyiakan waktunya untuk satu hal yang tidak penting .

Cinta itu seperti angin tidak bisa di lihat hanya bisa di rasakan , cinta juga seperti bola salju . Semakin di gengam dengan erat semakin cepat juga dia mencair , hilang dan berlalu .
Seperti Fahri , dia telah hilang entah kemana .

Adinda teringat dengan janji yang pernah terucapkan dari bibir Fahri .

"Aku tidak akan pernah meninggalkan mu Adinda " .

Dan kata kata itu masih terngiang di telinga Adinda , lalu perlahan Adinda mulai menyadari bahwa sesungguhnya janji itu sama seperti kupu kupu yang indah , terbang lalu hilang entah kemana .
Tapi Dia percaya janji yang Fahri berikan sama seperti musim semi yang akan kembali lagi .

Perlahan matanya mulai memerah , dan meneteslah air matanya seperti hujan yang mengunyuri bumi .
Rasanya memang begitu sakit , kehilangan laki laki yang begitu istimewa .

Tubuhnya serasa rapu tak berdaya , perasaannya untuk Fahri sudah terlalu jauh .
Sehingga rasa itu berubah menjadi badai , yang haus akan rasa rindu yang tidak akan pernah tersampaikan .

Pikirannya mulai tak karuan , Adinda benar benar tidak bisa lagi menahan tanda tanya nya .
Apakah Fahri masih hidup ?
Atau malah sebaliknya .
Lalu tiba tiba pandangan Adinda mendadak menjadi kabur .

Matanya mulai terpejam , dia tidak sadarkan diri , tubuhnya terjatuh di atas lantai .

**********************************

Rika adalah gadis yang berusia sembilan belas tahun , Rika adalah sabahat baiknya Adinda .
Wanita yang mempunyai ciri ciri putih , cantik dan pendiam ini tak sengaja melihat Adinda terguling di atas lantai , tampa balutan alas .

Rika benar benar tak sengaja menemukan Adinda saat dia bermain kerumahnya Adinda , Rika melihat Adinda dengan kondisi nya sangat sangat memprihatinkan .

"Adinda kamu kenapa " .

Teriak gadis belia itu saat dia tengah melihat Adinda yang tak sadarkan diri , Rika berusaha menolong Adinda .
Dia mencari cari bantuan , pikirannya saat ini seperti sebuah komputer yang sedang di landa oleh sang virus .

Rika bingung dia harus meminta bantuan kepada siapa ? , lalu Rika teringat dengan Farhan .
Rika langsung menelepon Farhan , dia meminta bantuan kepada Farhan .

"Han , kamu di mana ? . Adinda pingsan " .

Unjar Rika dengan cemas .
Farhan yang mendengar perkataan dari Rika pun terkejut .

"Apa. Ya udah aku kesana ya , kamu tu nggu aku " .
Unjar Farhan , Farhan langsung memutar balik arah kerumah Adinda .

Dia mengendari mobilnya dengan kecepatan yang begitu tinggi , tak hanya satu atau dua lampu merah yang Farhan trabas .
Dan tak hanya sekali dua kali , dia memotong jalur agar dia bisa sampai dengan cepat di rumah Adinda .

Pikiran Farhan mulai tak tenang , di dalam hatinya dia bertanya .
Adinda kamu kenapa si , kenapa kamu selalu membuat orang yang sayang sama kamu cemas .

Farhan terlihat begitu panik , dia sepertinya takut Adinda kenapa kenapa , raut wajah yang dia tampilkan saat ini adalah raut wajah kecemasan .

Raut wajah itu melekat di wajahnya Farhan , dan lalu raut wajah itu berganti menjadi sedikit tenang saat dia sampai di depan rumah Adinda .
Farhan langsung berlarian memasuki rumah Adinda , dia langsung menemui Adinda dan Rika .

"Ka , Adinda kenapa ?" .

Tanya Farhan dengan kecemasan .

"Aku gak tau han , aku nemui dia sudah pingsan " .

Jawab Rika yang sangat panik , melihat kondisi sahabatnya yang masih terguling di atas langtai .

"Ya , udah kita bawah dia ke dokter " .

Ajak Farhan dan menggendong Adinda .
Meraka pun berjalan pergi menuju ke rumah sakit .




































Hai makasih ya masih setia membaca cinta yang tersakiti .
Terus ikuti kelanjutan dari ceritanya dan jangan lupa tinggal kan commen dan vote ya.

Makasih .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang