Aku merutuki diriku mati-matian ketika melihat adikku yang menangis saat kucoba mengajaknya berbicara. Ia juga ikut mendiamkanku sama seperti ibu. Ayah juga seperti itu.
Apa ibu menyuruh mereka untuk mendiamkanku?
Tadinya aku hanya ingin berbicara sedikit padanya karena aku mulai merindukan adikku itu—Park Jimin.
Biasanya ia tidak bisa mendiamkanku, batas paling lama saja hanya satu jam. Aku merasa aneh karena ia bisa mendiamkanku hingga kurang dari dua minggu ini.
Sungguh aku tidak sedang menjahilinya seperti biasanya. Aku hanya ingin berbicara dengan baik padanya, namun Jimin malah menangis keras.
Jimin menangis tambah keras sambil menyebut namaku hingga ayah dan ibu datang dengan tergesa-gesa ke kamarnya.
Ibu tidak ingin menatapku dan hanya menenangkan Jimin yang masih menangis. Ayah hanya terdiam namun sesekali mengelus pundak Jimin.
Tanpa mereka ketahui, aku sudah lari menuju kamarku dan menguncinya.
Habis sudah riwayatku esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Short StoryAku tidak bisa mengatakan perasaanku melalui ribuan kata. Hanya dengan sebuah bunga dan kuharap kau akan mengerti. ✒cideep, 2018