"Yoori, ada yang mencarimu!"
Spontan aku menoleh kearah temanku yang tengah berada didepan kelas dengan wajah yang mengerut bingung.
"Siapa?" tanyaku sambil berjalan menghampirinya.
Ia tersenyum tipis. "Anak kelas sebelah, Kim Seokjin." jawabnya.
Jantungku berdetak kencang saat tahu Seokjin mencariku. Setelah berterima kasih, aku langsung keluar kelas dan dihadiahi senyum manis Seokjin.
"Park Yoori." panggilnya masih dengan senyum dan menatapku.
"Ah, iya. Ada perlu apa denganku?"
Seokjin nampak mengeluarkan pena dan membuka buku tulisnya. "Aku ingin mewawancaraimu, apa kau keberatan jika kuwawancarai?"
Aku hanya menggeleng kemudian ikut duduk disebelah Seokjin. Ia mulai menanyaiku berbagai pertanyaan seputar taman belakang sekolah.
"Menurutmu, tanaman atau bunga apa yang harus ditambahkan?" tanya Seokjin dengan mimik wajah kelewat serius membuatnya bertambah tampan.
Aku menelan saliva terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari Seokjin. Jantungku tidak ingin berdetak normal sejak tadi. Kuharap Seokjin tidak mendengarnya.
"Eum, kupikir anyelir. Warna apa saja tidak masalah karena tetap sama bagusnya, tetapi aku lebih suka warna putih karena lebih terlihat indah dan beda dari yang lainnya. Putih bersih tanpa noda membuat siapa saja senang melihatnya, selain itu arti dari bunganya juga bagus." jawabku dengan semangat.
Seokjin hanya menatapku tanpa menulis jawabanku, tak seperti sebelumnya. Aku gugup dan spontan menggaruk tengkuk belakangku.
"Maaf, aku terlalu banyak bicara. Saranku tidak usah didengar, kupikir anyelir susah ditanam sendiri apalagi ini disekolah." lanjutku sambil tersenyum kikuk.
Seokjin ikut tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Tak apa, memberi saran sesuai apa yang kita pikirkan itu diperbolehkan."
Aku hanya mengangguk untuk kesekian kalinya.
"Kenapa kau bertanya padaku? Padahal masih banyak temanku yang lain."
Seokjin menutup bukunya lalu menatapku, "Aku sering melihatmu di taman jadi kupikir kau pasti tahu banyak tentang taman." jawab Seokjin santai.
"Ah, jadi begitu."
"Kau tidak sadar ya?" tanya Seokjin setelah melihatku terdiam.
"Apa?"
"Ah, jadi benar dia tak sadar. Kupikir dia tahu selama ini aku memperhatikannya."
Aku tak begitu mendengar karena suaranya kelewat kecil dan berakhir menatapnya penuh tanya.
Seokjin tersenyum kemudian berdiri dari duduknya. "Aku tunggu di kantin saat istirahat nanti. Aku ingin membelikanmu makanan karena sudah bersedia aku wawancarai. Sampai jumpa nanti, Yoori." ucap Seokjin kemudian berjalan meninggalkanku.
Baru begini saja jantungku sudah berdetak sangat keras apalagi makan bersamanya. Seokjin benar-benar menarikku kedalam pesonanya semakin dalam.
—End, 12 July 2018—
•••
A/nHai untuk kesekian kalinya aku mau bilang terima kasih karena kalian bersedia baca ceritaku. Jadi ini semacam cerita flashback cewenya sama Jin ya. Sebelumnya dicerita ini sedikit banget interaksi Jin sama cewenya kan, jadilah bagian ini sebagai penutup resmi buku ini. Akhirannya masih sama, cewenya meninggal dan Jin masih sering ngasih bunga untuk cewenya.
Sekian dari aku. Terima kasih karena sudah membaca Carnation :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Short StoryAku tidak bisa mengatakan perasaanku melalui ribuan kata. Hanya dengan sebuah bunga dan kuharap kau akan mengerti. ✒cideep, 2018