3. Cruel Wedding

13.3K 887 9
                                    

Dean mengangkat tangan begitu melihat Kyle memasuki restoran.

"Wow, ada apa dengan wajahmu?" tanyanya terkejut.

Kyle duduk, mengabaikan pertanyaan Dean.

"Harusnya aku melihatmu tertawa hari ini. Bagaimana acara tadi malam?"

Kyle melonggarkan dasinya. "Sukses," jawabnya singkat.

Dean mengerutkan kening. Ia tentu saja tak mengira akan mendapat respon seperti ini dari sahabatnya itu.

"Ada apa sebenarnya? Apa ada yang tidak beres?" kali ini Dean bertanya agak serius.

Pelayan datang menghampiri. Kyle memesan makanan sementara Dean menunggu dengan sabar. Kyle lalu menghela napas dengan wajah agak kesal.

"Aku benar-benar tidak tau apa isi kepala wanita itu."

"Hah? Wanita? Siapa?"

Kyle mendengus. Ia terlihat benar-benar kesal, membuat Dean makin penasaran. Siapa wanita yang sudah berhasil membuat Kyle sebegitu kesal.

"Cloe!"

Dean terbelalak kaget. "Siapa? Cloe? Cloe Blair? Wanita yang menamparmu kemarin?"

Kyle memutar bola matanya.

"Ada apa lagi dengan wanita itu?"

Kyle meneguk habis air putih di gelasnya. "Dia sudah punya anak."

"Lalu?"

Kyle menatap sahabatnya itu. "Lalu?" ulangnya dengan raut tak percaya.

Dean mengendikkan bahu tak mengerti apa titik permasalahan dari seorang Cloe yang sudah punya anak.

"Hmm, dia memang masih muda sih. Tidak terlihat seperti sudah punya anak."

Kyle menghembuskan napas kasar. "Bukan itu masalahnya."

"Lalu apa? Kenapa memangnya kalau dia sudah punya anak?" akhirnya Dean bertanya. Ia melipat tangan di meja. "Aku ingin bertanya satu hal padamu. Sebenarnya kenapa dia menamparmu kemarin? Yang aku lihat, dia sepertinya sangat membencimu."

Dean tampak berfikir. "Ah iya, apa kalian saling mengenal? Aku bahkan tidak tau kalau Mr. Blair punya anak selain Lynn."

Kyle menatap gelasnya yang sudah kosong. Rahangnya mengeras.

"Dean, aku butuh bantuanmu," ujar Kyle mengabaikan pertanyaan Dean. Laki-laki itu mengangguk. "Cari tau tentang Cloe Blair. Tempat dia bekerja dan dimana dia tinggal."

Dean diam sesaat. Berfikir. "Memang dia tidak bekerja di perusahaan papanya?"

Kyle menggeleng.

Dean manggut-manggut. "Pantas saja aku tidak pernah melihatnya di sana. Hm, baiklah. Aku akan cari infonya." Pesanan mereka datang. Dean kemudian tak bertanya lagi untuk apa Kyle memintanya mencari info Cloe. Toh tak ada hubungan juga dengannya.

...

"Selamat siang, Bu," seorang gadis muda berkaca mata menghampiri Cloe yang sedang melewati koridor. Cloe langsung menghentikan langkah.

"Iya, Jen, ada apa?"

Gadis yang dipanggil Jen itu tersenyum kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Aku mengerjakan sebuah paper. Tapi aku tidak yakin dengan alat analisisnya. Jadi aku butuh bantuan Ibu."

Cloe tersenyum. "Oh. Baiklah. Kalau begitu ke ruangan saya saja."

"Ibu tidak sibuk?"

Cloe melirik jam tangannya. "Masih ada waktu."

Cruel Wedding [DICETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang