Happy Naeun's day (Taeun)

270 35 1
                                    

"Haaaah..." entah berapa kali ia menghela napasnya panjang. Bahkan mengecek ponsel pintarnya. Berharap ada barang satu pesan yang masuk bertuliskan 'selamat ulang tahun Son Naeun' tapi sayang, jangankan pesan masuk ucapan langsung dari keluarga dan sahabat-sahabatnya saja tidak apalagi dari orang itu. Padahal hari spesialnya akan segera berakhir dua jam lagi. Tapi tak ada orang terdekatnya yang mengucapkan hal itu.

Ketika sarapan pagi tadi saja ia diacuhkan oleh keluarganya. Ia pun telah memberikan kode keras pagi tadi dengan berdehem kemudian mengajukan sebuah pertanyaan.

"Apa tidak ada yang mengingat hari apa ini?" begitu tanyanya yang diakhiri senyum hambar.

"Ah.. benar juga, aku lupa Naeun-ah.." matanya berbinar tatkala kakak lelaki satu-satunya yang ia punya mengatakan itu. Sepertinya memang kakaknya itulah yang menyayangi dan mengingat hari spesialnya ini...

"Aku harus kerumah Doojun untuk mengerjakan tugas proyeksi yang diberikan Profesor Park. Gomawo telah mengingatkanku Naeun-ah." ucap Dongwoon seraya meminum susu vanilanya dan segera bangkit dari duduknya tak lupa pula ia mengacak rambut panjang Son Naeun.

..atau tidak sama sekali.

Naeun berdecak lalu kembali menatap kedua orang tuanya dan juga adiknya berharap mereka mengucapkan sesuatu tapi sayang ayah dan ibunya malah membicarakan tentang masalah berita politik dan adiknya asik dengan ponsel pintarnya.

Menyebalkan jika ia mengingatnya lagi. Karena ia benar-benar diacuhkan.

Ia memutar bola matanya malas kala kejadian siang tadi melintas dibenaknya.

Iya siang tadi, ketika lima orang sahabatnya datang kerumahnya yang entah mengapa mereka datang secara bergilir.

Yang pertama, Yoon Bomi yang datang hanya untuk menyuruhnya membantu mengerjakan tugas bahasa Inggrisnya. Naeun mendengus, untung saja ia baik jadi ia membantu Bomi mengerjakan tugasnya. Itupun kalau Bomi tidak merengek dan melakukan drama yang membuat Naeun menyerah. Haha.

"Ayolah, Naeun-ah.. bantulah aku sekali ini. Jebal, butagiya." rengeknya dengan menggoyangkan tangan Naeun.

"Arasseo.. aku akan membantumu" ucap Naeun diselingi tawa yang disambut dengan teriakkan Bomi yang memekak.

Lalu setelah Bomi pulang, Chorong datang dengan muka sebal. Naeun sempat bertanya apa salahnya sampai Chorong datang menemuinya dengan muka masam seperti itu? Bukankah ia yang seharusnya memasang muka seperti itu?. Setelah ia menyuruh Chorong masuk, gadis yang kalau berteriak bisa memecah gendang telinga itu malah merengek.

"Eonni, ada apa?" Tanya Naeun berusaha sabar

"Naeun-aaaah, Junmyeon.. dia.. dia selingkuh" ucapnya dengan suara cemprengnya.

Kuping Naeun rasanya masih berdengung ketika mengingat curhatan Chorong tentang Junmyeon yang --kata Chorong-- selingkuh darinya. Dan setelah hampir dua jam ia mendengar cerita Chorong yang menurutnya bak drama yang disajikan disinetron yang sering ibunya nonton akhirnya Chorong pulang setelah Naeun mengatakan padanya untuk menanyakan kebenarannya pada Junmyeon terlebih dahulu sebelum berburuk sangka. Karena setahu Naeun, Junmyeon sang pangeran sekolah dengan uang segunung itu begitu tulus mencintai sahabatnya yang satu itu.

Lalu tiga puluh menit kemudian, ia yang  sedang asik-asiknya menonton drama disalah satu channel televisinya Kim Namjoo datang dan tanpa permisi langsung masuk kerumahnya.

"Eonni..."

"Omo.. Namjoo-ya. Bisakah lain kali kau menekan bel rumahku. Kenapa kau datang kesini?" Omel Naeun sembari mengambil remote yang terjatuh karena ia terkejut.

Pink Love ShortfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang