Universe Cafè (1)

151 20 0
                                    

"Hei!" Hayoung berteriak pada pemuda yang sepuluh langkah berada jauh darinya. Ia berlari-lari kecil kala melihat orang itu terus berjalan tanpa mengindahkan teriakannya ditengah jalanan cheongdam-dong yang begitu ramai sore itu.

"Permisi, permisi" ucap Hayoung kala melewati kerumunan yang rasanya tak ada habisnya itu.

Hampir saja ia kehilangan sosok pemuda tinggi yang dompetnya terjatuh --saat ia bertubrukkan dengan tubuh Hayoung-- tadi jika saja matanya tak menangkap sosok itu baru saja memasuki cafè bertuliskan "universe" yang penuh dengan bunga berwarna warni dihalaman depannya itu.

Hayoung segera masuk kedalam cafè tersebut sebelum kehilangan orang itu lagi. Ia tak mau nantinya ia dituduh sebagai pencopet dengan modus berpura-pura menabrak orang.

Ia disuguhkan dengan suasana cafè yang berbeda seperti yang dilihatnya diluar tadi. Ia sempat terpukau karena design yang luar biasa kreatif memenuhi pandangannya. Jika diluar, cafè ini terlihat asri, maka bagian dalamnya kau akan mendapati suasana cafè yang elegan. Ruangan yang didominasi warna cokelat dan putih memenuhi indera penglihatannya.  Interior yang dinamis dan terkesan simple pun menambah kesukaan Hayoung pada tempat ini. Hayoung menggeleng, menghentikan kegiatannya meneliti tempat ini. Kemudian mengalihkan atensinya untuk tujuan utamanya memasuki tempat ini.

Setelah mata bulatnya menangkap sosok yang tengah menatap jalanan yang mulai dituruni hujan itu kakinya langsung diarahkan kepojok --dimana lelaki itu berada-- tanpa babibu.

"Err.. permisi" ucap Hayoung ragu. pemuda itu mengalihkan pandangannya dan menatap Hayoung dengan sebelah alis terangkat. Seolah  mengatakan kau-tengah-berbicara-padaku?. Hayoung tersenyum kikuk lalu dengan segera menjelaskan tujuannya menghampiri pemuda itu.

Namun sebelum itu, pemuda yang memakai coat putih itu mempersilahkannya duduk terlebih dahulu.

"Kau mencariku?" Tanya pemuda itu pada Hayoung, setelah gadis bersurai cokelat gelap itu duduk.

"Iya. Aku ingin mengembalikan ini..." ucap Hayoung seraya menyodorkan dompet kulit kearah pemuda itu.

"...tadi terjatuh saat kita tak sengaja bertabrakan" jelas Hayoung kemudian.

Pemuda itu kemudian mengambil dompet yang diletakkan Hayoung dihadapannya.

"Cek saja. Masih utuh. Aku benar-benar tidak menyentuh isinya! Aku tidak berbohong! Aku berani bersumpah!" Ucap Hayoung cepat saat melihat ekspresi tidak yakin dari pemuda dihadapannya.

Alis pemuda itu kembali terangkat. Kemudian terdengar kekehan dari mulutnya. membuat alis Hayoung bertaut bingung. Apakah ia mengucapkan sesuatu yang lucu tadi?

"Kau lucu sekali. Aku mempercayaimu, tenang saja" ucap pemuda itu santai. Membuat Hayoung menghela napas panjang, bersyukur jika pemuda itu tidak mencurigainya.

"Ah! Kalau begitu aku permisi" ucap Hayoung seraya bangkit dari duduknya.

"Kau mau pergi begitu saja?"

"Eh?" Hayoung menghentikan langkahnya yang baru kali kedua. Ia membalikkan badannya dan menatap heran pemuda itu.

"Diluar tengah hujan. Kau ingin basah kuyup? Bukankah lebih baik kau menunggu hujan reda disini baru pergi?" Jelas sekaligus tawar pemuda itu setelah menangkap raut bingung dari Hayoung.

"Ah, oh. Tak apa, aku tak akan terlalu basah. Kalau begitu aku permisi lagi" Hayoung menundukkan kepalanya sedikit sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

"Kutraktir cokelat panas sebagai gantinya!" seru pemuda itu lagi. Hayoung berbalik dilangkah ketujuh. Kemudian menunjuk dirinya sendiri. Apa pemuda itu tengah berbicara padanya?. Ia melihat sekitar dan hanya dirinya seoranglah yang berdiri. Dan itu membuktikan bahwa pemuda itu menawarkan dirinya cokelat panas percuma.

Pemuda itu melangkah mendekati Hayoung yang tengah berdiri mematung. Kemudian menarik pergelangan tangan gadis itu menuju ketempat mereka duduk tadi.

"Duduklah, tunggu hujannya reda baru kau bisa pergi. Aku akan memesankanmu cokelat panas seperti kataku tadi." ucap pemuda itu seraya memanggil waitress.

"Tapi--"

"Ini sebagai rasa terimakasihku padamu karena telah mengembalikan dompetku" pemuda itu memotong ucapan Hayoung.

"Kita sudah bicara sedikit banyak. Tapi aku belum mengetahui nama orang yang telah mengembalikan dompetku. Atau haruskah aku memanggilmu nona pengembali dompet?" Ujarnya diakhiri tawa. Hayoung pun ikut tertawa karenanya. Sosok didepannya ini ternyata suka bercanda!

"Namaku Oh Hayoung. Cukup panggil aku Hayoung" ucap Hayoung memperkenalkan diri.

"Wow. Aku tak menyangka marga kita sama!" Alis Hayoung bertaut begitu mendengar penuturan pemuda dihadapannya.

"Permisi ini pesanan anda" waitress yang tadi kemudian menginterupsi. Menyajikan dua buah cokelat panas dan dua buah dessert.

"Terimakasih" ucap pemuda itu. Ia kemudian mengalihkan atensinya kembali kearah Hayoung yang masih penasaran dengan penuturan pemuda itu.

"Namaku Sehun. Oh Sehun" ucapnya memperkenalkan diri setelah menyesap cokelat panas yang baru saja tersaji.

"Lihatkan. Kau juga terkejut mendengarnya. Mungkinkah kita jodoh?. Haha" ujar pemuda bernama Sehun itu yang disambut tawa oleh Hayoung. Aneh. Lelaki dihadapannya yang baru ia temui ini sangat aneh menurut Hayoung. Candaannya tak selucu itu sampai mengocok perut namun mampu membuat Hayoung tertawa karenanya. Apa dia memiliki kekuatan aneh?

"Kenapa?" Tanya Sehun menginterupsi lamunan Hayoung

"Eh! Apanya yang kenapa?" Hayoung menautkan alisnya bingung. Bertanya-tanya kenapa tiba-tiba orang dihadapannya ini bertanya demikian padanya.

"Tadi kau menggeleng. Padahal aku belum mengucapkan apapun" Sehun memasukkan suapan dessertnya kedalam mulutnya.

Mata Hayoung membola diikuti kekehan kikuk miliknya
"Ah.. maaf. Aku hanya sedang membuang pikiran absurdku" tangannya menyentuh cangkir dihadapannya dan segera meminum minuman itu.

"Hujannya sudah reda. Terimakasih untuk traktirannya. Aku duluan Sehun-ssi" Hayoung memakai coat hitam yang tersampir disandaran kursinya sebelum menunduk dan berpamitan pada Sehun setelah hampir 45 menit mereka bercakap seraya menunggu hujan reda.

"Senang berkenalan denganmu. Terimakasih juga karena telah berbaik hati mengembalikan dompetku. Hati-hati" Ucap Sehun ikut berdiri dan menundukkan kepala.

Hayoung hanya tersenyum kemudian berlalu. Diikuti suara lonceng yang ada dipintu cafè. Sehun menatap punggung Hayoung yang hilang dikeramaian. Entah kenapa senyumnya tak hilang.

"Kau sangat lucu nona Oh, semoga kita dapat bertemu lagi lain waktu" gumam Sehun. Ia kemudian membayar pesanannya dan ikut keluar dari cafè itu.



-The End-

2018.27.05

Akayukihime

Pink Love ShortfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang