Relevant - 3

108 16 1
                                    

Saat ku katakan kepadamu arti menunggu, bisakah kau mengerti arti dari semua tatapan dan ucapanku?
-Author-

❄❄❄

Devan berjalan santai menuju kelasnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 08.00. Setibanya Devan di kelas, semua temannya sedang fokus memperhatikkan Bu Ina yang sedang menjelaskan.

"Assalamualaikum Bu Ina." Sapa Devan ramah diikuti senyum terbaiknya. Sama sekali tidak merasa bersalah sudah masuk ke dalam kandang macan.

"Devandra Rasha, jam di rumah kamu mati?" Tanya Bu Ina tajam.

"Aduhh bu, saya baru inget jam di rumah saya baru di buat main kucing saya, ya saya nggak enak ngganggu kucing saya." Jawab Devan cengengesan.

"Ngomong-ngomong soal kucing ni ya bu, kucing saya itu baru melahirkan anak sepuluh, ya mungkin aja nih ya bu, dia lagi stress nyari bapak dari anak-anaknya." Ucap Devan lagi dengan dramatis.

"Kadang saya suka bingung deh bu...."

"Devan!"  Sela Bu Ina sebelum Devan melanjutkan kata-kata nya.

"Gilaa Van, kucing lo kuat juga." Seru Rega sambil tertawa. Sontak seluruh siswa menahan tawa dengan susah payah.

Bu Ina menahan geram melihat ke dua murid nya. Setelah menghela nafas panjang Bu Ina berteriak lantang.

"Devandra Rasha, Rega Anggara, keluar dari kelas saya. Sekarang!" ucap Bu Ina tegas dan tajam.

Setelah keluar dari kelas, mereka berjalan tanpa tau arah dan tujuan. "Lo emang penyelamat gue van. Lo nggak tau betapa frustasinya gue ngadepin tuh soal-soal." ucap Rega dramatis.

"Lebay lo." Ucap Devan tak peduli.

Mereka berjalan santai ditepi lapangan sekolah. Terlihat banyak siswa sedang melakukan pemanasan sebelum olahraga inti dimulai. Devan melihat kearah gerombolan itu. Ada salah satu orang yang menarik perhatiannya.

Gadis berbola mata hitam kelam itu tampak menatap ke arah Devan. Devan tidak tau apa yang dilihat oleh gadis itu. Yang jelas, sorotnya tampak lurus kedepan. Rambut hitam legamnya terurai. Menutupi sebagian wajahnya.

Cantik.

Satu kata yang tiba-tiba terlintas dalam pikirannya. Seingatnya dia tak pernah melihat gadis itu sebelumnya.Saat tatapan mereka bertemu, gadis itu langsung mengalihkan pandangannya. Sedetik kemudian Devan tersenyum.

"Ternyata disini ada bidadari ya bro." Ucap Devan sambil menepuk bahu Rega.

"Seriusan lo, mana Van mana." Tanya Rega berapi-api.

Devan tersenyum. Tatapannya masih tertuju ke arah gadis itu.

"Iya, bidadari tanpa sayap, yang mulai ngganggu perasaan gue."

❄❄❄

Kelas XIMipa2 sedang melakukan pemanasan sebelum olahraga inti dimulai. Hari ini Rellea lupa mengikat rambutnya, sehingga membuat sebagian wajahnya tertutup.

Rellea menatap lurus kedepan. Dia tak pernah bersemangat dengan jadwal pelajaran ini. Dibanding harus capek-capek berlari atau mengejar bola, Rellea lebih memilih menghafalkan rumus-rumus yang ada di bukunya. Rellea tidak pernah suka kegiatan olahraga. Sorot matanya masih menatap kedepan. Saat tiba-tiba pandangannya terganggu oleh dua orang laki-laki yang lewat didepannya.

Laki-laki berperawakan tinggi tegap itu juga sedang menatap kearahnya. Rambutnya berantakan. Dan baju seragamnya yang dikeluarkan menambah kesan badboy pada dirinya.

Saat tatapan mereka bertemu, Rellea langsung mengalihkan pandangannya. Dari sudut matanya, dia bisa melihat laki-laki itu sedang berbicara sesuatu kepada temannya. Dengan pandangan masih menatap ke arahnya. Sorot matanya menyiratkan sesuatu. Rellea hanya tidak ingin berurusan dengan laki-laki itu. Sama sekali tidak ingin. Sedetik kemudian Rellea menghela nafas panjang, lalu berucap pelan. Membisikkan sesuatu kepada Chaca.

"Cha...gue takut dapat masalah setelah ini."

❄❄❄

Morning❤❤

Maklumi kalo part ini kurang feel😌
Jangan lupa vote dan comment nya ya❤

11 Januari 2018

RELEVANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang