[1.] Adem.

53 10 23
                                    

Ia mengayuh sepeda merah jambu miliknya dengan kecepatan normal menuju perumahan mewah untuk mengantar pesanan susu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengayuh sepeda merah jambu miliknya dengan kecepatan normal menuju perumahan mewah untuk mengantar pesanan susu. Yang tertera di kertas pesanan itu benar, di perumahan ini. Mentari pun mengayuh sepeda masuk melewati gerbang yang sangat besar dan megah milik perumahan tersebut lalu berhenti tepat di samping pos satpam penjaga disana, karena ada portal penutup otomatis yang mencegahnya masuk.

"Geulis, rek kamana?"
Tanya satpam itu dengan menyembulkan kepalanya keluar pos satpam.

Dengan gugup, ia beri tahu dengan bahasa isyarat ingin masuk dan dibantu suara yang seadanya.

Satpam tadi pun bingung, akhirnya ia memberitahu kembali bahwa ia tak dapat berbicara dan memberitahukannya bahwa ia ingin mengantar pesanan susu dengan mengisyaratkan kepalanya mengayun ke belakang yang terdapat keranjang susu.

Setelah usaha seadanya Mentari memberitahu, satpam tersebut pun mengerti apa maksudnya.

"Oh sok atuh neng."
Ia membukakan gagang penutup otomatis tersebut dengan senyum yang ia berikan untuk Mentari.

"Sok sok atuh, Mangga neng masuk."
Ucap si satpam lagi.

Mentari membalasnya dengan memberikan senyum terbaiknya kepada satpam itu. ia pun mulai mengayuh sepedanya lagi menuju setiap rumah yang memesan susunya itu.

Satpam tersebut masih melongo tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Duh si eneng meni watir pisan, geulis sih tapina kitu euy sayang pisan."
Ia menggeleng-gelengkan kepalanya heran sekaligus takjub dalam waktu bersamaan.

Mentari pun telah mengantar beberapa susu pesanan ke rumah-rumah sekitarnya. ia cukup lelah juga mengantar begitu banyaknya susu pagi ini. ia berfikir, mungkin di perumahan inilah ia akan selalu mengantar susu pesanan orang-orang disini. Karena setahu Mentari, disini ada satu rumah yang memang sudah menjadi pelanggan lama susu Bu Stella. Dan, ia masih memiliki 2 botol susu pesanan terakhirnya hari ini.

Blok V5 No. 11
batinnya.

Setelah Mentari mencari secara sabar dan berkala, ia pun menemukannya. Rumah besar dengan pagar hitam megah yang menghiasi rumah itu. ia pun dengan ragu memencet bel rumah tersebut dengan was-was.

klik.

Terdengar samar suara bel tersebut dari dalam rumah. Ia memutuskan untuk sabar menunggu dan tak akan memencet bel lagi, takut mengganggu.

Terdengar suara derap langkah seseorang yang makin lama makin terdengar jelas.

"Bi, itu liat di depan ada siapa,"
Suara seseorang itu terdengar di balik pagar besar membuat Mentari tegang.

"Ck, lama."
Ucap orang itu dibalik gerbang besar ini.

Seseorang tadi membuka gerbang besar itu perlahan, rasa gugup Mentari semakin menjadi. Mentari yang tepat berada di depan pagar itupun mundur sedikit. Gerbang pun terbuka lebar menampilkan lelaki muda dengan seragam sekolah lengkap, postur badan tinggi dan dipastikan dia adalah turunan orang asing.

FragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang