[3.] Hai Mentari.

26 7 12
                                    

Setelah Bintang selesai dengan pekerjaannya, ia merapihkan kembali barang yang tadi ia gunakan ke dalam kotak P3K

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Bintang selesai dengan pekerjaannya, ia merapihkan kembali barang yang tadi ia gunakan ke dalam kotak P3K. Sebelum ia memasukkan segala barang P3k tadi ke tempatnya, ia telah menyiapkan kasa bersih dan plester untuk menutup luka di bagian lutut dan sikut gadis itu.

"Maaf nih ya gue mau nempelin ini ke dengkul lo,"
Dengan perlahan Bintang menaruh kasa ke lutut gadis itu yang terluka.

Bintang menempelkan plester di kedua lututnya itu agar kasanya tetap berada di tempatnya. Posisinya dengan Bintang saat ini sedikit membuatnya tak begitu nyaman. Ia hanya mengenakan rok pendek seatas lututnya, sedangkan posisi Bintang sekarang ini berada di bawahnya yang sedang merapihkan hasil pekerjaannya itu. ia duduk di sofa sedangkan Bintang berada tepat di bawahnya.

Dengan perlahan, ia menurunkan sisi bawah roknya turun sedikit. Ia takut Bintang menatap yang tidak-tidak. Bintang yang menangkap pergerakkan tak nyaman itu menatapnya. ia menatap Bintang balik. Bintang tersenyum dan mulai bangkit dari posisinya duduknya silanya.

Akhirnya...

Jujur saja, ia tak dapat mengendalikan detak jantungnya yang sedari tadi berdegup dengan irama yang tak biasa. Ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Bintang beralih menuju ke sisi kirinya untuk menutupi luka yang telah di obati di siku kiri tangannya.

Bintang mengangkat lengan kirinya dengan perlahan.

"Nih lengan lo taro disini ya, biar enak gue nempelin kasa sama plesternya."

Bintang menaruh lengan mungil gadis itu untuk bertumpu di lututnya agar ia lebih mudah melakukan pekerjaannya.

Setelah selesai, Bintang membawa kotak P3K tadi ke tempat semula, meninggalkan gadis itu sebentar. Selagi ia membawa kotak P3K dan baskom kecil itu di tangannya, ia tersenyum senang di sepanjang jalannya dengan kaki yang masih melangkah menuju dapur rumahnya. Bintang mengambil segelas coklat hangat di meja makan yang sebelumnya ia telah meminta bibi untuk membuatkannya. Ia pun kembali menuju ruang tamu dengan membawa coklat hangat untuk gadis itu.

Ia menaruh gelas itu di meja yang ada disana. Gadis itu menatap Bintang, lalu beralih ke coklat hangat yang masih sedikit mengeluarkan uapnya itu.

"Lo minum, gue tau lo masih sedikit syok. Coklat bisa ngilangin rasa syok lo, Minum."

Tangannya terulur untuk mengambil gelas kaca berisi coklat hangat itu, membantu gadis itu untuk meminumnya. Ia pun menyentuh lengan Bintang, menolak Bintang untuk membantunya minum. Ia pun langsung meraih gagang gelas kaca itu perlahan lalu langsung meminumnya tanpa meniupnya terlebih dahulu atau mengecek apakah ini masih panas atau tidak.

Saat ia telah merasakan minuman itu menerpa seluruh bibirnya, ternyata coklat itu masih panas. Ia refleks menjauhkan gelas itu cepat, membuat isi dari gelas itu hampir saja tumpah. Bintang buru-buru menggenggam gelas itu sebelum isinya tumpah mengenai gadis itu. Bintang langsung membawa gelas itu dan ia menaruhnya kembali ke meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang