12. Menemani

2.6K 142 53
                                    

"Duhhh Mommy sama Daddy kemana sih ? Di dalam gak ada, diluar juga gak ada." Gerutu Diana dengan bibir cemberutnya.

Bagaimana tidak kesal jika saat dirinya keluar dari toilet ia justru mendapati kedua orangtua nya tidak ada dimana-dimana. Bingung ? Jelas. Diana bingung seribu persen kemana perginya kedua orangtuanya.

Nomor yang anda tuju tidak dapat menerima pang---

Pip.

Diana langsung mematikan sambungan telepon saat lagi dan lagi suara operator yang menjawab bukan suara Mommy nya.

"Aaarrgghhhh tuh kan seharusnya gue gak kesini. Bikin kesel aja deh." Dumelnya lagi dengan membuang muka kearah lain.

"Tunggu deh, itu bukannya Jino ya ? Tapi sama siapa ?" Gumam Diana ketika menyadari beberapa langkah dari tempatnya berdiri terlihat sosok Algino yang tengah berjongkok dihadapan seseorang.

Diana mencoba menyipitkan kedua matanya untuk mengetahui siapa seseorang itu.

"Itu kan ... Bunda nya ? Eh tapi kok kenapa kelihatannya mereka lagi sedih gitu ya ? Apa ini karena Bunda nya yang masih kepikiran tentang anaknya yang hilang ?" Gumam Diana terus mengoceh.

Tuk ... Tuk ... Tuk ...

"Aku punya segelas coklat panas, mungkin ini bisa membantu perasaan Tante agar lebih tenang."

"Diana ?" Seru Algino saat mengetahui kehadiran Diana yang entah bagaimana bisa kini ikut-ikut berjongkok disamping Bunda nya.

"Ini Tan diambil saja." Tawar Diana lagi dengan menyodorkan secup coklat panas yang ia bawa dari dalam gedung tadi.

Prilly tidak menggubris perkataan Diana, ia justru dengan perlahan merengkuh Diana dalam pelukannya.

"Tan..."

"Saya tau kamu bukan putri ku tapi setidaknya biarkan aku memelukmu sebentar saja agar aku merasa lebih tenang." Lirih Prilly pelan dengan memejamkan kedua matanya, berharap jika yang ia peluk adalah putri kecilnya. Aprillya.

***

Sudah se jam Algino terduduk lesu dengan membaringkan punggungnya disandaran soffa. Tangan kanannya ia gunakan untuk memijat pelan keningnya yang mulai terasa berat. Hari ini benar-benar membuatnya pusing.

Cekleks~

Hingga akhirnya suara pintu terbuka membuatnya jadi duduk dengan tegap. Dari mata ekornya ia dapat lihat Diana mulai keluar dari kamar miliknya dan berjalan menghampiri Algino hingga menjatuhkan bokongnya tepat disamping Algino.

"Bunda lo udah tidur." Ucap Diana seolah mengetahui tatapan Algino padanya.

Sementara Algino hanya membuka mulutnya hingga membentuk 'O'.

"Hemm udah malam kayaknya gue harus pulang. Takut Mommy sama Daddy nyariin." Lanjutnya sesaat setelah melihat kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 21.30.

"Biar saya yang antar." Tawar Algino ikut berdiri saat Diana berdiri.

"Gak usah Jino gue bisa mesen taksi kok. Lo jagain Bunda lo aja." Tolak halus Diana.

"Hemm kamu yakin ? Ini sudah malam loh Di ?" Tawar Algino kembali. Dan kali ini Diana menggeleng dengan tegas.

"Bunda lo lagi butuh lo jadi lo harus tetap disini. Lagipula gue udah mesen taksi kok." Tolaknya lagi dan kali ini mulai berjalan menuju pintu.

Hap.

Dengan gerakan cepat, Algino menahan langkah Diana dengan mencekal pelan pergelangan tangan kiri Diana. Dan hal itu tentu saja membuat Diana bingung.

Rumah Tangga Bersama Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang