tersadar

21 4 0
                                    

Kumohon...apapun itu...
Ku bisa melakukanya...hentikan...

Kau tak berguna!
Kau cacat!
Untuk apa hidup?
Lebih baik menghilang dari dunia ini...
Kau akan bahagia bila bersamaku...
Di atas sana..aku menunggu mu,
Aku akan selalu berada di sampingmu selamanya...aku janji!
*For ELISE*

"hahhh...hahhh...hahhh...kenapa dia tidak mau pergi? Akh...kepalaku sakit...lebih baik aku cuci muka dan mand-"

BRAAKK!!

"HEY BUTA, CEPAT BANGUN DAN MANDI SANA, LALU PERGI! AKU MUAK MELIHATMU!"

kakak ku PETER ERLNANDO JACK SONH membanting pintu dan membentak ku. Kakak ku menganggap kalau aku ini anak pembawa sial, karena dulu....

Ibu meninggal karena ia melahirkan ku, ayah menolongku saat aku ingin di tabrak mobil saat di taman,

Kakak sekarang sudah benar-benar membenciku-elise

"HEY! KENAPA BENGONG?"

"eh..i..iya kak.."

Sambil beraba- raba tembok aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

"Ahh...benar-benar..."

Kakak ku menggumam, walau itu terdengar sangat jelas terdengar di telinga ku.

Selesai mandi aku mengambil baju yang sudah di siap kan bibi ku sedari tadi.

"Biar saya bantu"

Bibi ku membantu menyiapkan mata pelajaran hari ini dan bantu menyisir rambutku.

Elise...walau kau tak bisa melihat, matamu sangat indah, bagaikan lautan biru yang membentang luas disinari cahaya matahari...jadi jangan berkecil hati, kau sangat cantik...percaya dirilah...-ayah.

Itu kata-kata terakhir ayah sebelum 2 menit ia menghembuskan nafas terakhirnya.

"Elise..."

Bibi memulai

"Ya?!"

"Kau sekarang sudah kelas 3 SMA, kau sudah dewasa, dan bukan anak kecil lagi, dan kamu sangat baik"

"Makasih bi, tapi kakak....."

"Ahh...sabarlah dengan sifat kakak mu"

"Ya, walau pun kakak begitu dan tak pernah sekali pun menyentuhku, aku sangat menyayangi nya, oh ya bi, apa bus sekolah sudah datang?"

TIIINNNTTT

"AH! Itu baru saja datang, biar saya bantu,"

Bibi sangat baik, hatinya berwarna putih keemasan -elise

Bus berhenti di sekolah.
Aku jalan menuju kelas, karena aku sudah hafal betul jalan menuju kelas aku melangkahkan kaki ku dengan percaya diri, tak lupa di hiasi bisikan dan ejekan orang lain, aku sudah biasa dengan hal itu.

Di kelas pelajaran sudah di mulai dan guru sengaja merekamnya untuk ku ulangi di rumah.
Aku mendapat ranking 3 di sekolah, karena aku gemar belajar, karena ketika aku mendengar suara guruku itu sangat menenangkan hati.


BRAK!

"hei...kau tak lihat? Kau menginjak kotoran di kakimu itu...matamu itu memang hanya pajangan? OPS...sorry..aku lupa kalau kau buta...hahahahahahaa"

CLARASTA PANOBAN siswi yang sangat membenciku entah kenapa...

"CLARASTA!KAU TIDAK BERHAK BERBICARA SEPERTI ITU!!!"
guru yang geram meneriaki clarasta yg biasa di panggil rasta itu,

"CK, maaf Bu....hehehe..."
Rasta menjawab dengan berbohong, hatinya sangat kotor, berwarna abu kehitaman.

Sekarang istirahat sudah lewat, aku sudah makan siang tadi, dan sekarang waktunya pulang, biasanya kalau pulang aku di bantu guruku untuk sampai ke bus sekolah sekarang pun begitu.

JEESSHH...

Bus berhenti dan aku turun dengan hati-hati dan perlahan, bibi sudah ada di depan, dan sekarang aku mau mandi.

Selesai mandi aku mengambil baju yg di pilih bibi, lalu aku turun ke bawah untuk bertemu kakak.

Can't SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang