CHAPTER IV

32 2 0
                                    


ANNA

Anna berlari tergesa-gesa.

Beberapa menit yang lalu ia masih terlelap nyaman dalam tendanya sampai Harry datang membangunkannya dengan sebuah parang ditangan. Mengatakan jika Greyson diserang singa ditengah hutan.

Tentu saja dia tertawa, melempari Harry dengan sebuah bantal leher yang sedang dikenakannya. Namun wajah Harry terlalu serius untuk sebuah candaan. 

Maka dengan hanya berbekal sebuah senter, Anna mengikuti ketiga temannya yang lain.

Alice memimpin jalan, berkali-kali memperingati mereka untuk tetap mengikuti jalur tali. Terkadang gumammannya tentang Greyson bahkan masih dapat ia dengar.

Mereka sudah berjalan cukup jauh ke dalam sampai Alice tiba-tiba saja berhenti dipenghujung jalur tali.

" Ada apa?" Bisik David,

" Disini" ucap Alice " aku yakin tadi Greyson ada disini"

David dan Harry bergegas memeriksa sekitar, apapun yang menunjukkan keberadaan Greyson. Sementara Anna bergedik ngeri disamping Alice, memikirkan segala kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

Greyson telah mati, dia tidak mungkin selamat dari serangan singa. Tidak mungkin kecuali dia adalah Hercules sang anak dewa. Anna tertawa getir,

" Apa kau benar-benar yakin, Alice?" Ujarnya tak bersemangat " maksudku, untuk apa Greyson kesini?"

" Aku berani bersumpah! Aku melihatnya dengan kepalaku sendiri, disini. Terluka.

Dan sekarang dia menghilang"

Alice tampak bingung luar biasa, dia hampir tidak mempercayai penglihatannya. Didepannya hanyalah lahan kosong yang dipenuhi rumput liar dan daun kering, padahal jelas tadi Greyson terhempas menghantam batu kecil disudut sana, kemudian terluka ditempat yang sama pula.

Setidaknya ada jejak darah. Tapi tidak ada apapun disini.

David dan Harry kembali dari penyidikan mereka disekitar. Keduanya menggeleng lesu, tak menemukan apapun.

" Aku tidak berbohong!" Tukas Alice, dia tampak risau menatap sekeliling. Berharap Greyson tiba-tiba muncul membawa kepala singa atau secara ajaib turun dari langit, apapun. Dia tidak bisa kehilangan kepercayaan teman-temannya, setidaknya untuk sekarang.

" A-aku akan coba menelepon ponselnya" ucap Harry, yang menurut Anna adalah ide yang sangat brilian karena segera saja ringtone dari ponsel Greyson memecah kesunyian.

Lantunan musik klasik itu menuntun Anna mendekati batu kecil yang tadi ditunjuk Alice, didapatinya ponsel Greyson berdering dibalik batu itu. Rangkanya hampir rusak, namun setidaknya masih berfungsi.

" Disini dia rupanya" ucapnya  " mengenaskan dan tanpa tuan".

" Oh yang benar saja bagaimana kita bisa menemukan Greyson!" Seru Alice, sekarang dia menyesal telah meninggalkan Greyson begitu saja.

" Tenanglah Alice, keberadaan ponsel ini membuat semuanya tampak jelas. Kami percaya padamu dan Greyson pasti akan ditemukan". David meraih bahunya, tersenyum lebar, mencoba menenangkan sembari mengelus rambut ikal panjangnya.

Alice merasakan sensasi aneh yang membuat tangannya berkeringat dan degup jantungnya semakin cepat. David begitu pengertian, lembut, dan tentunya tampan.

Dia tahu, tak seharusnya ia merasa berbunga-bunga seperti ini disaat keberadaan Greyson masih belum jelas. Namun, pesona David sungguh tak terelakkan.

Alice tersenyum " T-thanks".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Lost Island : The PortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang