3. Pengalaman

3.2K 153 5
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Nata membereskan buku-buku sambil menunggu Val datang kekelasnya. Nata menaikkan sebelah alisnya setelah melihat ada selembar post it berwarna kuning bertuliskan "parkiran motor. gue tunggu". yap! siapa lagi kalau bukan Leon.

"Apaan tuh?" Tanya Val sambil beranjak menghampiri tempat duduknya Nata. "Tuh si Leon" Respon Nata sambil memberikan tulisan tadi ke Val.

Nata dan Val berjalan menuju parkiran motor. Dilihat Leon sedang melihat ke arah jam tangannya. Nata dan Val menghampiri Leon.

"Lama banget sih lu keluarnya! panas tau nunggu disini. lelet banget jadi orang!" Leon menunjuk jam tangannya.

"Yeh kok lu ngomel sih?! Masih mending gue temenin! Banyak mau lu!" Nata menatap sinis Leon. Val hanya sedikit menyengir melihat tingkah mereka berdua.

"Sudah-sudah jangan berteman," Val seakan-akan meleraikan mereka berdua.

"Bertengkar, pinter!" Sontak Val membulatkan bibirnya berbentuk "O" dan berkata "uuuu" saat mendengar perkataan Nata dan Leon secara bersamaan. Tak lama, Val pamit untuk pulang kerumahnya. Akhirnya sisa mereka berdua yang sama-sama tidak membuka suara.

"Jalan kaki ke tambal ban deket sini aja ya, bisa ga?" Tanya Leon sambil mendorong motornya. "Bisa lah! Gue mah ga lebay!"

Tak beberapa lama, mereka berjalan menuju tukang tambal ban. Di setengah jalan, Nata duduk di satu bangku dipinggir jalan akibat cape.

"Yeh dia duduk. katanya strong? lemah lu dasar" Leon menjitak kepala Nata secara pelan. "Apaan sih pegang-pegang?! gausa pegang rambut gue deh, jijay! atau jangan-jangan lu cowo mesum ya?! baru kenal udah pegang-pegang! iuh geli ama cowo mesum" Jawab Nata berjalan menjauhi Leon.

"Lagian cape tau ga sih jalan mulu. gue kan cewe bisa cape" Lanjut Nata.

"Elah lebay banget dah ah! gue yang begini aja gacape kok" Jawab Leon. "Dah yuk ah!" Lanjut Leon mendorong motornya menuju tambal ban yang tak jauh lagi dari keberadaannya sekarang. "Begini apanya?" tanya Nata sambil berlari kecil menyamakan posisinya dengan Leon.

"Gak, bukan apa-apa kok." Leon mengalihkan pandangannya. "Nih dua rebu, lu beli dah sana minum, tar nyusul gue kesitu" Leon menunjuk tempat tambal ban yang ada di kiri jalan. Leon langsung melanjutkan perjalanannya.

Beberapa menit kemudian sampailah Leon di suatu bengkel tempat tambal bannya tersebut. Ia menoleh ke belakang dan terkejut karena Nata yang sedari tadi mengikutinya dan tidak membawa satu botol pun air minum.

"Kenapa lu ngikutin gue? mana minumnya?" Nata terdiam dan menundukan kepalanya dengan ekspresi bersalahnya.

"Takut sendirian, temenin" Jawab Nata sambil menarik-narik baju seragam Leon. Leon menggeleng kebingungan meresponi tingkah lucu Nata.

"Yaudah gue yang beli sini, lu tunggu sini aja. diluar panas, tar lu makin gosong malah ngomel-ngomel lagi" Ledek Leon yang membuat Nata kesal.Tak beberapa lama kemudian, Leon kembali dengan membawa 2 botol minuman dingin. Ia memberikan satu botol untuk Nata. Tak ada yang membuka bibirnya untuk memecahkan keheningan satu sama lain selama beberapa menit. Mereka sibuk dengan pikiran yang ada di otaknya masing-masing.

"Oh iya, temen lu yang tadi namanya siapa?" Tanya Leon untuk memecahkan keheningan.

"Kepo lu! Namanya Valieta Atalya. Kenapa? Cakep?" Jawab Nata.
"Ga juga sih, cakepan lu" Respon Leon membuat Nata tersipu malu.

"Tapi boong!" Lanjut Leon dan memecahkan tawanya. Nata mengubah raut wajahnya dan menatap kosong ke arah wajah Leon. Leon yang tiba-tiba ditatap lama oleh Nata, sedikit bingung apa yang terjadi dengannya.

"Woi?" Leon melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Nata. Berinisiatif agar Nata kembali sadar akan dirinya. "Gue ganteng ya?" Leon menggoda Nata sambil tertawa. Nata langsung tersadar setelah mendengar perkataan Leon.

"Lu mirip dia" Nata menundukkan kepalanya. Memang, anak kecil tidak mengerti apa-apa. Tapi entah apa yang terjadi, teman masa kecilnya seakan-akan menjadi sehidup sematinya Nata. Kehilangan dia sudah seperti kehilangan pacar.

"Siapa?" Tanya Leon. Ia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan Nata.

"Bukan siapa-siapa kok" Nata sedikit mengalihkan matanya ke arah lain. Perasaan sedih bercampur rindu masih disinggahi oleh diri Nata. Mungkin teman masa kecilnya memiliki sesuatu yang membuat Nata sangat merasa kehilangan setelah dia pergi, entahlah.

"Gajelas banget sih" Ledek Leon sambil tertawa, Nata hanya terdiam.

"Gue dulu punya temen, temen kecil. Dia baik banget, nemenin gue kemana aja. Dia pernah janji, dia bakal ajak gue kemanapun dia pergi. Tapi kenyataannya dia tiba-tiba hilang gitu aja tanpa kabar." Leon terdiam mendengar cerita Nata.

"Hm, mungkin temen lu itu ada suatu urusan yang penting dan harus pergi?" Jawab Leon.

"Ya gatau, gue kangen dia Yon" Butiran air mata yang sedari tadi ia bendung, sudah tak tertahankan. Ia menitihkan air mata itu tanpa suara.

"Maaf karena gue pernah ninggalin lu. Tapi sekarang, gue disini Nat, disamping lu." Batin Leon berbisik.



Halooo!! Yang sukaa vomment yaa! Thankyouu! 😊

Love,
Magdalenael

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang