Dalam Diamku

4

"Dan kakak juga jangan panggil aku anak kecil lah cerewet lah aku juga gak suka. " Balas caca.

Tapi abi malah masa bodoh dan memilih langsung naik mobil, karna sejujurnya dia sangat malas meladeni cewe cerewet seperti caca yang menurutnya sangatlah tidak penting. Melihat tingkah abi yang seenaknya itu membuat caca semakin kesel dibuatnya.

"Ih nyebelin banget sih jadi cowo." gerutunya.

"Yang sabar ya dek, dia emang begitu cuek tapi sebenarnya dia baik kok." kata daffa mencoba menenangkan sang adik yg sedang meledak² itu. #eh dikira kompor gitu, gas gitu pakek acara meledak2 segala, oke lupakan.

"Baik dari mananya coba orang nyebelin bin ngeselin gitu." caca mayun, daffa yang gemes dgn tingkah sang adik lantas mencubit hidung sang adik.

"Aw... " rintih caca
"Sakit tau kak zae..... " lanjutnya.
"Udah ah yuk kita pulkeru." kata daffa.
"Pulkeru?" bingung caca.
"Pulang kerumah maksudnya." jawab daffa. Dan caca hanya ber 'o' ria.

*****

Keesokkan harinya caca yang udah siap dengan seragamnya segera turun menghampiri keluarganya dan melakukan ritual pagi mereka dengan sarapan bersama.

"Assalamu'alaikum ma, pa, kak zae....." sapa caca dengan ceria.
"Wa'alaikumsalam sayang/dek."
"Sarapan dulu sayang..." kata sang mama.
"Ia ma... "

"Emm... dek maaf ya hari ini kakak gak bisa antar kamu." kata daffa.

"Oh ia kak, gak apa2 kok aku bisa pergi sendri naik bus atau angkot." balas caca dengan senyuman khasnya.

"Gak sama sopir aja sayang?" tanya sang papa
"Gak ah apa, mending naik bus aja." jawab caca
"Yaudah caca berangkat ya. Assalamu'alaikum...." sambungnya sembari menyalami tangan kedua orang tua serta kakaknya.

Halte bus...

"Aduh kok lama banget sih busnya? Bisa2 caca telat nih. Apa caca minta jemput azril aja ya? Tapikan dia pasti bawanya motor males ah, atau minta jemput bila aja ya? Tapikan dia di anter gak enak juga kan, masa dia harus putar arah kan jauh. Aduh gimana dong?" perang batin. #eh kok jd perang2 sih batinnya wk

****