Who ?

26 2 0
                                    


"Morning Grandpaaaa,". Aku menggulung rambut panjangku sembari menunduk menggigit roti yang ada ditangan grandpa. Selanjutnya, aku mencium kilat pipinya dan tersenyum lebar menunjukkan gigi rapi ku kearahnya.

"What time is it?,". Grandpa memperhatikanku yang sedang sibuk membuang pinggiran roti disebelahnya.

"I don't have any class today grandpa, dosen yang mengajar hari ini sedang cuti karena dia akan melahirkan putri keduanya. So, i'm freeee,". Aku mengangkat kedua tanganku keatas seraya megarahkan kakiku untuk bergerak berputar.

"Umm okay baiklah,".

Yaz Grandpa tidak curiga, misi berhasil!!
Dengan segera aku menjauhkan tubuh dari dapur dan kembali ke kamar untuk bersiap-siap menjelajahi dunia mimpiku. "But wait....,".
Sial, apa lagi ini. Aku menghentikan langkahku dan menoleh kebelakang menghadap Grandpa yang masih duduk dikursi.
"Bagaimana jika kau dan Zayn bertemu untuk menghabiskan waktu berdua, lagipula kalian belum mengenal satu sama lain bukan. Alangkah baiknya jika kau pergi dengannya hari ini,".

Aku berdiri mematung mencerna kata-kata yang dilontarkan Grandpa.
What the hell, justru alasanku untuk membolos hari ini adalah karena dia. "Ha-ha seriously? No Grandpa,". Aku tersenyum kecut.

"No?,".

"Emmm maksudku, aku tidak ingin mengganggu waktu Zayn. Itu saja,".

"That's okay Honey, Biar Grandpa yang menelfonnya agar kalian bisa pergi bersama,".

Damn!! Percuma saja aku berbohong kalau ujung-ujungnya perderitaan lain siap menjemputku.

"But....,".
Grandpa tak menghiraukanku sedikitpun, dia mulai menggeser layar ponselnya.
"Baiklah Grandpa,". Suaraku terdengar berbisik, aku sudah tidak tau lagi harus bagaimana.

Aku melangkahkan kakiku satu persatu menaiki tangga, sedikit aku bisa mendengar suara Grandpa yang sedang berbicara di telefon dengan pria dingin itu.

Jam menunjukkan pukul 1 lebih 18, sudah 5 menit aku diam didepan cermin memperhatikan bekas merah dileherku. Bagaimana bisa malam itu dia berubah menjadi pria sejati. Maksudku pria yang menggoda dan sedikit sexy. Entahlah jika memikirkannya dia bukanlah pria dingin yang selalu membuatku kesal. Apa mungkin seseorang bisa memiliki 2 kepribadian sekaligus? Ashh whatever.

"Jesslyn, C'mon Zayn sudah menunggu mu di bawah sayang,".

Segera aku turun dengan malas, bisa kulihat wajah menyebalkan pria itu dari atas. Detik kemudian dia mengarahkan kedua matanya kepadaku, Grandpa yang sadar akan tatapan Zayn segera menoleh dan berdiri merangkul bahuku.

"Baiklah, ini dia orang yang kau tunggu-tunggu Zayn,". Grandpa masih dengan merangkulku dan tak berhenti tersenyum.

Aku membuang nafasku kasar. " I'll go now Grandpa,". Aku keluar terlebih dahulu meninggalkan Zayn yang masih sibuk dengan Granpa. Masa bodoh dengan celotehan mereka berdua.

Aku lebih dulu masuk kedalam mobilnya yang tidak dikunci, aroma mint langsung menusuk hidungku. "Astaga kampungan sekali dia, tidak bisakah dia menemukan aroma lain selain ini,". Tangan jahilku tidak tahan untuk membuka laci mobil, mungkin saja dia menyimpan kondom atau sebagainya di mobil. Sayangnya, aku hanya menemukan kutek pink dan permen karet. "Ewww.. apa dia punya kelainan,?".

Dengan cepat aku kembali keposisiku semula sesaat mengetahui Pria dingin itu membuka pintu mobil. Dia menginjak pedal gas melaju meninggalkan rumahku. Suasana disini cukup sunyi mengetahui dia masih membungkam mulutnya, hanya terdengar suara letusan permen karet yang aku makan.

"Bagaimana bisa aku dijodohkan dengan seorang pencuri,". 7 kata yang berhasil menikam jantungku dalam-dalam. Sontak aku membuka mulut lebar dan geleng-geleng menoleh kearahnya. "Apa maksudmu,?". Aku semakin menajamkan mata kearahnya, dia tetap lurus menatap jalanan didepan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret Relationship (Zayn Malik Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang