The Marking

33 3 0
                                    

"Uhm" suara deheman seseorang berhasil membuatku dan pria kaku didepanku menoleh secara bersamaan. Seketika itu dia melepaskan bungkamannya di mulutku dan menjauh dari tubuhku.

"Jangan salah faham Mr.Alan!!"
"Jangan salah faham grandpa!!"

Kami mengucapkan kata itu secara bersamaan, anehnya pria tua didepanku hanya tersenyum jahil dan menaikkan kedua alisnya.

"Haha its okay, by the way its time to dinner. Aku tidak ingin kau sakit menantuku, kakekmu akan memarahiku habis-habisan jika aku membiarkanmu pulang dengan perut kosong". Dia kembali tersenyum jahil kepadaku kemudian meninggalkan kami berdua ditengah kebisuan.

Aku memberanikan membuka mulutku dan menatap pria didepanku tajam.
"Kau sudah berani masuk dalam hidupku!!" Aku menyambar tangannya mengambil ponselku. "Maka PENDERITAANMU akan dimulai dari sekarang Mr.Malik" aku sengaja menekan kata penderitaan kepadanya. Karena ya seiring berjalannya waktu, aku akan menyiapkan beberapa penderitaan yang pas untuk dia.

"Kau mengancamku?" Terdengar seperti nada meremehkan namun lebih santai. "Tapi aku tidak yakin jika kau akan membuatku menderita. Justru kau semakin akan tertarik oleh pesonaku Jessy". Dia meletakkan jari telunjuknya di dahiku dan mendorongnya pelan kebelakang. Sedangkan aku hanya membuka mulutku lebar membentuk huruf O hampir sempurna. Ter-terpesona padanya, eww never in ur wildest dream Malik. Tapi Bagaimana bisa dia tahu tentang nama Jessy?

Aku perlahan memasukkan suap demi suap pasta kemulutku. Keadaan hening, hanya ada suara sendok yang berbenturan dengan piring yang terdengar memenuhi ruang makan disini. Aku menghela nafas panjang, kuperhatikan seorang gadis kecil menatapku dengan teliti.

"Hello apa kau Jesslyn?" tanya gadis kecil itu tampak malu-malu.

"Ya aku Jesslyn, apa kau si cantik Saffa?" dia tersenyum manis kepadaku.  Tapi, ada satu lagi senyuman kecut seseorang yang sungguh ingin membuatku meremas mulutnya. "Apa kau mau menemaniku tidur malam ini Jesslyn, aku takut tidur sendirian. Kumohon". Wohoo, Apa aku tidak salah dengar, tidur? Disini? Serumah dengan pria kaku ini? absolutely NO!!

"Safa! Kau bukan lagi anak-anak. Jangan manja." Ya suara itu, siapa lagi kalau bukan suara pria kaku yang sedang menatap gadis kecil disampingnya.

"Grandpa, bolehkan aku mengajak Jesslyn tidur disini". Oh lucu sekali, dia mengacuhkan perkataan kakaknya sendiri. Poor you Malik!! Haha Tapi sungguh, dia tidak pantas dikatakan sebagai kakak kalau sifatnya saja seperti itu terhadap adiknya sendiri.

"Mengapa tidak sayang, tapi tanyakan pada Jesslyn. Apa dia mau menemanimu?".  Pandangan Mr.Allan dan Saffa secara bersamaan tertuju padaku. "Bagaimana Jesslyn?" Yatuhan, kenapa kau menempatkanku pada situasi seperti ini, pikiranku buntu. "Eemmm" Kalau aku beralasan Mom dan Granpa tidak akan mengizinkanku, sangat tidak masuk akal. Tapi lihatlah pria kaku didepanku, 5 menit yang lalu secara tidak langsung dia tidak mengizinkanku tidur disini. Tapi sekarang, dia tampak tidak perduli. "Okey baiklah, aku akan menemanimu tidur Saffa". Aku menarik garis bibirku dan tersenyum. Semoga saja tidak terlihat kalau memang aku sedang memaksakan senyumku.

"Uhukk"

Setelah makan malam selesai, Saffa dengan semangatnya menggandeng tanganku menuju kamarnya. "Aku senang sekali Jesslyn, kau
mau menemaniku tidur malam ini." Aku mengacak rambutnya gemas. "Baiklah Safa, ini sudah malam. Kau harus tidur okay".

"Baiklah, tapi kau janji tidak akan meninggalkanku sendiri kan" lagi-lagi aku tersenyum padanya. "No princess". Aku menarik selimut untuk menutupi badan mungilnya yang berbaring disampingku. "Kau berbeda dengan kekasih Zayn yang dulu, aku menyukaimu". Dia tersenyum manis padaku sembari aku mengelus rambutnya. "Selamat malam princess" aku mengecup keningnya dan pergi kekamar mandi untuk ganti baju setelah dia terlelap.

Secret Relationship (Zayn Malik Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang