S A T U

97 17 1
                                    

"Ein!"

"Iyan!"

Seperti tertarik ke masa lalu, tatapan yang amat dalam dari masing-masing mereka seolah menjawab kerinduan yang selama ini dipendam.

Kerinduan yang amat sangat menyiksa keduanya.

Cukup lama mereka bertatapan. Saat sadar dengan kondisi yang ada, mereka memutuskan kontak mata itu, kecanggungan pun tak bisa dihindari.

"Ekhm-maaf ya,tadi gue nabrak lo"ucap Bryant berusaha menghilangkan kecanggungan yang ada.

"I-iya, maaf juga tadi gue marah-marah ke elo. Elo sih,bilangin gue jalan gak pake mata, jadi marah deh gue, kan harusnya waktu tabrak gue, lo langsung minta maaf kek, atau setidaknya bantuin gu-"

ucapan Shein terputus saat Bryant tiba-tiba memeluknya. Jantung Shein berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Lo masih bawel yah, tambah bawel malah". Bisik Bryant ditelinga Shein. Tambah sayang juga gue sama lo Ein, batinnya.

Bayangkan bagaimana perasaan Shein saat ini. Senang,rindu,haru,semua menjadi satu. Tergerak dengan hatinya, Shein membalas pelukan Bryant, seolah tatapan mata kurang untuk membayar rindunya.

Setetes demi tetes air mata mulai membasahi wajah gadis yang berparas cantik ini.

Sadar Shein menangis, Bryant melepas pelukannya, dan memegang tangan mungil Shein dengan hangat. Tangannya tergerak menghapus air mata di wajah wanita yang dicintainya itu.

"Udah Ein, jangan nangis.. Gue ada di sini" ucap Bryant menenangkan Shein.

Setelah cukup tenang, Shein akhirnya mencoba untuk bersuara. "Y-yan.. Ja-jangan pergi lagi ya..."katanya lirih.

"Iya, gue janji gue bak-" ucapan Bryant terputus saat Shein menutup mulutnya dengan tangannya. Setelah Bryant diam, Shein menurunkan tangannya kembali.

"Gausah janji, nanti kalo gak ditepatin, yang adanya sakit hati". Ucap Shein mengingat kembali masa lalu itu.

Flashback ON

1 tahun yang lalu...

"Shein! Lo dimana Sekarang?"

"...."

"Lo diam disana, jangan bersuara, gue ke sana Sekarang!"

TUUTT. Panggilan terputus.

Di bawah derasnya hujan, Bryant melajukan motor ninja biru navy miliknya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Pikirannya sangat kacau saat ini. Ia tidak lagi mempedulikan keselamatan nyawanya sendiri, tidak mempedulikan derasnya hujan yang mengguyurnya, dan tidak lagi mempedulikan klakson berbagai kendaraan yang disalipnya. Yang hanya Ia pedulikan saat ini hanyalah keselamatan Shein.

Keselamatan wanita yang dicintainya.

Saat tiba di sebuah jalanan kecil yang sepi, Bryant langsung dihadang oleh Lima orang yang umurnya kira-kira setahun sampai dua tahun diatasnya. Otomatis, Bryant menghentikan motornya dan segera turn.

"Apa mau lo pada hah?!" Bentak Bryant tak takut.

"Kita semua mau lo MATI!!" Setelah perkataan itu keluar dari mulut ketuanya, Bryant langsung dihadiahi pukulan bertubi-tubi oleh keempat yang lainnya. Sementara Bryant berusaha melindungi dirinya dengan membalas pukulan, seorang gadis sedang menangis di tempat persembunyiannya.

"Kak.. To-tolongin gue.. Iyan digebukin, gue takut kak" suara tangisan tak bisa dicegah saat Shein berusaha menelfon seseorang yang bisa dipercayanya.

Together? (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang