D U A

67 16 3
                                        

"Anjir..! Mimpi apa gue barusan? " teriak Shein bangun dari tidurnya.

Dia? Arrghh apaan sih?! Kok jadi kepikiran gini? Batin Shein

Sekarang lo dimana?

Gue rindu lo Yan..

Batinnya lagi dan menuju ke kamar mandi

Tok..tok..tok...

"non, dipanggil kakak di bawah katanya disuruh makan bareng" ucap Siti pembantu rumah tangga dirumahnya.

"iya bi.. Ein juga udah mau ke bawah ini, makasih ya udah dipanggilin" balas Shein ramah.

Sesampainya Shein di meja makan, ternyata di sana sudah ada Alden kakaknya, dan juga Hideo papanya, Papa Shein adalah keturunan Jepang. Shein langsung mengambil posisi duduk disamping Alden yang berhadapan langsung dengan papanya.

"Pa, mama mana? Pergi lagi ya?" ucap Shein menekankan kata pergi

"Iya, mama tadi pergi mau ketemu temannya, Harumi mau ini?" balas papanya sembari menawarkan Steak pada Shein. Harumi. Papa Shein memang selalu memanggilnya Harumi yang dalam bahasa Jepang nya berarti Kecantikan musim Semi. Karena Shein lahir pada musim Semi di Jepang.

"Pergi sama temannya atau sama pacar barunya?" tanya Shein sinis dan langsung dianugerahi jitakan dari Alden disampingnya.

"Ihh! Kakak apaan sih?! Emang kan mama punya pacar?! Gausah main sembunyiin segala deh sama Ein, aku udah tau semua kok, aku pernah lihat mama sama pacarnya waktu ke Mall bareng Rara" balas Shein dengan suara meninggi.

"Harumi, jangan ngomong begitu, dia tetap mama kamu yang lahirin kamu sayang.. " kata papanya lembut.

Shein lantas kembali berbicara "memang mama yang lahirin Shein, tapi apa pernah mama peduli sama Shein? Enggak pa!" emosi Shein kembali memuncak, terlihat jelas kekecewaan dan kemarahannya pada Adara, mamanya.

"Aku tahu, papa kecewa, papa marah, papa sedih dengan kelakuan mama..tapi pa, jangan nyiksa diri papa sendiri dengan menahan semuanya pa.. Kalau papa mau pisah sama mama, aku re-..."

Brakkk
Ucapan Shein terputus karena suara pukulan meja, Alden yang berada disamping Shein juga ikut terperanjat kaget dengan kejadian barusan.
"Harumi, papa ngerti kamu kecewa dan marah sama mama, tapi papa gak pernah ngajarin kamu bicara seperti itu!" tegas papa pada Shein. "tapi pa-..." ucapan Shein kembali terputus "Papa bilang cukup Harumi!"

Ya.. Beginjlah keadaan keluarga Shein sekarang, sejak 6 bulan yang lalu, Adara mamanya memang sudah mulai menjaga jarak dari keluarganya. Dia jarang sekali ada di rumah, entah kemana. Kalaupun sempat pulang, ia hanya sekilas menanyakan keadaan Alden, sedangkan Shein? Entahlah...

Tidak ada kata yang keluar dari bibir tipis Shein sekarang, lidahnya terasa keluh ada sakit yang tak tertahankan di dadanya yang membuat dia ingin menghilang dari dunia ini saja. Matanya mulai berkaca-kaca bukan karena ditegur papanya, tetapi karena melihat papanya yang masih bisa membela mamanya yang sudah mengkhianati mereka, mengkhianati janji sehidup sematinya dengan papa.

Shein berdiri hendak kembali ke kamarnya, ditatapnya kembali papanya kemudian beranjak pergi, setelah beberapa langkah dari meja makan Shein bisa mendengar jelas suara lirih papanya "maafkan papa Harumi" dan setelah itu air mata yang sedari tadi dibendungnya mulai mengalir perlahan.

Kenapa gue jadi cengeng kalau sama papa? Maafin Shein pa.. -batinnya



Waspada Typo yang bertebaran dimana-mana 😂
Budayakan voment guys..
Tunggu part selanjutnya yee!

Together? (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang