T I G A

38 6 0
                                    

Waspada typo bertebaran 😂

Sesampainya di kamar, Shein mengambil posisi duduk di ujung kasurnya, sambil menutup mukanya dengan bantal.

Tok.. Tok.. Tok..

"dek, kakak masuk ya.." ucap Alden di depan pintu kamar Shein.

"masuk aja kak, pintunya gak dikunci" balas Shein, Alden pun masuk kedalam kamar dan mengambil posisi duduk disamping Shein.

Hening menyeliputi kamar Shein untuk beberapa saat, sampai suara Alden memecah keheningan

"Dek, tolong ngertiin papa ya.. Kakak tahu kamu gak bermaksud kayak gitu tadi" ucap Alden lembut

"Iya kak, Shein juga minta maaf tadi ngomong kasar ke papa" balas Shein lembut.

Alden tidak suka dengan sikap adiknya yang cerewet berubah jadi mellow, dia pun mulai memancing Shein.

"Dek muka jangan ditutupin bantal, kasian bantalnya gak bisa napas kan" kata Alden sok serius.

" Ihh! Kakak monyet nggak lucu tau" balas Shein jutek dan segera meletakkan bantal yang menutup mukanya di kasur. 

" Nah.. Gitu kan bagus, jadi tambah cantik deh.." ucap Alden kembali menggoda Shein.

Sebelum Shein membalas perkataan Alden, kakaknya itu kembali bersuara "Cantik mirip monyet betina..Hahahaha!!" Alden tertawa puas melihat muka Shein yang merah menahan emosi, sebelum Shein melakukan pembantaian terhadap kakaknya, Alden sudah terlebih dahulu berlari menuju pintu

"Kamu kurang gece dek, kakak menang hahaha!!!" ucap Alden langsung berlari menuruni tangga secepatnya.

"DASAR KAKAK KINGKONG!" Teriak Shein dari depan pintu kamarnya, mengamati Alden yang masih tertawa di bawah.

***

Kringgg...Kringgg...

Alarm berbunyi membuat gadis berwajah cantik blasteran Indonesia-Jepang yang masih berada di alam mimpi terpaksa membuka matanya, mengambil posisi duduk dikasurnya, melirik jam yang masih menunjukkan pukul 5 pagi, dan segera bersiap-siap.

Ya... Bersiap-siap, bukan ke sekolah melainkan untuk tidur kembali.

Beginilah Shein, sleeping beauty di dunia asli.

Kakaknya, Alden sering merasa prihatin. Prihatin kepada penemu jam weker tentunya. Ia prihatin karena sikap adiknya itu membuat jam weker seperti tidak berguna lagi.

Sangat lama Shein kembali tertidur, hingga akhirnya sesuatu yang menunjukkan ada yang tidak beres membuatnya terbangun.

"WHAT THE-KAKAK KENAPA NGGAK BANGUNIN SHEIN?!" teriak Shein kaget karena melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 6:30, yang berarti 30 menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup.

Dengan secepat kilat Shein bergegas mandi. Setelah ia mandi dan mengenakan seragam Shein pun menuju meja makan, mengambil roti yang sudah disiapkan kemudian menemui papanya.

"Pa, Shein berangkat sekolah dulu" ucap Shein kemudian mencium punggung tangan papanya.

"Shein juga minta maaf soal yang kemarin pa, Shein udah kelewatan" sambungnya lagi dan segera berlari menuju mobil yang dikemudikan oleh supir keluarga Shein.

***

"Pak cepetan dong! Lima menit lagi gerbangnya ditutup nihh.." ucap Shein gelisah sembari terus melirik arlojinya.

Akhirnya Shein pun tiba di sekolah sebagai siswa yang paling terakhir masuk sebelum gerbang ditutup.
Nyaris aja gue tewas kalo sampai masuk BK. Ucapnya dalam hati kemudian menuju ke kelasnya.

Sungguh malang nasib Shein, ditengah perjalanan menuju ke kelasnya, ia bertemu dengan Bu. Jeje guru BK yang terkenal dengan sikap jutek nan garang yang membuat semua orang tidak bisa menolak perintahnya.

"Kamu ini, masih anak baru udah main telat aja! Sebagai hukuman dari saya, jam istirahat nanti kamu harus ke perpustakaan membantu Miss Lika merapikan buku-buku perpustakaan dari loker pertama sampai ke sepuluh!" kata Bu.Jeje tajam di setiap katanya yang membuat Shein bergidik ngeri.

"I-iya bu, akan saya laksanakan" balas Shein pasrah. Ia pun berjalan lagi sampai ke kelasnya.

Untunglah guru-guru belum masuk ke kelas pembelajaran, Shein pun bisa bernafas lega dan duduk di samping Rara.

"Elah ni anak satu, telat mulu kerjanya" sambar Rara saat Shein baru duduk.

"Ih Rara, udah ah gue ngantuk mau tidur bentar, kalau gurunya udah datang bangunin gue ya" pinta Shein kemudian menidurkan kepalanya di meja dengan kedua tangan sebagai bantalnya.

"Dasar kebo, kerjaannya tidur terus.. Untung gue mau ya sahabatan sama lo" balas Rara yang dijawab anggukan kepala dari Shein.

Lima menit kemudian...

"Ein, bangun gurunya datang nih!" bisik Rara pada Shein. Shein pun segera mengangkat wajahnya dan mengambil posisi siaga.

"Selamat pagi semua. Sebelum kita memulai pelajaran hari ini, kita akan berkenalan dengan siswa baru. Dia hari ini akan menjadi teman sekelas kalian" Ucap bu. Helni guru biologi setelah itu mempersilahkan anak baru untuk masuk.

"Wahhh.."

"Ganteng banget ya Tuhan.."

"Anjay pangeran dari mana ini"

"Huh saingan kita bertambah lagi bro"

Bermacam-macam komentar dilontarkan para murid saat anak baru itu berjalan ke depan kelas. Semua mata tertuju padanya. Terhipnotis pada wajah tampan bak pangeran yang kesasar di sekolah.

Tapi, tidak bagi Shein. Entah mengapa ia merasa seperti mengenalnya, tetapi dengan suatu perbedaan kecil tetapi sangat besar bagi Shein. Matanya.

Nggak mungkin dia kan. Matanya aja beda banget. Batin Shein

"Ayo nak perkenalkan dirimu"

"Hai. Gue Bryant Brendent Alvaro, mohon bantuannya." ucapnya singkat.

Dan saat itu juga jantung Shein serasa berhenti berdetak.





Tunggu part selanjutnya ya.
Jangan lupa Voment gaess!! 💕

Together? (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang