Cari Kerja Part II (Lanjutan)
Setelah gue menolak tawaran di PT. MUGC bogor, gue coba masukin lamaran di beberapa website jasa Pencaker (Pencari Kerja). Beberapa hari setelah itu gue dipanggil salah satu perusahaan pialang bernama PT. MIV (nama tetap disamarkan demi menjaga privasi dan yang penting biar gue gak dituntun #ralat -> dituntut). Pas ditelepon gue ditanya-tanya dan gue juga bertanya-tanya sedikit tapi gue malah diomelin.
"Saya belum selesai bicara mas !" katanya.
Akhirnya gue terdiam melas sambil ngedengerin apa yang dia omongin dan gue cuma bisa jawab iah, iah, dan iah (karena gue orang sunda jadi pake h). Tapi terakhir gue jawab iah ternyata dia malah marah karena dia sedang menyebutkan alamat lokasi perusahaan nya, kemudian bertanya.
"Sudah dicatat belum alamatnya ? katanya dengan suara agak keras.
Dan gue jawab "Iah Bu".
"Apanya yang iah?, Sudah dicatat belum ?!!" katanya lagi dan kali ini suaranya terdengar agak kesal (mungkin emang kesal).
"Iah Bu, eh belum Bu, boleh diulang alamatnya di mana ?" kata gue memohon dan sambil lari dari tempat tidur dengan terbirit-birit mencari pulpen dan kertas.
Akhirnya gue menemukan potongan kertas kecil bekas struk belanja kalau gak salah. Gue tulis di secarik kertas tersebut alamatnya yaitu di Jl. Gajah Ganda, Gajah Ganda Plaza, Menara BRI lantai 11 Jakarta-Barat (nama dan alamat tetap disamarkan demi menjaga privasi dan yang penting biar gue gak dituntun #ralat -> dituntut).
Besoknya gue berangkat kesana dengan banyak bertanya ke orang-orang di sekitar jalan dan juga di dalam bis,
- Arah nya kemana?
- Naek bis apa jurusan apa?
- Ongkosnya berapa?
- Namanya siapa?
- Mau kemana?
- Bawa uang berapa?
- Dan lain sebagainya (karena pertama kali ke jakarta barat, sendiri).
Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh dan berpanas-panasan di tengah kemacetan jakarta, akhirnya gue diturunin di depan Gajah Ganda Plaza kata kondektur bisnya (walaupun masih bingung gedungnya yang mana). Gue bertanya lagi sama orang di pinggir jalan tentang alamat perusahaan yang gue tuju, dan ditunjukin gedungnya ada di seberang jalan.
Gue berjalan mencari zebra cross buat nyeberang tapi gak ketemu-ketemu akhirnya gue nyeberang lewat jembatan fly over. Setelah gue berjalan ke atas gue sadar kalau di sana ternyata emang gak ada zebra cross karena terlihat dari atas fly over, dan setelah sampai di seberang jalan gue lebih sadar lagi karena gedung di seberang jalan ini ternyata banyak dan gue malah kebingungan masuk gedung yang mana. Setelah gue cek catetan yang gue tulis kemaren pas ditelepon tertulis menara BRI lantai II, dan karena di salah satu menara ada tulisan BRI akhirnya gue memutuskan buat masuk gedung itu.
Di dalam gedung gue langsung naek lift ke lantai II dan ternyata bener BRI, tapi anehnya gak ada satu orang pun yang tau nama PT. MIV di lantai II tersebut. Akhirnya gue memutuskan buat keluar gedung dan masuk ke gedung yang lain (siapa tau salah masuk gedung). Dalam gedung itu gue malah ngerasa aneh karena semua sisi dan juga sudut isinya ruangan yang disekat tapi semua tertutup rolling-door dan gue hanya sendiri di sana. "Ini perkantoran apa mall bangkrut" pikir gue.
Tapi untungnya di sana (dalam mall bangkrut itu) gue mendapatkan sebuah alat yang sangat penting, berharga dan berguna buat gue saat itu (minimal untuk hari itu). Karena dengan alat itu gue bisa konfirmasi kebenaran alamat yang gue tulis. Alat apakah itu ? Ya, TELEPHONE COIN. Telepon Koin sangat berharga buat gue waktu itu, disamping pulsa masih relatif mahal buat gue saat itu dan juga karena kalau gue mencari wartel gue gak tau di perkantoran jakarta yang mana yang masih ada wartel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Facebri - Facenya si Sobri
Non-FictionCowok lulusan SMK TKJ ini menggemari masakan padang, apalagi gratis. Ia juga gemar memasak dan sangat ahli membuat masakan mie instan dan juga telur ceplok/Mata Sapi, tapi kegemarannya itu muncul hanya ketika ia kelaparan. Dengan ini, ia mencoba ber...