B
anyak pengalaman yang gue alamin selepas lulus SMK. Pengalaman cari kerja, kerjanya juga, pengalaman organisasi, cari tempat kuliah, kuliahnya juga, cari tempat magang, magangnya juga dan pengalaman lain yang berhubungan dengan itu. Tulisan gue kali ini berhubungan sama cari kerja.
Juli 2008
Waktu itu gue baru lulus Sekolah, bahkan ijazah pun belum keluar seinget gue tapi gue udah coba ngelamar-lamar kerja kali aja diterima. Interview pertama gue sebagai staff (gak tau staff apa) di PT.MUGC Bogor (nama disamarkan, kaya nulis nama penjahat di acara investigasi aja, tapi ini demi menjaga privasi dan yang penting biar gue gak dituntut sama itu perusahaan), perusahaan Eximp indonesia. Ternyata temen satu sekolah gue juga dipanggil di PT yang sama di hari yang sama.
Akhirnya gue berangkat berdua hari esoknya. Disana gue interview beberapa menit, dan ternyata gue diterima dengan gampangnya (karena gue baru pertama interview jadi gue pikir wajar-wajar aja) tapi itu pun dengan syarat. Gue kira syaratnya apa, syaratnya adalah membayar Rp.25.000 (untuk administrasi atau apa gue lupa) dan juga menawarkan dan menjual salahsatu produk elektronik yang mereka jual, ke keluarga atau siapapun yang kira-kira mau membeli produk tersebut dengan harga yang lebih mahal dari biasanya. Itu merupakan syarat dan juga tes kemampuan bagaimana meng-komunikasikan sesuatu dan membuat orang percaya akan apa yang kita komunikasikan tersebut. Akhirnya gue mengiyakan tawaran itu dengan membayar uang tersebut dan akan kembali besoknya setelah berhasil menawarkan produk mereka dengan harga relatif lebi mahal.
Pas gue pulang dari kantor itu, gue ketemu sama seorang lelaki yang keliatannya juga pelamar kerja sama kaya gue (keliatan dari style dan penampilannya) tapi mungkin beda perusahaan. Dia bilang kalau dia juga pernah Interview di PT yang sama kaya gue, dan dia melakukan syarat yang mereka ajukan, bahkan pernah berkerja beberapa hari di sana. Dan ternyata setelah ia kerja disana justru dijadikan sales marketing di perusahaan terbebut hingga akhirnya dia keluar (karena jadi sales perlu keahlian komunikasi yang baik dan dia gak punya keahlian itu). Padahal pas gue interview mereka bilang dengan jelas kalau kerjaan gue ntar bukan jadi sales, dan gue juga gak mau jadi sales karena berbagai pertimbangan apalagi gue lulusan SMK Komputer (TKJ). Tapi pas gue dan temen gue tinggalin orang itu, temen gue malah bilang
"Mungkin gak sih orang itu tadi juga merupakan salah satu ujian/tes buat kita dari perusahaan itu"
Temen gue berfikir kalau orang itu disiapin perusahaan tersebut buat tanya-tanya ke kita dan mengetahui apa respon dari kita berdua setelah mengetahui tentang tes dan kerjaan yang akan diberikan ke kita (tapi juga gak tau alesan sebenernya apa kalau emang bener orang ini juga adalah tes buat kita).
Gue jadi dilema saat itu, antara percaya atau nggak ada orang (gue juga bingung, pas gue pulang orang ini ada di depan jembatan dan tiba-tiba dia menghampiri dan menebak kalau kita berdua dari PT MUGC dan diberikan tes dengan menjual produk mereka dengan harga mahal) yang gak gue kenal dan gue gak tau motifnya apa dan dari mana dia bisa tau kalau gue dari Perusahaan itu. Apa dia Malaikat? (kiriman Allah yang ditugaskan untuk mengingatkan gue dan temen gue) tapi kayaknya, ini gara-gara kebanyakan nonton TV dimana orang soleh suka dikirimin malaikat yang tiba-tiba hilang setelah ia nengok kebelakang (mana mungkin orang bandel kaya gue dikirimin malaikat) dan salahnya gue gak nengok kebelakang lagi buat mastiin apa bener itu malaikat.
Setelah gue cerita ke beberapa orang kenalan gue ternyata bener kata orang tadi, karena menurut beberapa kenalan gue, sekarang ini banyak perusahaan yang dengan terpaksa melakukan siasat tersebut untuk mendapat karyawan karena kalau tanpa siasat tersebut jarang fresh graduate SMA/sederajat langsung mau jadi sales marketing (Entah apa yang mempengaruhi pikiran mereka, tapi itu juga lah yang gue pikirin).
Tapi kenapa harga produk itu justru lebih mahal, karena mungkin perusahaan berfikir setelah si pencaker terjebak (karena telah membeli produk mahal itu) kemudian ia tidak tertarik menjadi sales dan akhirnya memutuskan untuk keluar maka perusahaan itu tidak akan mengalami kerugian karena harus melakukan penerimaan karyawan lagi (justru mereka mendapatkan keuntungan yang lebih karena selain telah membayar Rp. 25.000, kemudian membeli produk harga mahal, dan tidak mengeluarkan gaji). Hmm, begitulah strategi perusahaan-perusahaan yang kurang bahkan gak bagus.
Akhirnya gue dan temen gue memutuskan untuk tidak melanjutkan penawaran dari perusahaan itu karena banyak hal tersebut.
Pelajaran dari pengalaman ini adalah
"Jangan mudah menerima sesuatu hal yang belum jelas asal usulnya, karena mungkin hal tersebut memiliki efek negatif terhadap diri kita"
Memang Positif Thinking itu perlu, tapi bukan berarti tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelah itu, dan bukan juga berarti selalu negatif thinking terhadap sesuatu hal. Intinya "Berfikirlah sebelum bertindak". Namun berfikir pun banyak caranya, dengan kita bercerita dan bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman pun akan membuat kita berfikir bagaimana seharusnya bertindak. Atau bahkan Shalat Istikharah guna mendapatkan petunjuk dari Allah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Facebri - Facenya si Sobri
Non-FictionCowok lulusan SMK TKJ ini menggemari masakan padang, apalagi gratis. Ia juga gemar memasak dan sangat ahli membuat masakan mie instan dan juga telur ceplok/Mata Sapi, tapi kegemarannya itu muncul hanya ketika ia kelaparan. Dengan ini, ia mencoba ber...