Prolog

537 48 11
                                    

Plagiator

Oleh:  FarizEdgar

***

Malam ini Haris pulang terlambat. Kesibukan di kantor mengharuskan ia untuk pulang larut malam. Dia sengaja membuka pintu depan yang berwarna coklat itu dengan pelan. Berjalan layaknya seorang ninja, Haris mengendap-endap dalam kesunyian. Hanya beralaskan kaus kaki hitam, dia menyusuri lorong rumahnya dengan hati-hati. Langkah yang diam itu, dia tuntun langsung menuju ke sebuah kamar di sebelah kiri yang terlihat terbuka.

Haris masih bisa bersyukur, melihat anak perempuannya tertidur nyenyak sambil tersenyum. Gadis kecil bernama Rianty itu, kini sudah semakin besar dan cantik. Selesai memandangi anaknya yang sedang tidur, Haris lalu menutup pintu kamar itu pelan-pelan.

Di sebelah kanannya, tepat di ruangan tengah, cahaya dari televisi memenuhi ruangan yang gelap. Haris-pun kemudian tergerak menuju ke ruangan itu. Senyum lebar Haris terlihat jelas ,tatkala melihat pemandangan yang ada di depannya.

Seorang perempuan berpakaian putih, dengan motif garis berwarna merah muda sedang tertidur pulas di atas sofa berwarna cokelat. Dia adalah Vera, istrinya yang anggun dan mempesona. Dia juga sesosok ibu yang sangat baik bagi Rianty di mata Haris, selain itu Vera juga termasuk perempuan yang tangguh.

Di hadapan istrinya, saluran televisi menyiarkan berita malam dengan lirih, memutar informasi yang diulang-ulang dari kemarin. Televisi ini hanyalah teman untuk menemaninya tidur, karena Haris tahu Sang Istri tidak terlalu suka dengan acara berita di televisi. Dia lebih suka membaca surat kabar lokal atau mencari berita di media online.

Tidak berselang lama, Haris memutuskan untuk membersihkan badan. Dia menuju ke kamar mandi yang berukuran 2x2 meter. Melepas semua atribut kepolisian yang dia kenakan, lalu membasuh tubuhnya dengan air dingin. Selesai membersihkan badan, dia kemudian mengambil air wudu lalu menuju kamar.

Selimut tebal motif bunga-bunga di ranjang segera dia sambar setelah selesai menunaikan salat malamnya. Kemudian dia menuju ke ruang tengah, di mana istri tercintanya sedang tertidur. Melihat istrinya tertidur pulas, Haris menyelimutinya. Setelah mematikan televisi, Haris rebah di sisi Vera. Hanya berselang lima menit setelah mencium kening istrinya, Haris pun tertidur.

Sudah lima hari berjalan, semenjak ia menangani kasus pembunuhan di daerah Cinunuk. Dalam waktu lima hari tersebut, Haris dan timnya belum menemukan titik terang. Hal itulah yang melanda kebimbangan di hati Haris, karena ia menganggap bahwa waktu bersama keluarga, sepertinya sangat kurang.

PlagiatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang