Beginning - Prologue

557 48 4
                                    

Musim Semi telah tiba. Semilir angin pagi yang sejuk menembus badanku sehingga tubuh terasa nyaman.

Aku berjalan menuju sekolah baruku. Ya, sekolah baru. Hari ini aku telah menjadi siswi SMA. Setelah mengalami penderitaan saat SMP dulu.

Nama SMA tersebut ialah SMA Seirin.

Baru saja sampai gerbang, banyak siswa siswi berlalu lalang untuk mempromosikan sesuatu. Aku hanya melewati mereka sembari melihat-lihat ke sekitar.

"Hey! Maukah kau masuk ke klub sains? Kupastikan kau bakal menyukainya!"

"Kau suka membaca? Masuklah ke klub Reading!"

"Klub voli sangat seru, lo! Ayo ikut klub voli!"

Para kakak kelas sangat bersemangat mempromosikan klub masing-masing. Aku hanya memandangi suasana itu dengan tenang.

Tak lama lagi ialah upacara penerimaan murid baru. Oleh karena itu aku segera mencari namaku di papan pengumuman untuk beranjak menuju ke kelas.

1-B.. Oke, pikirku singkat.

Setelah menaruh tas di bangku, aku langsung berlari menuju lapangan untuk mengikuti upacara.

Selama upacara, aku sangat bosan dan belum ada teman untuk diajak bicara. Hey, ini masih hari pertama.

".....Oi."

Aku terkejut dengan suara 'panggilan' barusan. Aku langsung menoleh ke sumber suara.

"Y―ya?" jawabku gagap.

Aku tak pandai bersosialisasi. Oleh karena itu, aku bingung untuk menjawab orang lain jika mengajakku berbicara.

"Kau kelas 1-B, kan? Salam kenal, namaku Miemi. Chito Miemi," ucap perempuan berambut hitam mengkilap sepunggung dengan senyuman ramahnya itu.

"Ah... um.. Salam kenal, namaku [Surname][Name]. Panggil [Name] saja," jawabku mencoba tenang.

"Senang berkenalan denganmu, [Name]-san," lanjutnya.

"A... un.. ya, mohon bantuannya," balasku makin gagap.

Ini pertama kalinya ada orang yang mengajakku berbicara. Maksudku di SMA ini. Ia tampak elegan sekali, Chito Miemi itu. Rasanya seperti melihat karakter manga shoujo.

Selesai upacara, Miemi langsung mengajakku menuju kelas bersama. Kebetulan sekali ia ada di kelas yang sama.

Aku duduk di bangku barisan nomor 2 dari pojok jendela, duduk di tengah-tengah barisan. (Semoga dimengerti)

Miemi duduk di sebelah kiriku, yang berada tepat dekat jendela kelas.

Aku sangat canggung dengan suasana kelas di sini. Karena mengingat ini hari pertama, mereka pasti sedang dalam fase perkenalan. Begitu juga dengan diriku. Tapi aku masih diam mematung di bangkuku sendiri.

∞∞∞

Saat pulang sekolah, seisi penghuni kelas telah kembali ke habitat masing-masing. Walaupun ada beberapa yang masih di kelas dan juga mengikuti klub barunya masing-masing.

Aku disini masih berdiam diri memikirkan klub mana yang harus aku masuki. Sebenarnya aku tidak ingin mengikuti klub apa-apa, sih. Tapi, kalau aku mengurung diri terus, kapan bisa berkembangnya?

"Hah, ya sudahlah. Besok kuputuskan," ujarku menghela nafas sambil berdiri dari bangku.

Aku menggendong tasku dan berjalan keluar kelas dengan malas.

Bruk! Tak sadar aku telah menabrak seseorang saat aku berjalan di koridor.

"Ah―maaf! Kau tidak apa-apa?" ucapku terkejut sambil melihat anak yang tingginya.. um sama denganku itu.

"Ya, tidak apa-apa. Saya permisi dulu," ujarnya dengan nada datar lalu melanjutkan langkahnya.

Bahasa formal? Laki-laki pula. Baru pertama kali aku menemukan orang seperti itu, batinku memberikan impresiasi pada anak tadi.

Tunggu, aku tak pernah liat dia sebelumnya. Siapa―? Eh? Rambut biru? Sepertinya―

Aku langsung tersadar dari lamunanku. Aku kembali berjalan menyusuri koridor lalu keluar dari gedung itu.

Dibutuhkan beberapa menit untuk sampai ke rumahku. Walaupun jarak cukup jauh dari sekolah, tapi aku bahkan bisa sampai 5 menit di rumah. Yah, kau tau kecepatan kaki saat pulang ke rumah, kan?

Saat sampai rumah, aku langsung rebahan di kasur empukku. Rasanya lumayan capek karena tadi ada upacara pembukaan dan kegiatan lainnya.

Aku masih mengingat laki-laki tadi yang tidak sengaja kutabrak. Rasanya aku pernah lihat di suatu tempat, namun di mana?
.
.
.
.
.
.
"Gyaaaaa!! Jangan sakiti aku! Kumohon!"

"Orang macam dirimu gak pantas hidup! Mati aja, hahaha!"

"Apa perlu kutabrakkin pas depanmu itu truk? Apa perlu, hah?!"

"Oi, kalian terlalu sadis. Mendingan tenggelemin aja di danau, ahaha..."

"Boleh, tuh! Pilih mana? Kutabrakkin pake truk atau kutenggelamin ke danau? Jawab b*ng***!!"

"Enyah kau!!!"
.
.
.
"[Surname]... [Surname]..."
.
.
.
"HAH! Hah....hah..." aku seketika tersadar dari lamunanku.

Aku seperti sedang melihat.. masa lalu yang kelam. Tapi, aku bahkan sama sekali tidak mengingat kapan aku pernah mengalami hal seperti itu.

Urgh, apa-apaan dengan ingatanku ini? Atau ini adalah ingatan orang lain yang sengaja merajai pikiranku? Argg...

Aku mencoba agar tidak memikirkan 'ingatan' itu lagi. Aku bergelung pada gulingku yang panjang itu untuk membuat nyaman posisiku.
―――――――――――――――――――
Far, Beginning - Prologue, End.
Story created by Uzuru Rikane
―――――――――――――――――――

Don't forget to votes every chapter in this story! =^・ω・^=

To be continued―

Far (Kuroko Tetsuya x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang