Manis -1-

5.7K 850 185
                                    

"Capek"

Manis -1-

🍈🍈🍈

Malam sudah semakin larut, mengantarkan manusia dalam rasa kantuk yang amat berat. Namun sebagian orang masih memilih untuk tertawa dan bersenda gurau bersama menikmati larut malam ini. Hawa dingin tak lagi terasa berkat api unggun yang menyala ditengah-tengah camp para penjelajah alam.

Seorang pemuda berwajah seperti kucing nampak sibuk menggosok-gosok kedua telapak tangannya, menciptakan rasa hangat meski hanya sementara. Ia tak bisa menikmati hangatnya pancaran api unggun berkat kawan-kawannya yang lebih dulu berkeliling disekitar api unggun, berebut untuk menghangatkan badan mereka.

Pemuda pemilik wajah manis semanis Macaroon itu merutuk dirinya sendiri yang lupa membawa jaket. Meski jarak dari camp-nya ke lapangan hanya beberapa langkah namun ia belum bisa beranjak, mengingat masih ada kegiatan yang harus ia dan kawan-kawannya lakukan.

Hingga seperti inilah jadinya, hanya bisa menggosok-gosok lengannya.

"Kakak nggak bawa jaket?" seseorang bertanya dibelakangnya membuat si pemuda manis terperanjat dan segera membalikan badannya.

"Ah...Daniel? Sejak kapan ada disitu?"

Bukannya menjawab, ia malah balik bertanya pada seseorang yang dipanggilnya Daniel.

Daniel menghela nafas. "Sejak kakak kedinginan." jawabnya sedikit kesal. "Kebiasaan...kenapa kakak gak pernah bawa jaket, kakak kan udah tahu malem-malem bakal ada acara."

"Aku nggak mau repot." jawab pemuda manis itu membela diri.

Daniel memutar bola matanya jengah. Tanpa banyak bicara, Daniel melepas jaket yang ia kenakan dan langsung menyampirkannya di bahu si pemuda manis.

"E-eh kamu gimana?" si pemuda manis terlihat gelisah saat melihat lawan bicaranya melepas jaketnya dan memakaikan untuknya, membiarkan tubuhnya sendiri terserang hawa dingin.

"Aku strong!" ucap Daniel meyakinkan diri.

Pemuda manis itu hanya bisa tertunduk, tersipu. Ia tahu apa yang dikatakan pemuda ganteng itu tidak sepenuhnya benar. Pada kenyataannya..Daniel mudah sakit.

"Makasih.." gumamnya.

🍈🍈🍈

Kegiatan demi kegiatan telah usai. Waktu menunjukan pukul 12 malam lewat beberapa menit.

Panitia pelaksana acara akhirnya memutuskan untuk menutup kegiatan dan membiarkan para peserta untuk tidur. Saat-saat yang mereka nantikan akhirnya terwujud.

Masing-masing peserta berjalan menuju camp grup-nya, meninggalkan lapangan yang menjadi tempat inti dalam pelaksanaan kegiatan.

"Kak Seongwu!"

Pemuda manis yang ceroboh tak membawa jaket tadi memutar badannya. Dan lagi-lagi mendapatkan sosok pemuda tampan yang tengah berlari kecil kearahnya. Pemuda yang tadi meminjamkan jaket untuknya.

Seongwu tersenyum lembut menyambut Daniel. Ia buru-buru melepas jaketnya dan memberikannya pada Daniel.

"Makasih ya..kamu banyak bantu aku hari ini." Seongwu tersenyum lembut.

Perkataannya benar, dari pagi hari hingga sampai detik ini Daniel sudah banyak membantu Seongwu dalam urusan perkemahan.

Mulai dari membawakan barang-barangnya, memberi obat antiseptik untuk membersihkan lukanya, meminjamkannya kompor untuk memasak, membagi jas hujannya saat hujan mengguyur bumi perkemahan, dan kali ini meminjamkan jaket ketika Seongwu kedinginan.

(Hiatus) Capek | OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang