Vote yukk
⚠Warning! Typo bertebaran.
.
.
"K-kau? A-apa yang kau lakukan dikamarku?" Sehun tidak bisa menyembunyikan nada terkejutnya.
Yoona terlonjak dan langsung duduk ditepi kasur. Sangat kentara wajahnya yang menunjukkan ketakutan, ia menyadari kemiripan antara lelaki beriris hazel ini dengan sahabat ayahnya yang membawanya kesini.
"Appa ada kejutan untukmu."
Sehun mengingat perkataan ayahnya saat dimeja makan tadi. Tanpa menunggu lama ia melangkah lebar keluar dari kamarnya.
Yoona menggigit bibir bawahnya gugup. Apa yang harus ia lakukan didalam sini? Apa ia harus kabur atau bagaimana? Tapi ia tidak bisa melakukannya, ayahnya bisa saja berada dalam sel kalau ia kabur. Biar bagaimanapun ia telah setuju untuk dibeli. Memikirkan itu membuatnya kembali terselimuti kesedihan.
.
.
Sehun berjalan cepat menuruni tangga dimana kamar ayahnya yang berada dilantai satu. Rupanya ayahnya tengah berdiri di depan cermin memperbaiki dasinya. Ia bahkan lupa tata krama yang telah diajarkan ayahnya, ia tidak mengetuk pintu dulu dan langsung masuk.
"Appa, apa maksud--"
"Bagaimana hadiahnya? Kau senang?" Jongsuk telah berbalik menatapnya dengan senyum menggoda putranya. Sehun terlihat sangat terkejut, ia tidak tahu bagaimana bisa ayahnya melakukan hal ini. Ia memang selalu bercerita tentang seorang gadis yang disukainya, tapi ia tidak pernah memberitahukan namanya, lalu bagaimana bisa ayahnya membawa gadis itu dan lebih parahnya gadis itu berada didalam kamarnya. Ulangi, didalam Kamarnya.
"Appa--"
"Sudahlah Sehun, appa harus pergi sekarang, hampir ketinggalan pesawat. Jangan berbuat macam-macam. Dia masih seorang pelajar." kemudian menepuk punggung Sehun dua kali sambil tersenyum jahil dan keluar dari sana.
.
.
Yoona terus berjalan mondar-mandir didalam ruangan besar itu. Ia menggigiti kukunya dengan cemas. Dirinya terus memikirkan siapa lelaki yang baru saja masuk lalu keluar. Kalau dilihat dari wajahnya ia memang mirip dengan teman ayahnya yang membawanya kerumah ini. Mungkin itu adalah anaknya. Tapi Yoona merasa pernah melihatnya, entah dimana.
Kemudian acara mondar-mandirnya terhenti saat pandangannya tertuju pada sebuah foto diatas meja samping ranjang. Seorang pria dengan kemeja putihnya yang menatap tajam kearahnya dalam bingkai foto. Itu foto lelaki tadi dan bodohnya ia baru melihatnya sekarang.
Yoona mendekat ke meja berniat memperhatikan foto itu lebih dekat dan ia semakin merasa pernah bertemu dengannya. Perasaannya tiba-tiba menjadi tidak enak, apa yang akan terjadi padanya nanti? Paman Jongsuk tidak terlihat kejam, tapi dengan melihat tatapan dari seseorang yang ia pikir anaknya Jongsuk membuat Yoona begidik. Bahkan dari fotonyapun tatapannya mematikan.
Cklek
Suara pintu terbuka membuat gadis itu terlonjak kaget dan tanpa sengaja menyenggol foto dan membuat foto itu tertutup kebawah lalu dengan cepat bergerak menjauh dari meja.
Lihat, bahkan lelaki itu masih berdiri dipintu kamar yang cukup jauh darinya tapi Yoona merasa seolah nafasnya dipaksa berhenti dan sendinya diikat kuat berkat tatapan tajam itu.
Lelaki itu menatapnya dingin, lalu kemudian berjalan maju sontak membuat Yoona memundurkan langkahnya. Tatapan itu semakin jelas menusuk kala langkah lelaki itu semakin mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl
Fanfiction"Aku tidak tahu apakah aku harus bahagia atau marah pada takdir yang dengan kejam mengatur skenario hidupku seenaknya." Im Yoona "Sejak awal kau adalah milikku. Takdir yang mengaturnya atau tidak, itu bukan urusanku. Yang aku tahu kau milikku dan ak...