Sembilan

4.9K 551 45
                                    

••—••

Perhatian kecil yang kamu berikan mampu membuat ribuan kupu-kupu terasa menggelitik diperutku.

••-••

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh seorang gadis yang bertambah usia pun tiba.

Gadis cantik itu tampak sedang memoles wajahnya dengan make-up naturalnya. Tiba-tiba aktivitasnya terhenti saat sang kakak memasuki kamar sambil menghentak-hentakkan kaki.

"Lo kenapa sih kak?" Tanyanya heran karena muka sang kakak juga ditekuk sedemikian rupa.

"Gue tuh kesel banget tau, Prill! Masa A—" ucapannya terhenti seketika. "Ekhem. Masa calon pacar gue nggak pasti bisa datang atau enggak," lanjutnya karena merasa ia hampir keceplosan maka dari itu ucapannya tadi pun tiba-tiba terhenti.

"A? A siapa hayooo?" Goda Prilly sambil mencolek pipi sang Kakak yang sudah diberi make-up, sedikit tebal baginya.

Tapi siapa sangka, ucapan Dita mampu membuat hati Prilly merasa kecewa. Kecewa karena Ali tak tentu datang malam ini. Memang dirinya tak mengundang, tetapi ia teringat janji yang pernah diucapkan pria tersebut. Dan juga dirinya sudah meminta Dita untuk mengundang calon pacarnya itu, yang diyakini Prilly bahwa itu adalah Ali, mantannya.

"Bukan siapa-siapa, ih! Udah ah, jadi impas dong kalau malam ini kita tanpa pasangan," ujar Dita sambil berlalu pergi meninggalkan Prilly sendiri yang masih mematung.

"Kamu ingkar janji, Ali," gumamnya hingga tanpa sadar matanya sudah berkaca-kaca.

"Lo nggak boleh nangis, Prill. Semangatt!!"

•-•

"Lo tuh terlalu kelamaan mikir tau nggak?! Untung aja lo punya jet pribadi, kalo enggak? Lo nggak akan keburu, Bro!" Sedaritadi pria di samping sang pengemudi selalu menyalahkannya seolah-olah ini adalah kesalahan yang fatal.

"Gue kan ragu mau datang atau nggak." Jawaban polos yang terlontar begitu saja membuat pria yang duduk dikursi penumpang semakin tersulut emosi.

"Untung lo sahabat gue. Kalo bukan, udah gue habisi! Katanya CEO, tapi bodoh!" Lagi, pria yang duduk dikursi penumpang memaki si pengemudi.

"Diem aja deh, Le. Lo tuh sahabat gue, bukan musuh gue!" Lama-lama Ali jadi kesal sendiri mendengar makian yang dilontarkan Leo padanya sedaritadi.

Memang saat ini keduanya tengah di jalan menuju salah satu hotel terbesar di Jakarta dan juga hotel berbintang lima. Ya untuk apa lagi selain menghadiri pesta ulang tahun seorang Intan Prilly Ranendra.

"Lo tahu nggak sih Le? Sumpah. Gue sebenarnya males banget ngajak lo," jujur Ali tiba-tiba membuat sang empunya nama membulatkan matanya.

"Eh kunyuk! Lo kalau malas, ngapain ngajak gue? Sumpah ya Li, lo tuh hari ini bikin gue kesal mulu, sih! Udah nyuruh mendadak ke Jakarta, ditambah ini. Bahkan lo ganggu waktu gue berdua sama Keysha di Bali!"

"Gue cuma mau menghindar dari Clara. Dengan gue ngajak lo, gue bisa punya alasan nemenin lo karena nggak enak kalau gue tinggal," jawab Ali jujur yang lagi dan lagi membuat Leo membulatkan matanya.

"Clara? Si cewek yang bikin hubungan lo sama Prilly kandas? Ngapain lagi dia dekati lo? Nggak punya malu tuh cewek, jelas jelas lo putus karena dia," Selidik Leo membuat Ali menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

COMEBACK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang