Empat

4.9K 576 6
                                    

••—••

Karena saat kita bersikap, tetap ada hati yang harus kita jaga agar hati itu tak merasa terluka.

••-••

Prilly dengan wajah berseri tampak memasuki salah satu mall ternama di Jakarta Barat. Dirinya sangat cantik menggunakan dress model sabrina namun tetap saja belahan dadanya rendah hingga terlihat sekali belahan dada gadis itu. Tetapi itu sama sekali tidak menjadi masalah bagi Prilly, selagi pakaian yang dikenakannya nyaman, kenapa tidak dipakai?

Gadis itu memasuki salah satu restaurant lalu mengedarkan pandangannya mencari sahabatnya. Adara, bersama teman-teman lelakinya dan juga kekasihnya sudah duduk di pojok kiri restaurant, tempat yang pas dan cocok untuk nongkrong.

Prilly yang datang pada saat jam makan siang membuat restaurant itu sangat ramai sekarang, bahkan tak jarang pun ia melihat pakaian formal kerja sedang melakukan meeting sembari makan siang. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju Adara dan teman-temannya yang lain.

"Wuish, Princess datang cantik banget gini nih," goda Adara melihat Prilly yang baru saja datang. Bukannya merasa tersipu justru sebaliknya, gadis itu berpura-pura ingin muntah membuat semua orang di meja tersebut tertawa melihat tingkah sepasang sahabat dihadapannya.

"Geli gue!" Respons nya. Lalu Prilly melihat semua di meja itu telah memesan minuman kecuali dirinya, langsung saja dirinya mengangkat tangan dan pelayan datang membawa buku menu.

Suasanya di meja tersebut sangat ramai, tak jarang pun para pengunjung menoleh melihatnya. Prilly memang baru bertemu teman-teman Adara yang kebanyakan lelaki namun tetap tak membuat suasana canggung, justru sebaliknya karena Prilly yang mudah bergaul dengan siapa saja.

Tak terasa sudah 2 jam kurang lebih mereka di sana, satu persatu pengunjung pun sudah meninggalkan restaurant tersebut.

"Prill." suara bariton yang sangat Prilly kenal membuat tubuhnya menegang sebentar dan sebisa mungkin ia menutupinya.

Mampus! Gue lagi pakai baju kayak gini, lagi! Batin Prilly sedikit takut.

"Prilly." Lagi, suara itu memanggilnya. Dengan segera Prilly bangkit dari duduknya dan menghampiri orang tersebut. Hingga tiba dihadapannya, benar saja seperti dugaannya. Pria itu menyampirkan kembali jasnya dan berusaha memasukan kancing satu persatu.

"Jangan dilepas! Saya lagi dan lagi risih melihat anda yang memamerkan tubuh anda sendiri," ucapnya penuh keintimidasi. Prilly terpaku, segitu inginkah pria dihadapan ini agar tubuh Prilly tak dilihat banyak orang? Benar-benar over protective. Padahal jika diingat-ingat, mereka hanya mantan sekarang.

"Lo apa apaan sih?" Geram Prilly berusaha mengecilkan suaranya agar teman-teman Adara tak mendengar perdebatannya.

"Saya memiliki banyak jas di apartemen, silahkan anda pakai jas milik saya." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Ali benar-benar berlalu pergi meninggalkan mereka semua yang masih mematung melihat perlakuan Ali terhadap Prilly.

"Lo ada hubungan apa sama Ali?! Terus Fian gimana?!?!" Tanya Adara to the point, ia benar-benar tak menyangka sahabatnya ini masih berhubungan dengan Ali yang jelas-jelas dirinya sudah memiliki Fian.

"Panjang ceritanya Dar, percuma gue cerita di sini. Teman-teman lo juga engga akan paham." Jawaban Prilly membuat Adara terdiam dan mereka melanjutkan kembali obrolan yang sempat terhenti.

Di lain tempat Ali masih memperhatikan mereka sambil berujar, "Kamu memang dengan mudahnya bergaul dengan laki-laki hingga tanpa sadar kamu menyakiti hati yang seharusnya kamu jaga."

COMEBACK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang