Delapan

4.7K 505 23
                                    

••-••

Maaf, aku belum bisa membuatmu bahagia. Maaf, selalu membuat hatimu terluka karena sikapku.

••—••

Kini Ali tengah duduk di balkon unit apartemennya. Berbagai kenangannya dengan Prilly terus berputar bagaikan kaset rusak dikepalanya.

Dua sejoli itu tampak sedang melakukan facetime. Mengingat jarak yang sangat jauh membuat keduanya menjalani hubungan jarak jauh. Jerman – Kanada, sangat jauh bukan?

"Bentar lagi anniversary kita yang ke 5," ucap seorang wanita dengan senyum andalannya serta matanya menatap langit langit kamar apartemennya. Ali yang paham akan sikap kekasihnya hanya mampu menggigit bibir bawahnya.

"Ada yang kodeee, hmmm."

"Ih apa! aku nggak kode," elak Prilly masih berusaha menyembunyikan senyumnya. "Kita harus ketemuan yaa...!" rengeknya.

"Kita mau ketemu dimana??" tanya Ali. "Nanti aku siapin semua," sambungnya lagi.

"Aku mau kita ke... Perancis! Kamu tahu nggak sih, aku tuh punya mimpi untuk dilamar pangeran aku kelak di depan Menara Eiffel, pasti romantis banget. Tapi karena aku belum ada yang mau lamar, jadi rayain di sana aja ya? ya ya ya?"  raut wajah gadis itu sangat menggemaskan ketika sedang meminta sesuatu membuat Ali mau tidak mau menurutinya.

Walaupun ia sadar Kanada – Perancis sangat jauh, untuk gadisnya apa sih yang tidak. Pasti akan segera ia turuti.

"Iya.. nanti kita rayain di Perancis ya." Senyum merekah dari bibir Prilly begitu mendengar ucapan Ali.

Tiba-tiba suara bel apartemen Prilly berbunyi, "Aku mau kerja kelompok dulu, Sayang. kamu juga masih di kampus kan? paling juga aku selesai jam 9 malam waktu sini," izin Prilly yang hanya dibalas anggukan oleh Ali. Akhirnya sambungan terputus.

Setelah sambungan terputus, saat itu juga Ali menyiapkan semuanya. Tentang mimpi kekasihnya yang ingin dilamar di depan Menara Eiffel.

"Sebentar lagi mimpi kamu akan terwujud sayang, hanya tinggal sebulan lagi," gumam Ali dengan senyum merekah. Dirinya langsung membereskan laptop yang masih menyala di atas meja café, setelah beres ia meninggalkan café tersebut dengan hati yang berbunga-bunga.

Lamunan Ali seketika buyar saat dirinya merasakan ponselnya bergetar, terdapat pesan masuk dari Clara.

Clara

Kamu lagi apa?

Duduk di balkon

Pasti kesepian ya? mau aku temani nggak?

Tidak usah, sehabis ini saya harus menyelesaikan pekerjaan

Jangan terlalu lelah bekerja Ali, nanti kamu sakit! Jangan lupa makan ya. Aku harus menemin Prilly hari ini ke mall beli gaun untuk pesta ulang tahunnya, dia minta malam-malam. Padahal kan aku capek baru aja pulang

Ya sudah, kalian hati-hati.

So sweetttt...😍😍

Bukan mengkhawatirkan Clara, melainkan dirinya mengkhawatirkan Prilly.

Sejujurnya ia menyesal telah menghambil langkah terlalu cepat, yaitu melepaskan gadisnya.

"Aku rindu kamu Prilly." Mata Ali tampak berkaca-kaca. Tolong, jangan bilang bahwa pria ini cengeng. Bagaimana jika kalian yang berada diposisinya? Hubungan 5 tahun bukanlah yang sebentar.

COMEBACK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang