And I Love You

1.7K 303 166
                                    


Suatu hari Jihoon jatuh sakit dan seisi kastil panik. Penyakit itu membuatnya terkena demam tinggi dan tidur sepanjang waktu. Jinyoung dan Daehwi kebal dari wabah tersebut karena mereka pernah sakit dan juga sembuh dari penyakit tersebut. Yang berhasil bertahan dari penyakit itu akan menjadi kebal terhadap sakit ini, tapi bagi mereka yang tidak cukup kuat bertahan, mereka tidak akan terbangun dari tidurnya..

Jinyoung menatap Guanlin yang hampir tak pernah meninggalkan Jihoon. Di balik ekspresi dinginnya, ia tahu sang pangeran vampir ketakutan setengah mati. Ia juga yang pertama menemukan Jihoon terkena penyakit ini. Jisung duduk di samping tempat tidur. Tangannya menggenggam tangan Jihoon, ia benar – benar mencemaskan manusia yang sudah diasuhnya sejak kecil itu.

"Bagaimana cara untuk menyembuhkannya? Kami sudah menggunakan berbagai cara tapi Jihoon masih sakit."

"Aku akan mencari obatnya, untuk saat ini tolong pastikan untuk terus mengompres Jihoon. Suhu badannya tidak boleh terlalu tinggi, dan Jisung hyung tolong buatkan resep makanan seperti yang aku minta dan suapi makanan itu 3 kali dalam sehari."

Jinyoung segera mengambil mantel dan pedangnya sampai Guanlin berdiri di depannya,

"Dimana kau akan mencari obatnya?"

"Woojin mengatakan bahwa suplai obatnya dikirim dari desa di daerah barat, aku akan menuju desa itu dan akan memakan waktu dua hari perjalanan."

"Apakah kau butuh seorang vampir untuk mendampingimu? Kau kan tahu manusia lebih mudah terbunuh dibanding vampir."

Jinyoung memutar bola matanya, Guanlin punya cara yang aneh dalam menunjukkan perhatiannya.

"Tidak usah, aku akan baik – baik saja Lai Guanlin."

"Aku bukan mengkhawatirkan kau, aku hanya khawatir jika kau tidak pulang dengan selamat maka siapa yang akan mencari obat bagi Jihoon."

Jinyoung mendesah berat, berbicara dengan makhluk arogan ini benar – benar sulit. Entah kenapa Jihoon bisa tahan dengannya. Jinyoung melambaikan tangan dan bergegas pergi, tidak menyadari bahwa Guanlin tetap berdiri di tempatnya sampai Jinyoung menghilang dari ujung jalan.

Perjalanan Jinyoung tidak bisa dibilang mudah. Bukit terjal dan cuaca buruk menghadangnya, dan Jinyoung berkali – kali terjatuh. Jinyoung beristirahat di dekat pohon, ia sudah bisa melihat desa, tapi ia kelelahan. Seluruh perbekalannya sudah habis dan seluruh tubuhnya nyeri.

Jinyoung merasa ingin menyerah, namun tawa Jihoon dan Daehwi terus terbayang di kepalanya. Ia tidak bisa membiarkan Jihoon mati. Dan kalau dia benar – benar mati di tengah perjalanan, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Daehwi. Jinyoung bangkit dan melanjutkan perjalanannya. Ia berhasil menemukan obat untuk Jihoon dan mengumpulkan sedikit perbekalan.

Jinyoung akhirnya sampai dan segera menerobos kamar Jihoon. Guanlin, Daehwi, dan Jisung berada di sana. Jihoon berada dalam pelukan Guanlin. Ia masih tertidur lelap dan nafasnya naik turun dengan pelan. Pipinya memerah karena demamnya. Mata Jinyoung bertatapan dengan Guanlin dan Jinyoung tersenyum, ia menunjukkan kantong obat yang ia bawa. Jisung menghela napas dan bergegas memeluk Jinyoung.

"Berikan obat ini pada Jihoon 4 kali dalam satu hari hyung, Jihoon akan baik – baik saja."

Mata Jisung berkaca – kaca ketika menerima obat itu dari Jinyoung. Ia memeluk JInyoung dengan erat dan membisikkan terima kasih lalu berlari kembali ke ranjang Jihoon. Guanlin, Jinyoung, dan Daehwi ada di sana ketika Jisung membangunkan Jihoon dan menyuapi obat itu dengan lembut. Daehwi memeluk JInyoung dengan mata berkaca – kaca. Ia bahagia karena Jinyoung kembali dengan selamat, sekaligus membawa obat untuk Jihoon. Ia meninggalkan kamar Jihoon, mengatakan akan menyiapkan makanan dan air mandi untuk Jinyoung. Guanlin berjalan keluar dan beberapa saat kemudian Jinyoung memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Ia tak sengaja melihat Guanlin di ujung Lorong, dan ia sangat kaget melihat beberapa luka bakar di lengan dan dada Guanlin.

The Dark Winter - PanwinkWhere stories live. Discover now