8

18 5 0
                                    

Setelah meminum obatnya, vina merasa mengantuk, ia berjalan ke arah kamarnya, yang masih ada april, tidur di sana.

Vina merebahkan tubuhnya dan tak lama ia pun terlelap dan memasuki alam mimpi nya yang gelap, bisa dikatakan kosong.

***

Ada saatnya kita harus berjuang untuk mendapatkan apa yang kita mau, tapi ada saatnya pula kita harus menyerah untuk apa yang tak mungkin kita dapatkan.

***

Keesokannya april bangun lebih awal dan ia mempersiapkan diri untu pergi ke caffe, tak lupa ia juga memasak untuknya dan vina, setelah matang masakannya, tepat pukul enam pagi april pergi ke kamar vina untuk membangunkan vina.

"Vin, vina bangun uda jam enam, kamu gak kerja, vina bangun" vina mengerjapkan kedua matanya untuk bengun, karena merasa ada guncangan kecil pada bahunya.

"Iya, ini aku bangun" jawab vina dengan berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih mengantuk.

Skipp...

Vina berjalan menuju meja makan yang sudah ada april menunggunya. "Makan vin" ujar april dan vina langsung duduk didepannya, mereka makan dalam diam.

"Vin bareng aku aja ya pakai mobil aku?" tanya april dan di jawab hanya deheman. Setelah makan mereka berangkat bareng, april mengantar vina ke kantornya. Setelahnya ia pergi ke caffe untuk bekerja.

***

april meninggalkan vina di depan kantor tempat vina bekerja. Vina memasuki kantornya dengan memasang wajah dingin.

Ia tak memperdulikan sapaan yang keluar dari para karyawan yang ada di kantor itu.

Ia hanya ingin cepat cepat sampai di lantai teratas dan bekutat dengan berkas berkas daripada meladeni mereka semua.

Sebelum vina menekan tombol lift ada suara yang memanggilnya, dari arah belakang.

Vina memutar tubuhnya menghadap asal suara.

"Vina, kamu tolong bawain ini, dan ikut saya" ujar pak sean yang langsung menyerahkan berkas yang sebelumnya ia bawa, di beri ke tangan vina yang langsung menerima.

Vina menatap orang yang telah menyerakan berkas tersebut langsung berbalik.

Sean berbalik dan melihat vina yang masih menatapnya tanpa beranjak mengikutinya.

"saya tau saya tampan, jadi gak usah segitunya kalau ngeliat, buruan, saya gak punya waktu" ujarnya dengan senyuman tipis dan langsung berbalik meninggalkan vina yang tadinya diam karena penampilan sean.

Dan sekarang vina melongo kaget karena ucapan sean yang terlalu pede.

Setelah tersadar vina langsung laari mengikuti sean yang hampir jauh dari ia berdiam. Tenyata sean mengajaknya ke lift khusus ke ruangan CEO.

'Apa?? jadi ni orang mau ngajak aku naik lift khusus, kan tadi dia bisa bawah sendiri, bela belain dari sini kesana kesini lagi' gumam vina tetapi sean masih bisa mendengarnya karena mereka jalannya hampir bersebelahan.

"saya bisa denger ya vina" ucap sean tanpa melihat yang bikin vina kaget. Mereka memasuki lift. khusus tersebut yang langsung menuju ruangan CEO.

Tingg

"Kamu taruh berkas nya di meja saya, dan kamu bisa  langsung bekerja" ujar sean

Vina meletakkan betkasnya setelah itu ia langsung keluar menuju ruangannya untuk melakukan pekerjaannya.

ruangan vina terbuat dari kaca jadi ia tau jika ada tamu atau CEO nya ingin keluar dan seenggaknya ia tau apa yang terjadi di luar ruangannya.

Karena seenggaknya vina tak menempati tempat yang seharusnya dimiliki sekretaris pada umumnya, seperti meja dan kursi sekretaris yang ada di sebelah pintu ruangan ceonya.

VINA CLARARIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang