5.

27.4K 273 10
                                    

SIAP-SIAP YA. SAYA BIKIN PART INI DEG-DEGAN BANGET :") SEMOGA PARA PEMBACA TERCINTAKU JUGA DEG-DEGAN :")

***

Pamela terkejut dengan perlakuan Randy yang menurutnya berbeda. Biasanya, cowok yang memakai jasanya itu tidak mencium kening. Mencium payudara, betul. Tapi kali ini... Randy terkesan sangat sangat menghargai Pamela.

Pamela kembali menatap Randy, "what was that for?" 

Randy yang melihat tatapan penuh tanda tanya dari Pamela, justru tidak menjawab. Ia berdiri dan menggendong Pamela yang masih berbaring disofa dan membuat Pamela terkejut.

"Wow, udah ronde 2?" Tanya Pamela kaget. Randy hanya mengedipkan satu matanya dan membawa Pamela kekamar......... mandi?

Yap. Pamela juga bertanya-tanya. Maksudnya apa?

"Ndy? Kenapa kesini?"

"Mandi bareng, masuk ke servis lo ngga?" tanya Randy menatap Pamela. Pamela hanya mengangguk. Kemudian Randy meletakkannya didalam bathup dalam keadaan berdiri. Dia melepaskan pakaian seksi Pamela dan pakaiannya. Keduanya sama-sama telanjang bulat. Randy menghidupkan shower dan shower itu langsung membasahi rambut Pamela. 

Dengan cepat Randy bergabung, dan keduanya kini berhadap-hadapan. Saling tatap seiring dengan air shower yang mengucur membasahi tubuh keduanya. Ada tatapan penuh arti yang diberikan Randy begitu pula sebaliknya.

Randy merasa... Pamela tidak pantas menjalani hidup, seperti yang dia jalani sekarang. Gadis ini istimewa. Ada sesuatu dalam diri Pamela yang membuat Randy ingin terus menggali dan mencari tahu. 

Randy merapatkan jarak mereka, dan menggendong Pamela kembali. Menciumnya lembut, membuat Pamela bingung. "Ndy, lo kenapa?" tanya Pamela heran. Perlakuan Randy justru seperti Ia memperlakukan kekasih, bukan wanita sewaan. 

"Jangan layanin cowok lain lagi. Cukup gue aja." Jawaban Randy membuat Pamela membelalakkan matanya. 

***

Alfian terdiam di kamarnya. Dia baru saja sampai rumah dan membelikan silet untuk adiknya bercukur. Lalu dia membuka ponsel. Tidak ada yang menarik, hanya beberapa wanita menawarkan jasanya untuk memuaskan nafsu Alfian. Namun, Alfian merasa tidak tertarik. Kemudian dia mendengar Mamanya berteriak kencang sekali. 

"ALFIAN!!!!! PAPA!!!!!!" 

Alfian yang terkejut buru-buru berlari keluar kamar dan mendatangi sumber suara. Papanya juga yang berada dilantai bawah buru-buru naik keatas mencari Mama.

Begitu dilihatnya apa yang ada dihadapannya, kaki Alfian lemas. Andini tergeletak tak sadarkan diri dengan kedua nadi dipergelangan tangan yang mengucurkan darah. Silet yang dia belikan bukan untuk bercukur, melainkan untuk membunuh dirinya sendiri. Dengan panik Papanya berlari menggendong putri tercintanya, tergesa membawa Andini kedalam mobil.

"Fian, ayo!" Teriak Papa menyadarkan. 

Alfian langsung naik mobil dan menyetir secepat mungkin. Sudah tiga lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah dia lewati. Hampir saja dia ditabrak oleh mobil lain. Alfian menyalakan lampu hazard, klakson, serta lampu jauh berkali-kali. Rasanya dia seperti tidak menginjak bumi. Apa yang menyebabkan Andini sampai melukai dirinya sendiri?

Mamanya di jok belakang bersama Papa sibuk mengikat pergelangan tangan Andini agar darah tidak mengucur. Namun, sebenarnya sia-sia, karena di kamar Andini sudah banyak darah yang mengalir, bahkan sampai keluar pintu kamar.

Begitu sampai, Andini langsung dimasukkan ke UGD. Semua dokter disana langsung menyambut karena teriakan Mamanya begitu mengkhawatirkan. Alfian masih tidak sanggup berkata-kata. Kakinya lemas, bahkan mati rasa. Dia bahkan tidak sadar masuk kedalam UGD. Terdengar suara dokter-dokter dibantu para perawat berusaha mengembalikan kesadaran Andini. 

Teenager's SEX LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang