"Makasih Daddy!" Aku melompat dan memeluknya. "Eummuah! Muah, muah, muah, muah!" Menciumi pipinya kiri dan kanan bergantian. Aku selalu suka kalau menciumnya. Hehe.
"Lexie ...,"
Beginilah sifat manjaku --eh, aku tidak manja-- sifat manisku kepada Daddy yang selalu memberikan apa yang aku minta tanpa harus mengulangnya dua kali.
Daddy membelikan kaus bergambar wajah Sehun untukku!
walau pun kamarku sudah didominasi oleh Sehun.
Aku bersandar pada dada bidangnya yang terbalut kaus tipis berwarna abu-abu. Kubiarkan diriku memeluknya dari samping, mengirup wanginya yang selalu memanjakan hidungku di setiap malam, dan membuatku terlelap tanpa sadar.
D a d d y
"Daddy ...," panggilku pada Daddy yang masih sibuk dengan tumpukan kertas dan laptopnya. Aku bersandar di punggungnya dan hanya memainkan rambut, "Daddy ...."
"Hm?" Hanya deheman. Sedari tadi hanya itu yang kudengar setiap memanggilnya, "Alexie, tolong ambilkan kertas di sana."
Kulirik lembaran-lembaran kertas putih berisi huruf kecil-kecil di sampingku yang membuatku jengkel. Kuambil yang dimintanya dan menyerahkannya pada Daddy, "Terima kasih," aku beralih memainkan ponselku. Sebenarnya aku ingin bermain game, tapi di ponselku tidak ada game sama sekali. Sedangkan di ponsel Daddy terdapat banyak game yang aku sukai.
Tanganku berselancar di atas layar ponsel, bergulir ke sana-kemari membuka Instagram, Line, BBM, dan lain-lain, tetapi aku tetap saja bosan.
Aku meletakkan ponselku dan beralih memerhatikan apa yang dikerjakan Daddy hingga melupakanku. Padahal aku sedari tadi mengganggunya, mulai dari menggigiti kausnya, memeluk erat perutnya, hampir saja aku menggigit miliknya, namun kuurungkan niatku yang satu itu.
Daddy pernah uring-uringan seharian dan menjauhiku karena katanya aku membangunkan miliknya. Padahal aku hanya bercanda dengan menggesekkan daguku di bawah pusarnya. Walau pun aku merasa daguku menggesek sesuatu yang keras aku tetap menggesekkan daguku di sana. Saat itu aku tidak tahu sebelum diberitahu Om David kalau itu titik sensitif Daddy.
Aku yang tiduran di pahanya sambil menggigiti kausnya merasa kepalaku dielus-elus, aku mendongak, menatap langsung rahang kokoh di wajah yang sedang tersenyum itu, "Kau bosan, ya?" Aku mengangguk, memeluk perut Daddy dan menenggelamkan kepalaku, "kalau begitu ayo jalan-jalan!"
Daddy riang sekali mengatakannya. Aku bergumam di perutnya masih menenggelamkan wajahku di sana. Rasanya nyaman, hangat, dan wangi khasnya membuatku betah berlama-lama di sana, "Aku mau berenang," kataku memandangnya dari bawah.
Daddy mengecup keningku singkat dan mengangkatku hingga aku terduduk di pangkuannya, kulingkarkan tanganku di lehernya dan memeluknya. Daddy mengelus-elus rambutku dan menciumi tengkukku, membuatku geli, "baiklah, sayang, kita berenang." Aku tersenyum lebar dan memeluknya hingga aku membuat Daddy tertindih olehku. Kuciumi pipinya kiri dan kanan bergantian karena aku merasa senang sekali.
Cu!
Aku berhenti menciumi pipinya saat Daddy mencium bibirku dan mengikat kedua tanganku dengan satu tangannya, tangan lainnya melingkar di pinggangku. Dirinya berhenti setelah melumat bibirku singkat, dirinya tersenyum setan setelah berhasil membuat jantungku hampir keluar dari tempatnya. Dirinya berdiri setelah aku lari darinya.
***
Minggu yang cerah. Di bawah sinar mentari aku menenggelamkan kaki dan hanya bermain dengan ponselku. Daddy sibuk berenang kesana-kemari dari tadi hingga aku malas memerhatikannya.
"Alexie ...,"
Aku menoleh ke asal suara. Mendapati Daddy tengah menatapku, aku jadi menghentikan kegiatanku dan memerhatikan dirinya yang berenang mendekat.
"Apa, Dad?" Kataku memandang Daddy yang tersenyum dan menyandarkan kepalanya di pahaku.
Pahaku jadi basah.
"Tidak," kepalanya bergerak-gerak menggelitik pahaku mencari posisi nyaman, "istirahat sebentar, capek." Katanya sambil mengirup udara segar. Aku kembali memainkan ponselku dan memotretnya diam-diam.
Klik
Nice pict. Aku bangga dengan kemampuanku. Hehe.
Hyun_ahh_Alexie: Kepalanya aja, yang lain diharamkan!
❤ 2.169 likes
💬 94 commentsAku mengulum senyum membaca komenan unfaedah dari rakyat instagram karena postinganku.
Degem_es: iri kaaaaaakkk! Pengen ihh yaampun gans bangetttt >< @dedegemes @gemesin12 @aku_gemas
Lisa1412: Leona, gue rela jadi emak tiri lo kok *bow
D_N: ^Atas gue jones
Dynas_Ty: ^Aqwh se7 denganmoeh @D_N
Sialan si Lisa, untung teman ya, kalau tidak sudah aku tendang sekuat tenaga. Sudah punya gandengan masih saja mencari perhatian lelaki lain, Daddyku lagi. Huh! Untung ada duo keponakan Daddy.
Hyun_ahh_Alexie: Bacot kalian semua!
Nichunk_kill: Lexie, language.
Kinar_Riyanti: Alex, jangan kasar. Lihat tuh Kevin marah
Mampus.
Lisa1412: Halo, Om >~<. Halo juga, Tante. Apa lo pada?! @Nichunk_kill @Kinar_Riyanti @D_N @Dynas_Ty
Aku menengok ke arah Daddy di seberang sana sedang memainkan ponselnya lalu menatapku dengan wajah datar. Aku mencebikkan bibir. Daddy sangat menakutkan saat marah dan aku tak akan mau lagi melihatnya marah. Daddy mulai mendekat dengan mengangkat tangan membawa ponselnya ke arahku. Mampus aku, mampus!
"Lexie ... jangan diam-diam mengunggah foto Daddy yang tidak pakai baju," katanya menghela napas, padahal aku hanya memotret kepalanya di pahaku. "Daddy juga tak suka kamu berkata kasar apalagi memamerkan pahamu."
"Maaf Daddy," aku kan hobby mengoleksi surga dunia yang sangat langka. Tambahku dalam hati. Aku mengulum senyum menahan gejolak tawa yang sedang berdisko ria mengguncang dunia. Hahaha, Daddy imut sekali kalau sedang cemberut begini. Lucu sekali! Mirip anak kecil. Imut!
Dan sudah menjadi hobby-ku menggodanya. Hehe.
"Lexie ...," Daddy menatapku dan menghela napas, memijit pangkal hidungnya yang mancung, "awas nanti kamu jatuh!" Aku tak peduli. Aku sedikit membungkuk untuk memeluknya. Berapakali pun aku terjatuh, Daddy pasti akan selalu menangkapku. Dan kalau pun aku terluka, Daddy akan mengobati lukaku, menjadi dokter terbaikku dan perawat terbaik di dunia.
Daddy yang terbaik!
"Hehe," aku melompat dan memeluk tubuhnya yang besar, merasakan lengan berisi otot-otot terlatih menangkapku dan mendekapku. Aku bergerak ke belakangnya dan melompat lagi menempeli punggungnya, mencium cepat pipinya dengan tangan melingkar di lehernya.
"Daddy harus mengajariku berenang!"
Dan aku tertawa dengan Daddy yang mengangkatku tinggi-tinggi. Aku jadi berteriak karena Daddy memutar tubuhnya sehingga aku juga berputar mengikutinya.
"Kau tidak bisa berenang?" Tanyanya masih dengan memutarku ke segala arah dengan senyum lebar menunjukkan gigi-gigi putihnya.
"Tidaaaaak!" Aku menjawab dengan berteriak, posisiku saat ini yang menjadi penyebabnya. Dan aku ditertawakan lagi olehnya.
Daddy memang gila!
Dan aku sayang padanya.
*
*
*
Jye Rawr, 18 Februari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy (End)
RomanceKisah seorang anak dengan daddy-nya. Alexie Leona, cewek yang tidak suka disebut manja, dan selalu mencari cara agar dimanja oleh Daddy-nya yang berstatus 'Duda', berparas malaikat dari surga, dengan sifat dingin seperti kutub utara yang meleleh ke...