Kesurupan Di Panggung 1

1.1K 37 6
                                    

WAKTU semasa gue berkerja di perusahaan minuman. Kalau lo berkerja di sana mungkin lo bakal berpendapat "Dunia serasa isinya cowok semua", dan "lo merasa wanita itu langka". Disini menurut gue ibarat STM nya pabrik-pabrik, yang rata-rata 95% isinya cowok semua. Keberadaan karyawati yang ada disini seperti kupu-kupu yang lucu, walaupun mukanya biasa aja.

Tapi ada satu ke enakan tersendiri kerja di pabrik mayoritas cowok itu, Lo bisa ngomongin dan ngelampiasin hobi masing-masing, yang engga bisa di rasain sama pabrik mayoritas cewek, di pikiran gue tentang pabrik mayoritas cewek itu, pasti yang mereka debatin itu gak jauh antara "LUPA SEN KANAN sama SEN KIRI" bahasnya paling itu aja.

Beda dengan di sini yang banyak komunitas-komunitas hobi para cowok, tapi sayang nya gue ini engga punya bakat dan motivasi mengenai hal apapun, Yang gue kuasai cuma lomba tidur paling cepat, dan mungkin itu satu-satunya bakat dan hobi gue, tapi semuanya berubah setelah negara api menyerang.

Di suatu hari pada waktu jam istrahat gue sedang berjalan menuju tempat perokok, tiba-tiba ada yang manggil-manggil nama gue dari kejauhan.

"Oi!! Fer ke sini lu" kata temen gue, sambil mengibas tangannya.

Gue celingak celinguk kebingungan lalu berjalan ke arah sumber suara.

Dan gue lihat di situ ada temen gue yang namanya : OVIE, KANJUT*, CUNGKRING, dan KASUN.
*(Kanjut nama panggilan dia, karena menurut rumor yang beredar tititnya itu kecil kayak rokok kretek eceran)

"Ada apa Vie" kata gue yang mulai menghampiri.
"Gak ini kita lagi mau iseng-iseng pengen ngeband" kata ovie.
"Kita mau ngajakin elu" kata kanjut.

Mendengar pernyataan mereka itu, seperti menyuruh gue buat mainin KECREKAN BANCI yang terbuat dari tutup botol soda, karena menurut gue itu alat yang paling mudah di mainin.

"Oke aja, tapi gue gak bisa main alat musik, paling nyanyi" kata gue dengan tidak yakin.

"Iya gue mau minta lu jadi vokal karena, suara lu lumayan bagus, makanya ngajak elu" kata ovie.

Bayangan gue tentang Kecrekan mulai hilang pelan-pelan. Dan gue mengiyakan ajakan mereka.

"Ya udah oke, sore pulang kerja di studio deket parkiran kan" kata gue.

"Oke sip" mereka kompak dan tanpa lama kami pun membubarkan diri.

Setelah jam pulang tiba, kami yang sudah di dalam studio, mulai memposisikan diri : OVIE lead guitar, KASUN guitar, CUNGKRING drum, GUE vokal 1, KANJUT bass.

Kami bermain tanpa ada halangan, walau pun cara bernyanyi gue kurang baik dan harus banyak di latih lagi, tapi kami semua tampak asik-asik aja.

Satu jam di dalam studio tertutup ditambah ac yang rusak, membuat kami kepanasan, tak lama itu kami pelan-pelan mulai gelisah mencium bau busuk tidak di undang yang menyengat menuju hidung pakal pusat, karena pengap baunya itu bercampur dengan keringet kita yang kepanasan dan beol manusia, tanpa pikir panjang kami pun bergegas keluar studio dan merasa ingin jackpot seketika,

"Oeeekkk Bau" kata gue dengan ekspresi muka tak berbentuk.

"SETAN SIAPA SIH YANG KENTUT!!" Ovie teriak kesal sambil menutup hidung.

"Air Ambil AIR Gue keracunan". Kata kasun dengan muka merah dan berlari menuju sumber air sudekat,

"OOOEEEkKKK AAAiR" kata Cungkring sambil mengeluarkan sisa nasi bungkusnya dari perutnya,

"Sory gue kentut, kirain engga bau" kanjut dengan senyum manis polosnya,

"Kayanya bukan kentut' lu beol ya?!!" kata ovie masih kesal.

"Sumpah itu kentut!!, gue nahan beol dari tadi" kanjut yang enggan di salahkan,

"Ya udah gue beol dulu ya" lanjut kanjut polos sambil melangkah menuju Toilet.

Kami yang masih di luar enggan masuk studio, karena udaranya amat berbahaya, perlahan gue melihat kondisi cungkring sepertinya paling menderita di antara kita berempat, kami mulai membantu dia dengan kepayahannya.

Karena kejadian ini kami memutuskan untuk tidak melanjutkan, dan memilih pulang.

Setelah hal yang terjadi kemarin, gue pun semakin akrab dengan mereka, walau pun hari ini bakal ada seseorang yang akan di bully habis-habisan.

Di suasana pabrik yang berisik oleh suara mesin. Kami yang sedang memasukan botol minuman kedalam box karton, sedikit berbicang di sela perkerjaan.

"Jut' pantat lu beracun parah!!" kata ovie.

"Nuklear juga kalah jir"gue simpel.

"Sorry, sorry dah, gue itu gak bisa nahan" kata kanjut dengan muka bersalah.

"Emang makan apaan sih, nyampe bau gitu?" kata kasun.

"Lu beol di celana ya? ". Ovie simpel.

"Kentut sumpah!!" kata kanjut.

Kami yang terus menghujani Kanjut dengan bully-an pun mulai lebih akrab, alhasil gue mulai menyukai musik dan menjadikan salah hobi baru gue, namun keahlian gue yang minim mengharuskan gue berlatih lagi.

Pada waktu yang lain, gue yang sudah sering bermain musik dengan mereka ini, akhirnya gue berniat meminta bantuan Ovie untuk melatih gue bermain gitar, hingga dia pun bersedia dan menyuruh gue untuk datang ke rumahnya.

Hingga datang hari yang di janjikan tiba. Jam 7 Malam gue mulai berangkat ke rumah nya. Walaupun terdengar kayak mau ngapelin cowok semoga ovie tak berpikiran sama kayak gue.

Selang berapa lama di jalan, gue kebingungan menemukan lokasi hingga tersesat.

"Hallo, hallo vie lu di mana?" tanya gue dengan nada cepet lewat telpon

"Gue di rumah lah, Harusnya gue yang nanya, elu di mana?"
Jawab ovie santai.

"Oh gitu ya, gue lagi gatau di mana, pokoknya kaya kebun semua, cepet ke sini gue mulai merinding kaya uji nyali." jawab gue yang mulai panik campur keringet dingin dan bau ketek.

"Elu mau jiarah ke siapa? Kelewatan oi,, itu mah mau ke makam bego, haha." jawab Ovie yang seneng gue uji nyali.

"Ya udah gue tunggu dimana cepetan?" kata gue yang terburu-buru.

"Tunggu di mini market deket pertigaan, tar gue ke situ." kata Ovie.

"Ya udah gue kesitu,TUUT". Kata gue menutup telpon, langsung nyalain motor buru-buru, ingin meninggalkan daerah yang sudah tidak bersahabat ini.

Setelah mendapatkan tempat sesuai perjanjian, kita pun ketemu, gue diajak lah ke rumahnya, kita langsung ke arah kamarnya.

" Wow !! kamar lu keren, banyak koleksi-koleksi musik, kaya toko" kata gue, yang sambil ngebandingin sama kamar gue yang cuma ngoleksi jigong-jigong tercipta bersemayam di bantal gue,

"Iya gue suka banget sama musik" kata ovie yang tangannya mulai mengambil gitar di sudut kamarnya.

"Gue juga lagi ngumpulin uang, buat beli efek guitar yang bagus." lanjut dia sambil mainin gitar dengan jari yang melengkung dan menukik deras.

Disitu Gue gak tau apa yang dia omongin, gue cuma bisa melongo sambil manggut-manggut ga jelas, mungkin ini efek gue terlalu Bego untuk paham. Setelah itu mulailah dia menggurui gue bermain guitar, sedikit-sedikit gue mulai mengerti, walaupun jari-jari gue masih kaku, seperti ABG labil yang terserang stroke ringan.

Jangan lupa klik favorit guys!!

BegomanWhere stories live. Discover now