Bagian 2

1.1K 80 1
                                    


15 tahun kemudian

Suara gemericik air hujan yang turun dari langit. Menghantarkan udara dingin didalam kamar bernuansa hitam gold itu. Terlihat sesosok laki-laki tampan tengah duduk di tepi ranjangnya yang mewah. Stelan jas mahal serta sepatu fantofel mahal terlihat pas melengkapi penampilannya. Lelaki tampan berusia 25 tahun itu duduk di tepi tempat tidur king size-nya menatap kearah bingkai yang kini berada di tangannya. Senyum kecil nan lembut terpatri kala ia menatap foto tersebut meski ada gurat kesedihan tercetak di sana.

"Eomma.. sehunie bohoshipoyo"

.
.
.

Langkah kaki pemuda tegap itu masih setia menapak di area pemakaman. Tangan putih pucatnya menggegam setangkai bunga mawar. Ia terus berjalan melewati deretan makan yang berjejer rapi. Hingga akhirnya berhenti disebuah makam bertuliskan i'm yoonA.
Setengah berjongkok tangannya terulur meletakkan mawar yang ia bawa di dekat tulisan nama itu terukir. Sebuah senyum ia sunggingkan meski tipis hampir tak kentara. "Annyeong eomma"ucapnya penuh kerinduan

.
.

Awan cerah menghantarkan udara panas yang cukup terik di siang ini. Langkah kaki Sehun terdengar mantap memasuki bandara internasional Tokyo. Sambil menarik kopernya ia menengadahkan pandangannya ke langit biru Tokyo yang mungkin tak akan dapat lagi ia lihat beberapa Minggu kedepan. Tampa sadar likuid bening menetes dari matanya. Yang dengan segera ia hapus.
Ia tak boleh bersedih. Ia benar. Ia tak boleh bersedih. Karena sebentar lagi ia akan kembali ke korea. Tanah kelahirannya.. untuk bertemu appa dan hyungnya
"Sayonara Tokyo..hahh..aku pasti akan merindukan kota ini. Eomma Sehun pergi ne"ucap Sehun sebelum melangkah masuk ke dalam bandara.

Skip time

"Yak choi Suho"suara bernada tinggi terdengar memasuki ruang kerja Presdir bernama oh Suho. Menoleh sejenak untuk melihat siapa pengganggu ketenangannya dipagi hari. Suho berdecak malas setelahnya. Ia kembali menekuni pekerjaannya.. mengabaikan namja tinggi yang kini berjalan mendekati mejanya dengan ekspresi kesal
"Yak choi Suho!"ucap Chanyeol sekali lagi
Membuat Suho menatapnya
"Ne ada apa park Chanyeol?"tanya Suho santai
"Apa yang kau lakukan semalam hah! Mengapa kau tak datang!"
"Aku semalam lembur"jawab Suho santai
"Yak namja pabo!"sebur Chanyeol "apa kau lupa semalam kau berjanji menemui
Ji-won temanku..dia itu sudah menunggu mu direstaurant!"
Suho menghela nafas. Untung ia orang yang sabar..kalau tidak ia sudah mengusir sahabatnya ini sejak tadi karena dengan seenaknya memarahi Presdir sepertinya di kantornya sendiri.

"Chanyeol-ah..semalam pekerjaan ku menumpuk..jadi aku harus lembur untuk menyelesaikannya..aku minta maaf jika semalam tidak datang menemui temanmu itu"ucap Suho
Chanyeol mendesah lalu menjatuhkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan Suho "kau tau..dia marah padaku..dia bilang aku tak serius menjodohkan kalian"ucap Chanyeol
"Kalau begitu nanti aku akan menelponnya dan mengatakan bahwa semua itu bukan salahmu..itu salahku. Akulah yang tidak bisa datang..dan akulah yang tak bisa meneruskan hubungan kami"
"Hahh..apa kau serius dengan ucapanmu. Maksudku ayolah Suho-ah kau ini sudah 25 tahun..mau sampai kapan kau tak memiliki kekasih"ucap Chanyeol
"Aku tidak tau.. tapi rasanya aku belum siap memiliki kekasih..kau tau sendiri kan bagiku sekarang yang terpenting adalah menemukan dongsaeng dan eommaku.." ucap Suho sedih
Chanyeol tersenyum simpati. Ia tau bagaimana kerasnya usaha Suho selama ini untuk menemukan sehun dan eommanya meski 15 tahun telah berlalu. Suho tak pernah menyerah.
.
.
.

Sehun melangkahkan kaki. Keluar dari bandara Incheon airport. Matanya terpejam. Senyumnya terukir "hahh..udara Seoul memang berbeda'"ucapnya
Sehun segera menghentikan taksi. Lalu masuk kedalam "ajjushi..bisa tolong antar aku ke alamat ini.."sehun menyebutkan sebuah alamat
Sang ajjushi supir taksi mengangguk
Lalu taksi itu pun berjalan pergi
.
.
.

My Brother Choi SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang