Tanpa Kepastian

FLASBACK

Waktu itu tinggal menghitung hari untuk melaksanakan UN SMP. Saat aku les guru MTK ku menyuruhku untuk duduk dengan Mirza. Orangnya sih asik tapi baperan setiap kali aku bilang agak manis gitu dia udah memikirkan yang aneh-aneh bahkan dia pernah berkata kalau dia menyukaiku padahal aku berharap dia itu sahabat toh juga aku udah punya pacar.

Tiba-tiba Dio berjalan melewati kelasku dan dia melihatku duduk bersama Mirza. Dia terlihat sangat marah. Padahal sih aku duduk dengan Mirza kan di suruh lagian gua orangnya setia!! Gua tuh dah sangat banget ama Dio yaa mana mungkin lah gua selingkuh toh hubungan kita udah 2 tahun lebih masa cuma gara-gara kaya gini di permasalahkan

Bel pulang sekolah sudah berbunyi..Dio dengan segeranya keluar dari kelasnya dan menghampiriku..emang sih gua lihat dia marah tapi masa sih cuma gara-gara itu dia marah..

Dia langsung bilang ke aku "kalau mau mempertahankan hubungannya jangan dekat-dekat sama Mirza lagi"..gua kan bingung mau jawab apa padahal Mirza itu sahabat gua..akhirnya gua jawab "apaan sih lo..cuma masalah gitu doang kamu marah..kamu tahu kan Mirza itu sahabatku mana mungkin aku jadian sama dia!! Kita ini udah lama pacaran..jangan cuma masalah sepele gini hubungan kita renggang" dia menjawab perkataanku malah dia malah meninggalkanku dan keluar dari kelasku.

Aku terlihat bingung..kenapa sih?? Dia terlihat marah segitunya..emang gua akui Mirza pernah suka sama aku tapi kan sekarang kenyataannya di udah bisa move on dan hubunganku sama dia udah lama..apa dia mau pisah cuma masalah gini

Dert..dert..dret..aku mencoba menghubungi Dio dan chat dia tapi tidak ada balasan..boro-boro balasan ngangkat telpon dari aku aja tidak diterima..aku memang dalam situasi bad mood karena apa?? Tinggal 2 minggu lagi UN dilaksanakan dan aku juga harus mempersiapkan dan di tambah masalah kaya gini..

Sesampai di sekolah aku sangat malas sekali..tiba-tiba sahabatku Ruhil tanya " kenapa kamu kaya gitu?? Ada masalah yaa sama Dio?? Ceritalah kalau itu membuat kamu lebih enak..dan kalau aku bisa bantu pasti aku bantu" aku hanya bisa menggeleng karena apa aku malas bercerita banyak banget yang gua pikirkan..gua cuma bisa nangis aja di saat gua banyak pikiran..beberapa menit kemudian akhirnya aku mau bercerita "kemarin kamu tau kan bu Anik nyuruh aku sebangku sama Mirza, kamu juga tau kan dia itu sahabatku..dan pulang sekolah kemarin dia nyemperin aku dan bilang jika mau mempertahankan hubungan ini aku harus menjauhi Mirza. Apa maksud semua itu dia tidak bisa menjelaskan hil??" Kemarin juga aku sudah beberapa kali bahkan berkali-kali menghubungi dan mengirim pesan kepada dia tapi tidak di reken sama sekali..aku cuma butuh penjelasan doang..aku harus gimana??" Tolong aku lah hil..apalagi ini kita juga mau ujian nasional..

Tanpa aku sadari air mata ini jatuh dengan sendirinya awalnya cuma beberapa tetesan tapi lama kelamaan banyak butiran tetesan di mataku ini..sampai temanku saja gak tega lihat aku termenung kaya gini.. aku bingung, bimbang harus berbuat gimana??

****

Setelah 4 hari kemudian..aku berniat untuk menemui dia di kelasnya karena kalau kaya gini terus masalah tidak selesai..setelah sampai di depan kelasnya..badanku agar gemetar dan sulit untuk berjalan karena apa?? Karena dia sedang berduan sambil berpelukan bersama temanku sendiri bahkan aku udah nganggap dia teman baikku..betapa hancurnya aku saat itu melihat adegan yang tak mungkin aku bisa bayangkan selama ini. Dio dan temanku langsung melihat ke arahku tak usah di tanya keadaanku saat ini seperti apa. Air mata dengan derasnya menetes di pipiku dan badanku lemas juga bergetar..Dio langsung menghampiriku dan berkata "maaf hubungan kita cukup di sini saja karena kamu tidak mau menuruti kemauanku  dan terima kasih atas 2 tahun ini" seakan-akan perkataannya itu seperti petir yang menyambar hatiku..sakit!!sangat sakit!! Ya allah apakah aku harus tegar dalam setiap ujianmu..

Udah dulu yaa..ceritanya di lanjutkan di part selanjutnya😊😊maaf ceritanya agak kurang jelas masih belajar..dan jangan sedih bacanya..author aja yang ngalamin udah biasa