Udara malam yang begitu dingin, membuat Dustin merasa malas untuk melakukan apapun. Dia membaringkan tubuhnya di tempat tidur sambil menerawang menatap langit-langit kamarnya.
"Hmm ... begitu. Lalu apa kau pernah berpacaran sebelumnya? Atau mungkin ada wanita yang kau sukai?"
Pertanyaan Dena tadi siang tiba-tiba terlintas di ingatan Dustin. Dia tidak menyangka Dena akan menanyakan itu. Dan yang membuat Dustin terkejut, pertanyaan Dena itu telah membuatnya mengingat sesuatu. Sesuatu yang sebenarnya sama sekali tidak ingin dia ingat.
Jika membicarakan tentang wanita yang pernah disukai Dustin, tentu saja Dustin pernah memilikinya. Seorang wanita yang begitu dicintai oleh Dustin, namun Dustin sangat menyadari wanita itu tidak akan pernah menjadi miliknya karena dia sudah menjadi milik orang lain.
Selama ini Dustin selalu berusaha untuk melupakan wanita itu, itulah sebabnya dia tidak pernah berkomunikasi dengan teman-teman kuliahnya dulu. Ya ... wanita itu adalah salahsatu teman kuliahnya. Alasan Dustin menghilang dan tidak pernah menghubungi teman-temannya karena satu alasan, dia tidak ingin bertemu ataupun mendengar nama wanita itu yang akan membuat Dustin kembali merasakan sakit di dalam hatinya karena tidak bisa memilikinya.
Akan tetapi ... pertanyaan Dena tadi membuat Dustin kembali mengingat wanita itu. Dan entah kenapa saat ini Dustin begitu ingin mengetahui kabar wanita itu. Sudah dua tahun berlalu ketika terakhir kali dia berkomunikasi dengan teman-temannya.
Untuk kali ini saja Dustin merasa begitu ingin mengetahui keadaan wanita itu dan juga teman-temannya. Karena itu dia beranjak bangun dari tempat tidurnya dan berjalan mendekati komputer di atas meja. Dustin merasakan keraguan di dalam hatinya untuk menyalakan komputer itu. Tapi keinginannya yang begitu besar untuk mengetahui keadaan wanita itu telah berhasil mengalahkan keraguan di dalam hatinya itu.
Perlahan Dustin menyalakan komputernya dan duduk di sebuah kursi tepat di depan komputernya.
Setelah komputer itu menyala, Dustin membuka emailnya. Dustin membuka kedua matanya dengan lebar ketika dia melihat begitu banyak pesan dari teman-teman kuliahnya. Sebenarnya selama ini Dustin sering membuka akun emailnya tersebut namun tidak pernah sekalipun dia membuka inbox atau pesan yang masuk ke emailnya itu.
Begitu banyak pesan masuk dari teman-teman kuliahnya. Namun dari sekian banyak pengirim email itu, hanya satu nama yang terus dipandangi oleh Dustin. Dia ingin membuka dan membaca pesan itu tapi keraguan sempat menjangkiti hatinya.
Setelah diam cukup lama sambil menatap nama pengirim email itu, akhirnya rasa penasaran Dustin berhasil mengalahkan keraguan di dalam dirinya. Dia pun membuka dan membaca isi dari pesan itu.
To. : Dustin
From : Freya
Hai ... Dus...dmn kau skrg? Knp kau tdk prnh mnghbungi kmi lg?
To : Dustin
From : Freya
Apa kau baik2 sja? Hbungi aku jk kau sdh mmbca pesan ini ... OK?? ...
To : Dustin
From : Freya
Aku mngkhawatirknmu ... tlong kbari aku scpatnya ...
Satu persatu isi pesan itu terus dibaca oleh Dustin. Begitu banyak pesan singkat yang dikirimkan Freya pada Dustin, namun satu isi pesannya yang membuat Dustin terkejut dan mulai panik.
To : Dustin
From : Freya
Aku mmbencimu Dus ... kau sdh melupaknku ... aku mmbtuhknmu tp kau tdk ada dsini. Jk kau msh mengcuhknku, aku bnr2 akan mmbncimu dan tdk akan mmaafknmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP (COMPLETED)
Mystery / ThrillerChapter sudah dihapus karena pindah ke dreame/Innovel Bagaimana rasanya jika persahabatan berubah menjadi cinta, dan orang yang dicintai itu memilih bersanding dengan orang lain? itulah yang dirasakan Dustin. Perasaan cintanya pada sahabat dekatnya...